10. Mana Mungkin Berubah

Start from the beginning
                                    

Agra dibuat terdiam dengan penjelasan ibu Zeta. Pantas lampu kamar Zeta tetap menyala dini hari tadi.

"Ngomong-ngomong kamu tau tadi malam Zeta dari mana sampe pulang malem kayak gitu? Soalnya dia nggak pernah-pernah kayak gitu, biasanya paling lama habis magrib pasti udah sampe rumah, apalagi setelah pulang itu Zeta jadi lebih cengeng, kayak ketakutan kalo ditinggal sama Tante," ujar Eliza.

Jika tadi Agra terdiam, sekarang cowok itu membisu. Tidak tahu harus menjawab apa, karena dia juga tidak mungkin jujur. Kalau ibu Zeta bertanya hal itu kepadanya, berarti Zeta belum memberi tahu apa yang terjadi kemarin.

"Zeta sama kamu kan?" tanya Eliza lagi.

Ditanya seperti itu kepala Agra terpaksa mengangguk.

"Zeta nggak bisa tidur, pantes tadi malam Agra sempet perhatiin lampu kamarnya selalu nyala," ucap Agra. Sengaja mengalihkan pembicaraan lain agar ibu Zeta berhenti bertanya keberadaan Zeta kemarin malam, kenapa cewek itu bisa pulang terlalu malam dan sebagainya. Masalahnya kalau ayahnya tahu dia mengunci Zeta di ruang musik sampai empat jam lamanya, dia bisa habis saat itu juga.

Ibu Zeta terkekeh mendengar perkataannya. Seakan ada yang lucu. Padahal dia sangat serius saat mengatakannya.

"Itu bukan karena nggak bisa tidur, Zeta memang nggak pernah matikan lampu kalo mau tidur. Dia takut gelap."

"Takut gelap?" gumam Agra tidak percaya.

"Iya, Zeta ada trauma dari kecil."

Agra benar-benar hanya diam kali ini. Sekarang Agra yakin, kalau ibu Zeta dan keluarganya sampai tahu dia mengunci cewek itu di ruang musik sampai malam. Dia tidak tahu bisa hidup lagi atau tidak.

Sebelum cewek itu mengatakan semuanya. Dia harus bersikap baik. Pokoknya cewek itu harus tutup mulut.

***

Rencana anak Leander tadi malam gagal. Agra tiba-tiba saja tidak ingin keluar malam. Alhasil sekarang mereka harus kembali menahan diri saat menemani Agra ke kelas Kia.

Bagi Agra sekarang, tidak ada yang lebih utama selain membuat Zeta tutup mulut. Itu sebabnya dia memilih tidak keluar dengan anak Leander tadi malam, demi memastikan ibunya tidak mendengar sesuatu dari Zeta. Jika Zeta sampai mengadu, bukan hanya tadi malam dia tidak bisa berkumpul dengan anak-anak Leander tapi sampai kapan pun tidak akan bisa. Ayahnya akan murka, fasilitasnya yang mewah akan diambil. Belum lagi kalau kartu kreditnya ikut diblokir. Sebelum itu benar-benar terjadi, dia harus memastikan Zeta tidak akan pernah buka mulut. Dia tahu cara ampuh untuk membuat cewek itu luluh, dengan memperlakukan Zeta begitu manis.

"Ini Agra beliin buat lo."

Zeta berhenti menulis ketika Kia menaruh yoghurt rasa strawberi di mejanya. Melihat itu Zeta sempat terdiam, kemudian melihat ke depan pintu.

Agra tersenyum, melambaikan tangan dengan ramah ke arahnya. Lalu cowok itu beranjak dari sana, tidak pergi melainkan duduk di bangku depan kelas bersama anak Leander yang lain.

Zeta mengambil yoghurt itu dari atas mejanya, kemudian beranjak dari bangkunya, begitu cepat melangkah ke luar kelas. Kia yang melihat tampak kebingungan, namun tidak berniat mengikuti karena dia sedang mengambil bekal makanan untuk Agra.

Saat sudah di luar kelas, Zeta melempar keras botol yoghurt ke bawah kaki Agra. Membuat anak-anak Leander di sana terkejut bukan main karena botol yoghurt sampai pecah hingga mereka terkena sedikit percikan susu.

"Zeta lo!" ucap Agra marah karena celananya paling banyak terkena susu. Spontan dia langsung berdiri, menatap Zeta galak.

