Namun ternyata dugaanku salah, perempuan itu baru saja keluar lift dengan wajah panik sembari menggenggam ponselnya.
"Kenapa Ne?" tanyaku.
Sejenak Ane menatapku kemudian memandangi ponsel di tangannya lagi. "Cincin aku ketinggalan," katanya gusar. Refleks aku langsung melihat jemari Ane yang polos tanpa tersemat cincin pernikahan kami. Aku tersenyum getir. Ada rasa nyeri saat menyadari Ane tak lagi memakai cincin pernikahan kami. Berbeda denganku yang sejak awal tidak pernah mencopotnya meski pernikahan kami—mungkin—tinggal sebentar lagi. Lagi pula untuk apa Ane mengenakannya? Ane tidak sebodoh aku.
"Ketinggalan di mana?"
"Mobil," jawabnya singkat.
"Halo Mik. Bantuin hubungin Arga dong, dia kayaknya belum bangun. Cincin gue ketinggalan di mobil dia ... Di pouch makeup gue. Kemarin gue keluarin, kayaknya ketinggalan di joknya ... Iya iya, nanti tolong bilang langsung kasih ke gue ya, cincinnya aja. Pouch-nya titip ke lo aja ... Sip thank you Beb," ujar Ane dalam teleponnya. Arga? Semalam Ane bersama Arga? Aku tidak salah dengar kan? Arga Mahendra kah? Aku tidak punya nyali untuk sekadar bertanya pada Ane.
"Sorry ya," kata Ane padaku setelah menutup teleponnya.
"It's okay. Aku masih pakai kok," jawabku sebelum kemudian kami berjalan beriringan memasuki ballroom.
Ane sangat cantik. Tubuh mungilnya tampak anggun dengan balutan kebaya beludru hitam Jawa Tengah. Rambutnya dikonde dan riasannya sangat apik. Semua terlihat pas di tubuh Ane. Rasanya aku ingin merengkuh tubuhnya dalam pelukku. Namun aku tak bisa, kesempatan itu sudah kusia-siakan. Hanya sesal yang kurasa, dan dengan hitungan hari, mungkin surat gugatan itu akan sampai padaku. Seperti apa yang sudah pernah dikatakannya, Ane akan menceraikanku setelah Anya menikah. Berarti tinggal menghitung hari saja kan?
"Make it perfect, Ta. I beg you," gumam Ane kemudian menggamit lenganku mesra.
"Ane sama Genta foto dulu dong. Kemarin kan nggak ada foto yang pakai busana Jawa," kata Papa. Jadilah aku dan Ane yang foto pertama. Fotografer mengarahkan gaya kami. Ane berdiri di depanku sementara aku sedikit di belakangnya dengan tangan yang melingkar di pinggangnya.
"Mbak dan Masnya coba saling bertatapan," perintah sang fotografer.
Aku menurutinya dan kemudian menatap Ane. Hatiku mencelos memandang manik mata Ane. Mata yang sangat kurindukan. Mata penuh keteduhan yang selalu membuat jiwaku tenang. Mata seorang perempuan yang sudah kusakiti hatinya dan kurusak kepercayaannya.
Ada rasa takut saat menatap Ane seperti ini. Tatapannya sudah berbeda. Matanya menatapku dengan berani dan menyiratkan pesan bahwa perempuan itu kini sudah bangkit. Aku tidak lagi melihat cinta dalam dirinya. Aku tidak lihat lagi tatapan penuh damba darinya.
"Belekan lo Ta. Mandi bersih nggak sih?" kata Ane setelah selesai difoto dan membuatku salah tingkah.
***
Anya dan Dika sudah resmi menjadi suami istri tiga jam yang lalu. Selanjutnya, resepsi akan diadakan nanti sore. Waktu dari siang hingga sore adalah waktu bebas yang dapat kami gunakan untuk beristirahat di kamar masing-masing, bercengkerama dengan keluarga besar, maupun touch up—bagi perempuan. Di sinilah aku dan Ane berada, dalam satu kamar namun saling berjauhan. Ane di atas kasur sementara aku selonjoran di sofa. Ane sudah mengganti kebayanya dengan kimono sementara aku mengenakan kaos oblong putih dan celana panjang hitam. Tadi kami kembali ke kamar setelah satu per satu keluarga mulai pamit istirahat siang di kamar masing-masing.
Ini adalah waktu yang berat bagiku. Aku sudah menyusun semua poin-poin untuk kubicarakan pada Ane. Namun lidahku seakan kelu. Ane membuatku ciut. Perempuan itu seakan mendominasi. Beberapa kali aku memulai topik bicara ke arah hubungan kami, semuanya berujung dengan pengalihan topik oleh Ane. Ane menjadi irit bicara. Perempuan itu sejak tadi sibuk menonton video dari gawainya.
YOU ARE READING
The Only Exception [END]
RomancePesahabatan yang dibangun Ane, Genta, dan Karen hancur lebur kala Karen-calon istri Genta-secara tiba-tiba membatalkan pernikahan saat persiapan sudah rampung 85%. Sakit hati Genta yang begitu mendalam serta kekecewaan Ane pada Karen, membuat trio s...
30. Move On
Start from the beginning
![The Only Exception [END]](https://img.wattpad.com/cover/200767549-64-k174844.jpg)