The Only Exception [END]

30. Move On

Aku memilih untuk tidak membalas Genta. Kubiarkan pesannya menggantung begitu saja. Toh apa pedulinya? Lagi pula aku takut diriku terbawa perasaan lagi bila kami berbicara panjang. Aku kan harus mempersiapkan diri untuk lusa karena lusa adalah sandiwara terakhir kami. Ah aku tidak sabar ini segera berakhir. Melepas Genta membuatku bisa kembali terbang mencari peraduan lain.

Arga berbaik hati menjemputku besok. Ia akan datang menjemput besok sore ke Bandung. Sebenarnya itu akal-akalnya saja untuk PDKT dengan Mika yang ikut bersamaku ke Jakarta. Mika adalah teman dekatku di sini sehingga ia kuundang untuk hadir di pernikahan Anya. Aku sebenarnya berutang budi pada Mika dan Arga, kalau tidak ada mereka, prosesku untuk bangkit pasti sangat berat dan tak bisa lancar.

***

Hari berganti dan sekarang sudah hari Jumat. Arga mengatakan sudah di jalan menuju Bandung sejak jam 3 tadi. Dia menggunakan permit-nya untuk pulang cepat guna menjemputku dan Mika. Sekarang sudah pukul 17.30, jam pulang kantorku. Semenjak berkantor di sini, aku jarang sekali pulang teng-go. Kugunakan waktu sebanyak mungkin di kantor atau kalaupun pulang cepat, aku pasti jalan-jalan bersama Mika dan teman-teman kami lainnya untuk ke pub atau sekadar wisata kuliner di daerah Paskal. Lagi pula, kamar kosku berada terletak di gedung kantorku.

Rasanya lucu sekali. Kalau dulu pulang ke rumah membutuhkan waktu hampir satu jam, kini aku hanya butuh 2 menit untuk sampai ke kamarku. Aku tinggal memencet lift ke lantai 8, lantai di mana kamarku berada. Aku diberikan fasilitas 1 kamar kosong di hotel ini untuk kugunakan sebagai tempat tinggal. Mas Bagas baik sekali, ia memberikanku kamar tipe VIP di sini. Padahal Mika yang juga tinggal di sini, menghuni kamar tipe studio biasa. Ah tapi jelas saja sih Mas Bagas baik padaku. Bisa dikatakan aku adalah orang kepercayaan Mas Bagas untuk urusan hubungan rahasianya dengan mantan news anchor terkenal kami.

Mas Bagas menjalin hubungan jarak jauh dengan Jacinta Kirana yang sekarang menetap di Chicago. Jacinta Kirana mengalami nasib seperti Genta. Pernikahannya dengan aktor terkenal itu—Garin Rahadian—yang hanya tinggal di depan mata, harus batal lantaran hal yang tidak diketahui publik. Publik berspekulasi banyak dan membuat kabar-kabar tidak benar tentang alasan perpisahan mereka. Aku sih hanya tertawa saja. Jelas, karena aku tahu alasannya. Semenjak Kirana menjalin cinta dengan Mas Bagas, Kirana juga menjadi akrab denganku—satu-satunya orang yang tahu selain keluarga Kirana tentang hubungannya dengan Bagas.

Kirana hamil anak Garin namun Garin belum siap menikah. Kirana sudah melahirkan anak perempuan. Dan untuk menghindari kabar kehamilan dan kelahiran putrinya, Kirana pergi ke Chicago. Mas Bagas yang memang mencintai Kirana sejak lama, akhirnya mengambil kesempatan itu. Mereka akhirnya berpacaran setelah Mas Bagas melamar Kirana namun ditolaknya karena masih takut untuk menikah. Alhasil, hubungan jarak jauh lintas benua itu ditempuh mereka berdua. Dan kalau kalian bertanya apa hubungannya denganku dan apa posisiku di sini, jawabannya adalah aku penghubung mereka. Aku yang memesankan tiket pesawat tujuan CGK—ORD itu setiap 3 minggu sekali atau tergantung request dari Mas Bagas. Bahkan terkadang 2 minggu sekali. Aku yang mengurus segala keperluan Mas Bagas untuk berkencan dengan Kirana seperti memesankan hadiah tiap kali mereka bertemu, penginapan Mas Bagas di sana, akomodasi, dan lain-lainnya. Meski aku di Bandung dan Mas Bagas di Jakarta, kami tetap berkomunikasi dengan lancar untuk misi ini. Lagi pula, ini adalah salah satu syarat agar Mas Bagas mau melepasku mengurus Svarpa yang kemarin sempat gonjang-ganjing karena kasus korupsinya.

Kini aku tengah berada di kamar mewahku. Aku sudah menyiapkan 1 koper kecil untuk kubawa ke Jakarta. Aku berencana menginap 2 malam di mana hari Minggu pagi, aku sudah kembali ke Bandung naik kereta bersama Mika. Arga tidak bisa mengantar kami karena ia ada acara keluarga Mahendra yang tidak bisa dilewatkan. Dasar, pria itu PDKT namun hanya setengah-setengah.