“Mana ada maling mau mengakui kesalahannya, dan kau adalah malingnya. Setiap maling harus di beri hukuman bukan?”
“Aku tidak melakukan apa-apa!”
“Pendusta!”
Jaehyun menarik rambut Jungwoo dan membawanya ke kamar Pemuda itu, Jungwoo hanya bisa mengaduh kesakitan dengan rambutnya yang ditarik Jaehyun.
“Sakit, lepaskan aku!”
“Ini semua salahmu.”
“Lepaskan aku, Bajingan!”
Blam!
Jaehyun menutup pintu kamarnya dengan kencang, dan ia menghempaskan Jungwoo di lantai.
“Jung Jaehyun sialan!” ujar Jungwoo yang mendapati beberapa helai rambutnya rontok.
Jaehyun berjalan ke meja rias, dan ia mengambil sesuatu untuk menghukum Jungwoo.
Jungwoo dengan cepat berdiri dan dia berlari ke arah pintu dan ia membuka pintu tersebut.
Bruk!
“Akh!”
Jungwoo terjatuh, dan ia melihat betisnya yang mengeluarkan darah segar akibat lemparan pisau yang tepat mengenai betisnya.
“Hukumanmu bertambah, karena kau mencoba kabur dariku, Baby.”
Jungwoo berusaha bangkit, dan ia berjalan tertatih menuju tangga. Jaehyun mengikutinya dari belakang, dan saat Jungwoo mencapai anak tangga pertama. Jaehyun menendangnya hingga membuat Jungwoo terjatuh dari tangga dan berakhir mengenaskan setelah mencapai dasar.
“Aku sudah berbaik hati ingin merawatmu, mencintaimu, dan memperlakukanmu sebagai satu-satunya Orang yang paling beruntung di dunia ini. Tapi, mengapa kau berusaha kabur dariku?” ujar Jaehyun sembari menuruni satu persatu Anak tangga.
Pemuda itu merasakan sakit pada seluruh tubuhnya, dan perlahan ia merangkak menuju pintu utama.
“Aku tidak akan selingkuh seperti yang mereka lakukan. Aku akan memperlakukanmu dengan special, seperti aku memperlakukan Ibuku,”
“Kau bajingan gila! Kau benar-benar sakit Jae, kau harusnya berada di rumah sakit dan bukan di sini!”
Jaehyun bergerak cepat menghampiri Jungwoo yang sibuk merangkak, dia berjongkok dan menancapkan pisau tersebut semakin dalam pada betis pemuda itu.
Jungwoo berteriak kesakitan, Jaehyun memperparah lukanya.
“Jadilah milikku, dan aku tidak akan menyakitimu.”
“Aku ingin pulang!” ucap Jungwoo lantang tanpa keraguan. “Aku ingin pulang, sialan!”
Jaehyun mencabut pisaunya dan melemparnya ke sembarang arah, dia membalikkan tubuh Jungwoo dengan paksa. Kedua mata yang sembab, wajah manis yang di penuhi dengan luka dan juga lebam olehnya hanya membuat Jaehyun semakin senang menjadikan Jungwoo sebagai miliknya.
“Kau milikku, dan akan menjadi milikku untuk selamanya.”
“Aku ingin pulang, aku hanya ingin pulang, Bajingan!”
Jaehyun mengusap rambut Jungwoo yang tadi ditariknya dengan kasar, “Maaf, aku tidak bisa mengembalikanmu. Karena kau telah menjadi milikku,”
Bruk!
Jungwoo tak sadarkan diri akibat benturan keras di kepalanya yang telah Jaehyun perbuat padanya, Jaehyun mengusap pipi Jungwoo yang dipenuhi luka sayatan.
“Aku mencintaimu, Kim Jungwoo.”
✨ To Be Continue ✨
N : Bagi yang ingin mengumpat dipersilahkan karena part selanjutnya bakalan bikin emosi kalian terkuras :)
Kalian masih nungguin lanjutan fiksi ini atau engga?
Maaf baru update guys, baru kelar sama Uas dan antek-anteknya :)
Jaga jarak, jaga kesehatan kalian, stay safe, jangan lupa tersenyum dan bersyukur untuk hari ini kawan-kawanku sekalian :)
Sampai bertemu di chapter selanjutnya 😁😁
YOU ARE READING
Drippin' | Markwoo + Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse. [ S I N O P S I S ] Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
✨ Fourteen ✨
Start from the beginning
