slowmotion | 40. Choi Arin

567 121 22
                                    

•••


•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Kertasnya lipet diagonal dulu, trus dibuka lagi, sambil ikutin garisnya ditekuk gini." Suasana di rumah besar hening, Si kembar tengah anteng memperhatikan Si sulung alias Yena mengajari mereka membuat setangkai bunga dari kertas origami.

Tak biasanya, 'kan? Hyunsuk saja tercengang. Awalnya memang ia iseng mengajak Yena bersama mengajari Si kembar. Hyunsuk kira akan ditolak mentah-mentah, ternyata jawabannya sungguh mengejutkan. Yena mau.

"...nah, abis itu ujung kertas yang ini lipet ke ujung sini, sebaliknya juga, harus sama gaboleh beda ya!" lanjut gadis itu fokus bersama kedua adiknya. Sementara Hyunsuk juga memperhatikan. Bukan kertasnya, tapi Yena-nya.

Yena tambah manis jika bersikap baik pada Si kembar, tak galak seperti biasanya. Hyunsuk jadi teduh.

Yena yang sadar sedang dipandangi oleh Hyunsuk tentu saja menoleh, mengerutkan dahi.

"Apa liat liat?"

"Cantik," jawab Hyunsuk singkat masih tersenyum menatap Yena. Gadis itu langsung salah tingkah, memalingkan wajah ke depan dan kembali menghadap Si kembar yang masih fokus pada origami tadi.

"Ada anak anak, jangan macem-macem," ucapnya malu. Hyunsuk terkekeh.

"Macem-macem gimana? Gue kan cuma ngomong cantik."

"Y-ya nanti aja ngomongnya jangan disini ada anak kecil," jawab Yena ketus. Hyunsuk mendengarnya semakin gemas. Lalu tangannya terangkat mengacak pucuk kepala kekasihnya tersebut.

"Ish gue bilang jangan macem-macem!" Yena tambah kesal menepis tangan Hyunsuk tadi. Hyunsuk tertawa keras.

"Kak Yeyen cantik kan?" tanyanya beralih pada Junhyuk dan Jeri. Keduanya menggeleng kompak.

"Kurang ajar."

"Heh mulutnya."

"Ya emang kurang ajar. Malu maluin gue."

Hyunsuk tersenyum, "malu gimana? Ga ada orang juga."

"Ya tapi kan ada lo! Ah dahlah gue mau ke kamar!" Yena menyerah. Kemudian beranjak meninggalkan orang-orang tadi yang saling tersenyum jahil. Namun belum melangkahkan kakinya, sebuah notifikasi di ponsel tiba-tiba masuk. Memperlihatkan sebuah pesan dari sang Ayah.

SLOWMOTION - Choi Yena [✓]Where stories live. Discover now