Rapat yang berlangsung satu jam lamanya sama sekali tak terasa bagi Aruna. Pembawaan Aurora memimpin rapat, mengarahkan rapat sangat Aruna kagumi. Aruna jadi sedikit merasa insecure melihat sosok menawan Aurora. Tidak hanya cantik, tapi gadis itu juga sangat cerdas.

"Saya tinggal dulu ya, Run," pamit Aurora.

"Iya Kak."

Aruna menarik gelas minumannya, menghabiskannya. Ia tak langsung keluar. Sebelum datang kesini, Bana sudah berpesan akan menghampirinya kalau rapat telah selesai.

Aruna pun mengiyakan. Ia tetap di ruang meeting, menunggu Bana datang.

*****

Bana masuk ke dalam ruang meeting, senyumnya mengembang melihat Aruna yang sedang bermain ponselnya tanpa menyadari kedatangannya.

"Run."

Aruna langsung menoleh, membalas senyum Bana. Aruna melambai-lambaikan tangannya, sangat senang bisa berjumpa dengan Bana.

"Maaf lama," ucap Bana, menutup kembali pintu ruang rapat.

"Nggak apa-apa Kak. Aruna juga nggak buru-buru pulang," balas Aruna mengerti.

Bana mendekati Aruna, duduk di samping Aruna. Tangan Bana membelai singkat puncak kepala Aruna.

"Sudah makan siang?" tanya Bana.

Aruna mengganggukan kepalanya. Dia memang sudah makan bersama Bella dan Egar sepulang sekolah. Sebelum datang ke WIN MEDIA.

"Sudah. Kak Bana belum makan?"

"Belum, tadi harus periksa final naskah yang mau naik cetak minggu depan," jawab Bana.

Aruna mendesis kecil. "Jagan telat makan," peringat Aruna.

Bana menganggukan kepalanya.

"Iya sayang."

Aruna tersenyum malu mendengar balasan seperti itu dari Bana. Terkadang, Aruna masih tidak menyangka bahwa dirinnya dan Bana sudah pacaran.

"Lancar nggak tadi meetingnya?" tanya Bana membuka topik baru.

"Lancar kok. Awalnya Aruna sedikit gugup karena harus bertemu Kak Aurora. Tapi, lama-kelamaan gugupnya hilang," cerita Aruna.

"Kenapa gugup?" heran Bana.

"Ya, kan, rapatnya sama mantannya pacar," sindir Aruna terang-terangan.

Bana terkekeh pelan mendengarnya, tak menyangka Aruna akan menjawab seperti itu.

"Gue udah berteman baik sama Aurora, Run. Nggak ada apa-apa," perjelas Bana.

"Iya, Aruna percaya."

Bana dan Aruna berbincang santai, membahas aktivitas mereka hari ini. Beberapa kali Bana tertawa karena tingkah kekanak-kanakan Aruna.

Tatapan Aruna teralihkan ke dua buah Novel yang sedari tadi ada di tengah meja. Aruna menarik satu novel tersebut yang berjudul 'The End'.

"Ini Novel yang masuk TOP TEN kemarin kan?" tanya Aruna antusias.

"Iya. Mau baca?" tanya Bana.

"Mau banget. Boleh Aruna pinjam?" tanya Aruna hati-hati.

FILOVEWhere stories live. Discover now