26. Yang tak diharapkan

67 38 27
                                    

Typo koreksi gan....

Siap buat spam komen chapter ini??...

.
.
.
.
.
.
Happy reading....

langkah Steffy dan keempat sahabatnya berhenti tepat di depan pintu. Suasana kelas nampak sepi, disana hanya terlihat sekitar 10 orang siswa.

"Wen, anak-anak pada dimana?" tanya Ziva pada salah satu siswi yang tengah bergosip ria dengan teman sebangkunya.

"Oh, itu... anggota OSIS sama pengurus kelas, ikut rapat di aula, sisanya nggak tau deh, pada ke kantin kek nya!" jawab siswi tersebut, sebut saja namanya Wendah.

Ziva dan yang lain hanya manggut manggut sebagai respon, kemudian mereka melanjutkan langkah mereka menuju meja mereka masing masing.

Steffy berhenti tepat di mejanya, disana Justin terlihat menelungkup kan kepalanya, entah dia sedang tidur atau tidak.

Merasa dirinya sedang di perhatikan, Justin mendongkak untuk memastikan.

seolah mengarti arti tatapan Steffy padanya, Justin segera berdiri dan memberikan jalan untuk Steffy ke tempat duduknya.
Tanpa mengunggu lama Steffy langsung menyelip dan duduk di tempat duduknya.

Sekitar sepuluh menit suasana diantara mereka hening. Teman-teman Steffy sibuk dengan dunianya sendiri, Amanda dan Ziva sibuk membahas cogan di ponsel mereka, Vanya dan Nabila sudah tertidur di kursi mereka, Sedangkan Steffy sendiri ia menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangannya.
Tidak...tidak... dia tidak tidur, dia hanya sedang gabut dan taktau harus melakukan apa.
Jangan lupakan Justin, sedari tadi ia sibuk memandangi Steffy, dan Steffy merasakan itu.

Tiba-tiba Steffy menegakkan badannya, pandangannya mengarah kedepan.
"tadi ngapain?," tanyanya tanda mengalihkan pandangannya.

"hah?," Justin bingung, ia tidak tau arah pertanyaan gadis tersebut.

Steffy menoleh kearah Justin, seolah mengerti kebingungan Justin, ia memperjelas pertanyaannya.
"Tadi pagi, lo ke rumah gua kan?, Ngapain?"

"oh. itu...ehhh...anu!!!" Justin gelagapan, sebenarnya ia juga tidak tau, kenapa tiba-tiba tadi pagi ia ke rumah Steffy.

"kalau ngomong yang jelas ih!," kesal Steffy, kenapa mendadak ia jadi kepo begini?

"ah...itu.... Tadi aku mau ajak kamu berangkat bareng, tapi ternyata pacar kamu udah duluan disana," terang Justin.

"Pacar?," tanya Steffy heran. Sejak kapan ia punya pacar?, hei dia itu masih jomblo

"iya pacar kamu, Nathan pacar kamu kan?," ucap Justin memperjelas.

Ahh.. iya... Steffy baru ingat, seminggu yang lalu sepupu latnatnya itu mengaku sebagai pacarnya pada Justin.
Steffy manggut-manggut saja sebagai respon.

"tadinya aku mau ngajak kamu bareng, itung-itung sebagai bentuk perminta maafan aku, karna udah ingkar janji, " terang Justin.

"Telat amat minta maafnya, udah seminggu yang lalu juga. Terus apa itu tadi, gak salah tuh, dia pake aku-kamu lagi?," gumam Steffy.

Justin tidak mendengar jelas gumaman gadis itu. Tapi ia merasa kalau Steffy mengucapkan sesuatu.
"apa?," tanyanya.

Steffy mengendikkan bahunya. kemudian kembali menelungkupkan kepalanya.

.......

Ting...Ting...Ting...

"udah bel nih, kuy ke kantin!," ajak Ziva.

THE BAD GIRL'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang