30

7.1K 626 13
                                    

Leon memikirkan kata-kata Andin, apa benar ia mulai jatuh cinta. Playboy jatuh cinta? Nggak elit amat, pikirnya.

Kalau benar ia mulai jatuh cinta pada Feby, artinya ini sejarah pertama dalam hidupnya, menyukai cewek lebih dahulu. Biasanya cewek duluan yang naksir padanya. Selanjutnya ia hanya menanggapi.

Tak ada salahnya memberikan kebahagiaan pada cewek-cewek itu, barang seminggu dua minggu, pikirnya. Ia 'kan  tipe pria yang suka membahagiakan wanita hehe ... Itulah alibinya selama ini jika ditanya kenapa ia sering sekali berganti pacar. Jawabnya adalah karena ia suka berbagi kebahagiaan.

"Baiklah, Feby. Ini saatnya gue berbagi kebahagiaan sama lo."

Leon berjalan ke dapur, berniat menyusul Feby.

***

"Lagi apa?"

Feby kaget dan menoleh ke belakang, sudah ada Leon dengan senyumnya, yang manisnya nggak ada akhlaq.

"Kamu ngagetin aja, Mas. Ini aku lagi ngupas melon."

Leon merebut pisau yang dipegang Feby, membuat Feby kaget dengan ulahnya.

"Kamu mau ngapain, Mas? Sini balikin pisaunya."

"Biar aku yang motong," ujar Leon yakin.

"Emang kamu bisa?"

Giliran Feby yang tak yakin. Ini melon bahan sorbet untuk dijual, bukan untuk dikonsumsi sendiri. Walaupun kafe ini milik kakak Leon, tetap saja kalau ada yang tak beres ia yang akan dimarahi.

"Bisa, motongin melon doang, bukan nyembelih ayam."

"Tapi, Mas ...."

"Kaki kamu 'kan masih sakit."

"Aku motong pakai tangan, Mas. Bukan pakai kaki!" bantah Feby.

"Udah, jangan bawel." Leon mulai memotong melon itu.

"Eh, cuci tangan dulu, Mas. Mana tau kamu habis ngupil."

"Anggap aja penambah nutrisi. Upil gue mengandung yodium."

Tiba-tiba Leon menggendong Feby dan meletakkannya di atas meja dapur. Feby menjerit kecil karena kaget.

"Eh, kenapa aku diletakin di sini, Mas?"

"Biar nggak ilang."

Feby mencebik mendengar jawaban Leon. Ilang? Dipikir ia perabot kecil yang mudah terselip apa?

"Tapi ...."

Feby melihat sekelilingnya, ia malu karena di dapur ini tidak hanya ada mereka berdua. Ada pegawai lain juga yang sedari tadi memperhatikan ulah Leon sambil tersenyum tertahan. Bagaimanapun juga Leon adalah adik bos yang harus mereka hormati.

"Udah, jangan cerewet, kerjaan kamu cuma ngawasin aku, oke?" Tanpa sadar Leon mulai menggunakan mode panggilan aku-kamu kepada Feby.

Feby mengawasi Leon yang sedang mengupas melon dengan was-was.

"Mas, jangan ketebelan ngupasnya. Nanti mubadzir."

Feby mengambil kulit melon yang dikupas Leon, ia menggigiti daging buah yang masih menempel di kulitnya. Sayang.

"Jangan makan yang itu, makan yang ini aja." Leon menyuapi Feby dengan sepotong melon yang baru diirisnya.

Feby gugup hendak membuka mulutnya, ia canggung karena baru pertama disuapi cowok.

"Tangan gue bersih, kan lo lihat sendiri udah cuci tangan?"

Dengan canggung Feby membuka mulutnya, Leon menyiapkan sepotong melon padanya.

"Manis?"

Feby mengangguk, sebenarnya ia kurang bisa merasakan melonnya. Ia hanya fokus pada rasa gugupnya saja.

"Bagus, ya! Gue cariin taunya lagi pacaran di dapur gue."

Tiba-tiba Andin datang menghampiri, ia menggeplak punggung Leon. Btw Andin adalah tipe kakak yang suka menganiaya adiknya.

Feby yang kaget melihat kedatangan Andin jadi tersedak melon. Leon dengan sigap mengelus punggungnya.

"Lo nggak papa?"

"Nggak papa, Mas."

Leon segera mengambilkan air minum untuk Feby. Segala tingkah lakunya tak luput dari perhatian Andin.

"Nel, lo ikut gue bentar."

Leon berpamitan pada Feby untuk mengikuti Andin ke luar dapur.

***

"Kenapa, Kak?"

"Ini ada uang seratus ribu, ntar lo ajak jalan Feby, sekalian lo tembak dia." Andin mengulurkan selembar uang merah kepada Leon.

"Seratus ribu dapat apaan?"

"Lo ajak dia makan kaki lima aja."

"Apa? Gue nggak pernah ya ngajak cewek makan kaki lima, nggak level."

"Sekarang 'kan lo lagi miskin, nyadar lo!"

"Tambahin 400 ribu."

"Iya-iya. Tapi lo harus nembak dia ya?"

"Kok lo tiba-tiba nyuruh gue jadian sama dia? Bukannya lo dulu ngelarang?"

Andin mulai menyadari ada sesuatu yang aneh anatara Tama dan Feby.

"Gue berubah pikiran, ada baiknya lo jadian sama dia. Biar gue nggak ada saingan dapetin Mas Tama. Gue dapet kakaknya, lo dapat adeknya, gimana?"

My Abang, My Crush (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang