slowmotion | 32. Bersepeda

567 117 10
                                    

•••


•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Keluarga Choi tiba di Desa Hahoe pada pukul dua siang, namun suasana di sana sudah agak mendung.

Ayah dan Tante Soora mengeluarkan barang-barang bawaan dari dalam bagasi, dibantu oleh Pak Jo, penjaga villa kepercayaan Ayah dan Bunda.

Sementara itu Yena berdiri di depan tepi bukit yang berada di dekat villa, merentangkan kedua tangannya sembari menghirup udara pedesaan yang khas.

"Ayah, Yena jalan jalan ya," izinnya menoleh pada Sang Ayah. Ayah berdehem.

"Ajak adek adek kamu juga." Jawaban pria itu seketika membuat anak gadisnya mencebik.

"Gamau ah kalo sama Junhyuk Jeri!"

"Junhyuk juga gamau sama Kak Yeyen!" balas Junhyuk tak kalah sengit. Disusul oleh Jeri.

"Jeri juga gamau!"

Yena berdecih, "yaudah kalo gamau! Yena sendiri aja!"

"Eh Yena! Jangan pergi sendirian, Hyunsuk kamu temenin Yena ya." Ayah menyuruh Hyunsuk yang tengah membantu Pak Jo mengeluarkan barang. Hyunsuk mengangguk lantas menghampiri Yena di depan pagar.

"Nanti Junhyuk sama Jeri sama Pak Jo aja ya." Ayah beralih pada Si kembar membujuk mereka. Si kembar mengangguk patuh dan setelahnya mereka berlari masuk ke dalam villa bersama Tante Soora.

"Mau kemana?" tanya Hyunsuk. Yena menunjuk salah satu rumah kecil di bawah.

"Kesana dulu, ngambil sepeda."

"Oke ayok." Kemudian keduanya berjalan menuruni tanjakan ke dataran bawah.

"Permisiiii, Neneeekkk," panggil Yena ketika mereka sampai di rumah tersebut. Tak lama seorang wanita lanjut usia keluar dari dalam dan nampak senang melihat Yena datang.

"Ehh Yenaaa!" ujarnya lalu memeluk erat gadis itu. Begitu juga dengan Yena yang langsung memeluk beliau.

"Yena kangen Nenekkkk!"

"Nenek jugaa, Yena udah besar sekarang ya tambah cantik.." puji nenek itu. Yena tersenyum malu. Kemudian mata Nenek beralih pada Hyunsuk yang berdiri di belakang gadis itu.

"Astaga yaampun ini suami Yena?? Wah Yena nya Nenek udah dewasa sekaranggg!"

Baik Yena dan Hyunsuk sama sama melotot kaget, namun baru saja hendak meluruskan keadaan tiba-tiba Yena memotong, "ah, Nek, Yena pinjem dua sepeda ada? Yena sama Hyunsuk mau keliling hehe."

Nenek teralihkan, kemudian sekilas menoleh ke tempat parkir sepeda sewanya, "sepeda nya tinggal satu Yena, gapapa kan?"

Yena nampak berpikir sebentar, kemudian menoleh lagi pada Hyunsuk, "tinggal satu, gapapa?"

Hyunsuk dalam posisi bersedekap menatap datar Yena. "Ya terserah lo gue kan cuma nemenin."

"Gapapa deh Nek, sini sepedanya." Yena mengangguk, lalu Nenek segera mengambilkan sepeda tersebut ke dalam. Yena mengucapkan terimakasih dan akhirnya menuntun sepedanya ke jalanan yang lebih datar.

"Lo yang bonceng," ujar gadis itu tiba-tiba. Hyunsuk menaikkan kedua alisnya bingung.

"Ga lo aja yang nyepeda? Gue jalan aja di sebelah lo."

Curiga dengan jawaban Hyunsuk, Yena memicingkan matanya. "Lo gabisa naik sepeda pasti."

"Enak aja! Bisa ya!"

"Kalo bisa ya boncengin dong! Masa gue enak naik sepeda lo cuma jalan kaki, mending boncengan kan lebih enak!"

Hyunsuk berdecak, "bilang aja gamau kakinya pegel ngayuh makanya nyuruh gue!" Lalu menaiki jok sepeda dan setelah itu Yena duduk di belakangnya.

"Pegangan. Jalannya nurun," ucap Hyunsuk sedikit menoleh ke belakang. Tanpa membantah Yena mengaitkan pegangannya pada kedua sisi kanan dan kiri baju Hyunsuk. Kemudian sepedanya pun melaju mengikuti jalan yang menurun menuju ke bawah.

Anginnya bersemilir sejuk, jalanan pedesaan memang tidak seramai jalan kota. Terlebih lagi kanan dan kiri mereka hanya ada sawah luas.

Yena tersenyum rileks sambil menghirup udara segar. Sama halnya dengan Hyunsuk, ternyata Desa Hahoe tidak seburuk yang ia kira.

Yena dan Hyunsuk menyapa para warga desa yang mereka lewati, menyapa petani, dan nelayan yang sedang memancing ikan di sungai.

Sampai di depan sebuah aula kecil Yena menyuruh Hyunsuk menghentikan sepedanya. Ia melihat banyak warga lokal mengerumun di sekitar aula yang bentuknya seperti gazebo tersebut.

"Ada Tari topeng!" ujarnya membelalak senang. Dulu ia dan Bunda sering menonton pertunjukan Tari Topeng yang dipersembahkan oleh para warga desa.

"Tari topeng? Y-yang narinya pake topeng serem serem itu??" jawab Hyunsuk ragu. Mendengarnya Yena mengubah ekspresi menjadi datar.

"Kenapa? Sama topeng juga takut?"

"Y-ya ga gitu.., tapi emang serem topengnya..."

"Yaudah." Yena turun dari sepeda, "gue mau liat Tari Topeng. Lo, kalo mau nunggu disini gapapa, tapi gue saranin ya, mending ikut gue kesana, soalnya..."

Alis Hyunsuk mengerut, "soalnya apa?"

"Soalnya...,, biasanya dari atas pohon di atas lo ini.., suka muncul makhluk jadi-jadian.." Yena berbisik. Seketika bulukuduk Hyunsuk meremang, Hyunsuk yang takut langsung dengan cepat turun dari atas sepeda dan mengikuti Yena yang entah sejak kapan sudah berjalan meninggalkannya.

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Bentar lagi jadian amin:))

SLOWMOTION - Choi Yena [✓]Where stories live. Discover now