Bab 31

343 23 7
                                    

"Kau pikir aku perduli kepadanya?"

"Ahaha.. kau memang pandai dalam hal menyamar."

"Tentu saja! Kau sendiri bisa saja tertipu."

"Wahhh.. benarkah? Saya harus waspada jika begitu."

Samar-samar gua mendengar perbincangan itu, perlahan.. gua membuka mata. Masih buram, gua coba berkedip dan...

"Rosse?" Ucap gua spontan. Rosse dan seorang pria menoleh.

"Pak Yanto?" Ucap gua lagi. Sedikit terkejut melihat penampilan pak Yanto situkang kebun itu yang sekarang terlihat berbeda.

"Wah.. sudah bangun ternyata." Seru pak Yanto seraya berjalan pelan kearah gua.

Tapi tunggu, gua dimana? Kenapa badan gua gak bisa gerak? Ah sialan! Gua terikat diatas kursi. Apa maksud semua ini?

"Pak.. ada apa sebenarnya?" Tanya gua mencoba bersikap biasa saja.

Pak Yanto tersenyum tipis, senyum yang menurut gua banyak mengandung arti yang tidak baik.

"Kau tidak perlu tahu." Jawabnya.

"Lepaskan saya pak, kenapa saya diikat?"

"Karena kau barang berharga."

"Hah? Barang berharga?"

"Sudahlah! Tidak perlu banyak tanya."

Gua bingung, gua natap ke Rosse yang cuma diam berdiri dikejauhan sana.

"Rosse.. apa maksud semua ini?" Tanya gua sedikit dengan nada tinggi.

Rosse hanya diam, gadis itu terus saja menunduk tanpa mau menatap gua.

"Jelaskan Rosse!" Teriak gua.

Brakkk!

"Diam kau!"

Gua langsung diam saat pak Yanto menendang kaki kursi dengan keras.

Lalu, beberapa saat kemudian pak Yanto tertawa menyeramkan.

"Hahaha.. kau memang anak yang bodoh!" Katanya yang bikin gua menoleh kearah dia yang berada disebalah kiri gua.

"Rosse sudah berada dipihak saya." Racaunya tak jelas.

"Jangan bilang.. pak Yanto ini adalah orang yang.." gua menggantungkan ucapan gua sambil melirik Rosse.

"Yah, apa yang kamu pikirkan itu benar."

Gua natap Rosse gak percaya. "Lo menghianati gua?" Tanya gua natap Rosse.

Rosse masih diam.

"GUA TANYA! LO MENGHIANATI GUA?" teriak gua kencang.

"JAWAB GUA!"

"JAWAB GUA ROSSE!"

"IYAH!" Sahut Rosse dengan berteriak dan menatap gua tajam.

Gua natap Rosse gak percaya, "kenapa? Kenapa lo lakuin ini?"

"Kamu pikir, setelah aku tertangkap aku akan dengan mudah melepaskan diri? Tidak!"

"Jangan bilang.. lo gunain gua sebagai pengganti?" Tebak gua, pikiran gua mulai kacau.

"Maafkan aku Al, nyawa dan karirku lebih penting." Jawab si Rosse yang bikin gua ternganga gak percaya.

Hening beberapa saat, hingga akhirnya pak Yanto buka suara.

"Rosse adalah seorang intel yang menyamar, dia ditugaskan untuk mencari bandar narkoba yang bernama Otnay Ardikri, dan itu adalah saya." Cerita pak Yanto dengan bangganya.

Rahasia Rosse (END)Where stories live. Discover now