10. KEKUATAN CINTA

113 71 71
                                    




~ aku merasakan cinta itu dimana mana ~



Salma duduk di balik pohon. Kampus begitu lenggang. Ujian semester hampir usai. Mahasiswa mulai kembali ke kampung halaman masing - masing. Salma membolak - balik buku tua dengan bahasa jawa dan ditulis dengan aksara jawa. Ponselnya berderit.

"Oi gimana?."

"Aku diusir, sekarang aku sedang mencari cara di buku sihir untuk menyelamatkan keluarga itu dari bahaya." Salma menggapit ponsel di telinga dan pundaknya.

"Jika kau butuh bantuanku, hubungi aku segera." kata Edo di seberang. Kemudian Salma mematikan saluran. Ia membaca satu lembar dari buku itu.

"Air suci dengan doa - doa pilihan. Hmm. Siapa yang bisa memberiku air suci itu?" Salma menerawang mengusik alam pikirnya untuk menemukan jawaban. Tetiba lembar itu memudar. Semua coretan diatasnya raib. Kertas kecoklatan itu kosong.

"Apa yang terjadi?", Salma meraba kertas itu. Ia menyesal, sebab tak sempat membaca sampai akhir. Sekarang ia kehilangan kesempatan untuk bisa membantu keluarga temannya. "Aku memang payah!"

Salma teranyak. Buku itu bergetar dan menunjukkan sebuah kata dalam bahasa jawa. Salma melemparnya ke tanah.

KAU.

"Tulisan itu, aku yang dimaksud?" Salma berjalan menuju buku itu dan memeriksa barangkali matanya hanya salah lihat. Buku itu kembali normal. Dengan tulisan penuh diatasnya. "Aku?"

Salma berlari hendah menuju kearah air di sumber yang jaraknya jauh dari kampus. Ia melongo menatap tak ada ojek maupun angkot lewat. "Jika Tuhan berkehendak, maka aku akan sampai disana tepat waktu." desinya. Ia berlari dengan kecepatan tinggi menuju sumber itu. Peluh menetes dari wajahnya. Ia mengusap wajahnya walau dengan kaki berlari. Matanya sedikit tertimpa peluh sehingga penglihatannya kabur. Ia tersandung kayu yang jatuh dari atas.

BRUK!

Tubuh Salma ambruk. Sesaat kemudian ranting - ranting berguguran menimpanya. Ia tersungkur tak berdaya. Orang - orang melihat kejadian itu dengan tatapan miris. Seorang gadis tewas di hantam pohon tumbang, gumam warga.

Salma menahan beban diatas tubuhnya. Ia pernah belajar ilmu kanuragan, sehingga tubuhnya walau kurus tetapi kuat. Matanya menatap sekeliling berharap bantuan, tetapi tak ada yang mau mendekat. Ia terus berusaha bangkit, dan akhirnya berhasil. Ia berlari menuju sumber dan membasahi luka - lukanya dengan air. Ajaib! Rasa sakit melenyap, walau luka masih terlihat mata. Ia bergegas memasukkan botol itu ke dalam tas.

"Wah Wah Wah usaha yang bagus. Kau pikir kau bisa mengalahkanku? Kau hanya gadis biasa, bagaimana bisa sepadan dengan diriku." Seorang berjalan mendekat. Salma tak begitu melihatnya dalam kerimbunan pohon sekitar.

"Ira kau disini?"

"Ah iya... Dan kau tahu apa yang akan aku lakukan di rumah Umar?" tanya Ira dengan tertawa.

"Jangan berani menyentuh keluarga itu."

"Wow kau sangat menyayangi keluarga itu? Aku jadi terharu. Tetapi kau lupa Umar telah mengusirmu!", Ira terus mengejek Salma. Ia hampir naik pitam. Tangannya mengepal hendak meninju Ira.

Bruk!!

Salma terkulai tak berdaya. Ia mendapat pukulan dari seseorang di belakangnya. Ia pingsan, seorang pria membawanya pergi dan mengurungnya.

Di tempat lain, keluarga Umar sedang mencari keberadaan Salma. Mereka menyadari apa yang dikatakan Salma adalah kebenaran. Mata mereka menyaksikan bahwa kuku di tangan Ira memanjang dan menghitam. Mereka mengetahui kebenaran dan berusaha menolak minuman yang Ira buat. Kilas balik menunjukkan bahwa Ira terbakar ketika melewati air yang dibawa Salma tumpah akibat tersenggol Umar. Mereka bingung karena tak mengerti harus bagaimana, kemudian mencari Salma.

Abiwara Herdaya [ON GOING]Where stories live. Discover now