"Apa?!" tantang Zeta. Mata cewek itu menatap Agra tajam, menggambarkan kemarahan yang amat besar, Agra yang awalnya sangat marah kini menjadi diam. Terlalu terkejut karena barusan Zeta membentaknya. "Jangan lo pikir setelah apa yang lo lakuin sama gue waktu itu. Lo bisa baik-baikin gue kayak gini. Lo bahkan nggak pantas nunjukin muka lo di depan gue. Selagi gue masih baik, lo nggak perlu pura-pura bersikap baik sama gue!" ucap Zeta keras.

Agra bungkam. Dari wajahnya, cowok itu begitu terkejut dengan kata-kata Zeta barusan. Bukan hanya Agra, anak Leander juga bereaksi sama. Ini untuk pertama kalinya mereka melihat Zeta semarah ini. Apalagi dengan Agra, selama ini mana pernah Zeta marah, sekalipun disakiti terus. Jika pun Zeta sakit hati dengan perlakuan Agra, paling cewek itu hanya mendiamkan Agra berapa jam. Tidak pernah sampai semarah ini.

"Sikap lo dan apa yang otak lo pikirin saat ini gue tau betul. Lo lagi takut gue aduin sama Bokap lo! Tenang aja, nggak akan pernah gue bilang. Sebagai gantinya, jangan pernah muncul di depan mata gue." Zeta kembali masuk ke dalam kelas setelah mengatakan kalimat terakhir itu dengan suara yang begitu lantang dan juga tegas.

"Memang bener ya, orang yang nggak pernah marah bakal ngalahin macan kalo sekalinya marah," celetuk Nevan. Barry dan Jagad yang masih syok mengangguk setuju.

"Gue aja sampe merinding gini, Zeta nakuti banget," celetuk Ojan sambil mengusap-usap lengannya.

"Kali ini lo buat salah apa sama Zeta sampe dia marah kayak gitu sama lo?" tanya Sakha. Dia berusaha menyadarkan sepupunya itu yang masih dalam keterpakuan, terlalu syok dengan sikap Zeta tadi.

Namun Agra tidak menjawab, malah langsung berbalik pergi.

***

Mood Agra menjadi sangat buruk, dia tidak bisa berkonsentrasi dengan baik di setiap pelajaran. Padahal tadi baru saja ulangan kimia, untungnya dia masih bisa menjawab berkat prediksi soal yang diberikan Zeta.

Agra tidak pernah melihat Zeta seperti tadi, hal itu yang membuat mood Agra menjadi begitu buruk sekarang. Cewek itu tidak pernah membentak sekalipun sangat marah. Cewek itu akan tetap bersikap lembut sekalipun sedang marah kepadanya. Tapi tadi Zeta berteriak, juga membentaknya begitu keras. Bahkan berucap seolah tidak ingin melihat wajahnya lagi.

Hanya karena dikunci di ruang musik. Karena alasan takut gelap, cewek itu sampai murka kepadanya.

"Dari Zeta." Karena banyak memikirkan Zeta, Agra tidak menyadari kehadiran Kia di kelasnya. Saat tadi Kia menyebutkan nama Zeta, Agra refleks saja langsung menoleh, dia melihat beberapa lembar kertas yang di jilid rapi di tangan Kia, belum membacanya saja Agra sudah tahu apa yang Kia bawa itu. Makanya sekarang moodnya yang buruk, mendadak baik, bibirnya bahkan sudah bisa mengukir senyum.

Agra mengambil lembar kertas itu dari tangan Kia. Dia memang sangat yakin, mana mungkin Zeta bisa berubah. Sikap cewek itu tadi hanya untuk mencari perhatiannya. Buktinya saja, meski dua jam yang lalu marah-marah, sekarang Zeta malah memberikannya prediksi soal ulangan untuk beberapa hari ke depan.

Tapi dia akui, kali ini Zeta berhasil mendapatkan perhatiannya. Cara yang cewek itu gunakan kali ini, cukup ampuh.

***

Bagaimana dengan bagian ini?

Coba kasih satu kata untuk Zeta?

Satu kata untuk Agra?

Kalian ingin Agra berakhir seperti apa?

Spam next di sini 👉

Seperti biasa comment harus melewati bagian sebelumnya ya 😁

Follow instagram khairanihasan.

Abang satu ini masih sangat percaya diri 👇👇🤣

Abang satu ini masih sangat percaya diri 👇👇🤣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Khairanihasan
19 Februari 2021

Garis LukaWhere stories live. Discover now