7. Merasa kehilangan?

231K 28.2K 3.4K
                                    

Selamat membaca 💙

***



Agra sedang dalam mood yang tidak bagus saat sampai di sekolah pagi ini. Biasanya setelah memarkirkan motornya cowok itu tidak akan langsung pergi dari parkiran, berkumpul dengan anak-anak Leander, membuat kehebohan dengan mengganggu junior cewek. 

Hari ini karena moodnya yang tidak bagus, Agra langsung pergi dari parkiran setelah memarkirkan motornya. 

"Woy Gra! Kita di sini!" teriak Ojan sambil melambaikan tangannya. Cowok itu pikir Agra tidak melihat keberadaan mereka. Padahal memang Agra sengaja melakukannya. 

"Gra! Kenapa lagi lo?" Barry ikut berteriak. Tahu kalau Agra tidak ingin mempedulikan mereka berarti mood cowok itu sedang buruk. 

Nevan berdecak kesal. Punya teman anak sultan yang banyak tingkah sangat merepotkan. Kalau tidak diikuti nanti buat ulah dan ujung-ujungnya mereka ikut terseret dalam masalah. 

Nevan beranjak dari motornya, menyusul Agra. Jagad, Barry dan Ojan langsung mengikuti. 

"Lo ada masalah sama Kia? Udah putusin aja," celetuk Jagad yang sedang sisiran di depan kaca kelas. Kaca itu sengaja Jagad beli sendiri, dia pasang sendiri dan dipakai satu kelas. 

Agra yang duduk di bangku paling depan, menghadap meja guru melihat Jagad marah. 

"Lo sisiran aja yang bener. Sebelum botak gue bikin," gertak Agra. 

Jagad langsung diam. Susah kalau bicara sama orang bucin. 

"Apa sih yang lo suka dari Kia, Gra?" Barry yang duduk di atas meja guru bertanya. 

Agra menyandarkan tubuhnya, melihat temannya itu. 

"Gue suka nggak perlu alasan," jawabnya. 

Nevan yang duduk di bangku guru mengangguk-angguk kagum. Tepatnya kagum yang meledek. 

"Jawaban lo sangat membuat gue terharu. Asli jadi pingin nembak cewek sekarang," celetuk Nevan. Dia tersenyum kepada Agra, yang dibalas Agra dengan tatapan datar. "Ojan pergi ke toilet lagi. Kalo enggak kan gue bisa minta rekomendasi cewek baik-baik sama dia. Ojan kan banyak koleksi nomor cewek," ucap Nevan lagi. 

 Dari kata-katanya sudah jelas Nevan bermaksud menyindir, tapi masalahnya semua anak Leander tahu Agra orang yang tidak peka. Jadi mau Nevan berbicara panjang lebar pun Agra pasti menganggap sebagai angin lalu. Beda pula jika yang berbicara adalah Sakha. Agra pasti akan menggunakan segenap isi kepalanya untuk memikirkan kata-kata Sakha. Agra memang hanya mempercayai Sakha. Jika Sakha sudah melarang pasti akan Agra lakukan. 

"Agra, sayang, aku bawa bekal buat kamu." Kia datang dengan senyum semringah di bibirnya. Tangan satunya mengangkat tas bekal dan satu tangan lagi dia gunakan untuk menunjuk tas bekal itu kepada Agra. 

Agra yang masam sejak pagi, tersenyum saat melihat kekasihnya itu. Sedangkan Nevan dan Barry langsung membuang napas. 

"Jagad jangan banyak-banyak kacaan, nanti kacanya pecah loh," ucap Kia saat melewati cowok itu. 

Jagad melihat tidak suka sikap sok asyik Kia. Cowok itu lantas melihat ke arah Nevan dan Barry. Keduanya sama-sama memberi kode untuk bersikap biasa saja. Membuat Jagad pasrah, lanjut menyisir rambutnya. 

"Aku buatin kamu nasi goreng," ucap Kia sambil meletakkan tas bekalnya di meja Agra. 

"Kamu yang masak?" tanya Agra. Begitu semangat cowok itu membuka tempat bekal. 

"Em, aku baru belajar sih. Semoga pas di lidah kamu ya," ujar Kia. Agra mengangguk begitu manis. Membuat Kia senang, lantas mengusap pipi kekasihnya itu dengan sayang. 

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang