slowmotion | 44. Maaf

584 122 19
                                    

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Suasananya mulai tenang, beberapa saat yang lalu Ayah dan Tante Soora sampai di rumah sakit setelah Hyunsuk menelpon. Tante Soora memasuki kamar rawat Junhyuk lalu memeluk Si kembar erat sambil menangis, sementara Ayah berbicara dengan dokter lalu duduk di kursi tunggu di luar.

Hyunsuk menghampiri pria paruh baya tersebut yang tengah memijat pelipisnya lelah, duduk di sebelahnya perlahan.

"Maafin Hyunsuk Ayah.." lirihnya. Ayah mendongak. Mendengar suara Hyunsuk yang bergetar membuatnya menggeleng.

"Sini Nak." Beliau mengangkat tangannya merangkul lelaki itu hangat, "...bukan salah kamu, ini semua salah Ayah.."

"Hyunsuk gabisa jagain Junhyuk sama Jeri dengan baik, Yah.., Hyunsuk salah," tangis Hyunsuk kini. Kemudian Ayah memeluknya.

"Hyunsuk jangan salahin diri kamu, udah, ini salah Ayah, harusnya Ayah ngertiin Yena selama ini.."

Hyunsuk tak paham, sebenarnya. Namun rasa sedih dan kecewanya pada diri sendiri sangat besar sekarang. Ia benar-benar merasa buruk telah meninggalkan Si kembar sendirian di rumah.

Pak Kang sudah ceritakan masalahnya pada Ayah, tentang apa yang dilakukan putrinya lalu kabur entah kemana. Itu semua membuat Ayah seketika merasa bersalah. Yena pasti sudah tahu rahasia yang selama ini Ayah dan Tante Soora sembunyikan, hingga saat mengetahui semuanya emosinya tak terbendung, meluap dan dilampiaskan pada kedua adiknya yang tak tahu apa-apa. Yena jika sudah marah besar, seperti inilah keadaannya. Seperti inilah yang terjadi.

"Hyunsuk.., tolong abis ini kamu bantu Bi Joo ambilin pakaian Junhyuk sama Jeri di rumah ya.."


-

slowmotion

-


Jauh di tempat lain, hujan mulai turun rintik-rintik. Seorang gadis bernama Choi Yena kini tengah berdiri lemas di dalam rumah abu, di hadapan sebuah bingkai foto kecil. Menatap Sang Ibunda yang tersenyum menyapa bidikan lensa kamera dengan lembut. Senyumnya hangat, damai, bebas dari segala beban berat yang memayunginya semasa hidup. Tak lagi menderita.

Menderita karena siapa?

Semuanya. Mulai dari Ayah, Tante Soora, bahkan Yena sendiri.

Yena marah, Yena benci. Bagaimana seorang Ayah, penjaganya, malaikatnya, cinta pertamanya, tak tahu malu mencintai wanita lain di dalam pernikahannya bersama Bunda. Itu adalah perbuatan ter-bejat yang pernah Yena tahu.

SLOWMOTION - Choi Yena [✓]Where stories live. Discover now