XVI :: Kutukan Mantan🌿

1.5K 255 159
                                    

“Al, dengerin gue dulu!”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Al, dengerin gue dulu!”

Alma berjalan cepat, tak menghiraukan teriakan Alan yang berkali-kali memanggilnya. Sudah terlalu sering ia disakiti oleh laki-laki playboy cap kakap itu, untuk kali ini Alma benar-benar telah muak. Tangannya terasa digapai dan terpaksa ia menghentikan langkahnya.

Alan berdiri di samping kanan Alma, menghadap ke arah gadis itu.  “Al, gue minta maaf .... ” Alan berucap lirih seraya masih mencekal lengan kanan Alma.

Alma bergeming, menengadahkan kepalanya, menatap langit sore yang mulai mendung. Ia menghirup napas dalam. “Buat apa?” tanyanya sembari melirik Alan menggunakan ekor matanya.

“Gue salah.” Alan menunduk, memandang sepasang sepatu hitamnya yang berdebu.

Alma tersenyum kecut, masih enggan menatap Alan. “Buat apa lo minta maaf, kalo akhirnya lo mengulang kesalahan yang sama?”

Alan melepaskan tangan Alma perlahan. “Gue .... ” Suaranya tercekat, tidak ada pembelaan yang bisa ia utarakan, semua yang diucapkan Alma memang benar adanya.

Alma tersenyum sinis. “Nggak bisa ngomong, kan, lo.”

“G--gue cuman ... mau jelasin kejadian kemarin.”

Alma menyapu pandangan ke sekitar, lengang. Bel pulang sekolah sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu dan sudah dipastikan semua siswa berbondong-bondong untuk pulang cepat, kecuali dirinya yang masih mengurus luka Abian beberapa saat yang lalu. Renata ia suruh untuk pulang lebih dulu, tidak perlu menunggu dirinya. Sekali lagi, ia menghirup udara dalam, mengisi pasokan oksigen di paru-parunya.

Hatinya kembali goyah, Alma ingin mendengarkan penjelasan Alan sekali lagi. Ya, ini harus menjadi yang terakhir. Ia memutar tubuhnya, menghadap Alan. “Jelasin!” titahnya.

Alan mendongak, binar di matanya menjelaskan kesenangan yang tengah dirasakannya.

Alma meringis pelan. Wajah Alan benar-benar kacau, lebam-lebam yang semakin membiru dan juga darah di beberapa bagian yang sudah mengering, sepertinya ... luka pemuda itu lebih parah daripada Abian. Apa Alan tidak mengobatinya? Hati Alma berdenyut nyeri, melihat orang yang disayangi dengan keadaan seperti ini. Ia tidak menampik fakta jika hati, serta dirinya masih mengharapkan Alan untuk mengisi hari-harinya.

“Cepetan jelasin, malah cengar-cengir!” Alma berucap ketus, tapi siapa sangka kalau ia ingin sekali memeluk laki-laki di depannya itu.

“Gue nggak ada niatan jalan sama Zara, kita ketemu nggak sengaja. Pas di kasir minimarket Zara nggak bawa duit, jadi ... gue bayarin, terus dia ngajak gue makan katanya buat ucapan terima kasih. Gue iyain, soalnya gue kira kita janjian jam 8 ternyata jam 7, gue bener-bener lupa, Al ....”

Alma menggeleng tak percaya. “Lo iyain?”

Alan mengangguk.

“Jangan terlalu naif, Lan. Dari sekilas aja udah keliatan Zara suka sama lo, itu cuman akal-akalan dia aja biar bisa deket sama lo.”

Dihantui Mas Mantan [END]Where stories live. Discover now