VIII :: Cari Jodoh🌿

2.4K 404 226
                                    

"Ya Allah gusti! Nomer jodoh kulo kosong delapan pinten, nggeh?"¹ Sudah hampir sepuluh menit yang dilakukan Alma hanyalah merenung-meratapi nasibnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya Allah gusti! Nomer jodoh kulo kosong delapan pinten, nggeh?"¹ Sudah hampir sepuluh menit yang dilakukan Alma hanyalah merenung-meratapi nasibnya. Beberapa kali berpikir dosa apa yang telah ia lakukan, sampai-sampai masih menyimpan rasa sama mantan. Bisa-bisanya?

Saat ini Alma tengah duduk sendirian di salah satu coffee shop yang terletak di Jalan Braga, dengan arsitektur Jawa klasik-lebih mengarah ke nuansa Yogyakarta. Terdapat beberapa ukiran kayu yang terletak di atap, juga meja dan kursi kayu yang menambah kesan hangat. Tak terkecuali kap lampu yang didesain sedemikian rupa agar menyatu dengan alur cafe ini.

Alma masih menunggu Renata yang katanya mau membantunya untuk mencari jodoh. Sudah dari lima belas menit yang lalu ia menunggu tapi Renata tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya. Sungguh, Alma itu benci yang namanya menunggu, apalagi menunggu kepastian dari doi. "Ck! Dasar jam karet," makinya.

Setelah kejadian kemarin---Alan yang sudah dekat dengan cewek lain, membuat Alma tersadar dan juga bertekad untuk move on. Sore ini mereka-Renata dan Alma bersepakat untuk melakukan misi penting yaitu, mencari jodoh untuk Alma.

"Al!" sapa seseorang membuat Alma menyunggingkan senyum lebar.

"Eh, Sam! Duduk-duduk."

Sam mendudukkan dirinya di hadapan Alma dengan celemek berwarna hitam yang membungkus tubuh bagian depannya, bertuliskan nama coffee shop tempatnya bekerja. Menjadi barista di cafe yang sedang Alma singgahi ini adalah kesehariannya. "Renata belum dateng?"

Alma menggeleng. "Belum."

"Mungkin bentar lagi."

Sedetik kemudian, seorang perempuan menghampiri mereka dengan map berwarna merah di genggamannya. Ia menempatkan dirinya di samping Alma. "Udah lama nunggunya?"

Alma mendengus. "Lama banget."

Renata terkekeh. "Lebay lo!" tuturnya. Pandangan Renata beralih pada Sam. "Kamu nggak lanjut kerja?"

Sam berdecih. "Bilang aja nggak boleh gabung sama kalian."

"Urusan cewek. Mending kamu buatin kita minum, deh!" Renata berdiri, lalu menarik paksa lengan Sam supaya ikut berdiri. Ia mendorong punggung Sam ke arah meja bar-tempat dimana ia meracik kopi. "Aku kayak biasa, ya? Alma buatin aja terserah."

Sam mengangguk pasrah lalu berlalu, membiarkan kedua gadis itu menyelesaikan kepentingan mereka sendiri yang katanya 'urusan cewek'.

Renata kembali duduk, lebih merapatkan dirinya ke arah Alma, lalu meletakkan map tersebut ke meja. "Gue udah ngumpulin data semua cowok yang mungkin salah satu dari mereka akan jadi pacar lo. Mereka juga bisa dateng ke sini," paparnya seraya menilik satu-persatu biodata para cowok yang terdapat di map merah itu. "Totalnya ada lima cowok yang jomblo dan juga pastinya siap jadi pendamping lo."

Dihantui Mas Mantan [END]Where stories live. Discover now