-----

Kring.... kring..
Bel istirahat berbunyi
Suasana kantin yang begitu ramai. Aku pergi ke kantin sekolah hanya seorang diri, karena aku tidak ada teman untuk ke kantin bareng, mungkin karena aku masih anak baru di sekolah ini. Biasanya jika orang baru  tidak tahu tata letak denah sekolah. Jika kalian tanyakan kenapa aku bisa tahu tata letak denah kantin di sekolah ini. Ya, karena aku mengikuti orang yang tidak aku kenal, untung saja orang yang aku ikuti dia berjalan ke arah kantin.


Aku berjalan ke arah Kantin. Aku mengantri di salah satu penjual makanan yang berada di kantin.
Huufff.... antrian yang sangat panjang.
T

idak terlalu lama untuk mengantri. Akhirnya aku pun dapat makanan yang aku pesan tadi. Aku melihat sekeliling area kantin aku tidak mengenal siapa pun di sini, aku bingung harus duduk dimana. Saat penglihatan mataku menatap ada segerombolan anak perempuan, yang aku rasa anak itu dari kelas 10 IPA 2, aku pun menghampiri nya.


"Hai.. boleh aku gabung sama kalian?." Tanya ku, yang masih membawa makanan di tangan ku. Mereka tidak membalas pertanyaan ku, mereka malah menatap ku sinis.

"Eeitss.. tunggu dulu, tidak segampang itu untuk gabung bersama kita. By the way nama Lo Nayla kan?." Dibalas anggukan olehku.

"Lo anak beasiswa kan?." Tanya kannika, atau nama panjangnya adalah Kannika Saputri. Putri dari pemilik Sekolah SMA Intercultural School (JIS).

"Iya nama aku Nayla, aku anak beasiswa." Ucap ku. Memang nya mengapa kalau aku anak beasiswa, enggak ada hubungannya kan aku mau duduk di sini dengan beasiswa.

"Dari penampilan lo, lo anak orang miskin ya?." Tanya Jane. Jane Rosella, Putri dari seorang pengusaha atau bisnis kuliner terkenal di Jakarta.

Aku yang mendengar hanya diam. Memang apa salahnya jika aku terlahir dari kalangan keluarga miskin? Apa orang miskin tidak boleh bersekolah di sekolah elit dan tidak boleh berteman dengan orang orang kaya?

"Sorry ya, Nayla. Kita enggak nerima orang dari kalangan orang miskin." Ucap Ara. ACHARA KARCHARA. Putri dari kalangan keluarganya orang kaya. Kedua orang tuanya adalah arsitektur dan dokter, ia memiliki darah campuran Indonesia-Thailand.

Bisa kalian pahami bahwa teman teman Nika adalah dari kalangan keluarga yang berada. Tidak seperti diri ku hanya seorang anak dari tukang ojek.

"Kalo Lo udah denger, lo boleh pergi jauh-jauh dari kita, and lo cari tempat duduk yang lain." Ucap Nika mengusir.

Aku yang mendengar langsung pergi,  setelah Nika mengatakan kalimat tersebut. Aku duduk sendiri sambil melahap makanan dengan santai. Aku baru pindah ke sini di hari pertama, sudah seperti ini apalagi kalau seterusnya.


•¶¶•

Nayla sedang menunggu bus di halte sekitar sekolah. Jam pulang sekolah telah berbunyi 3 menit yang lalu. Mobil sport warna merah melaju dengan lumayan kencang. Mobil itu entah sengaja melewati genangan air atau memang tidak sengaja, aku pun tidak tahu, karena tadi malam kota Jakarta telah di basahi oleh guyuran air hujan. Aku yang sedang menunggu bus di halte pun terkena cipratan air tersebut. Lihat lah seragam ku sekarang, yang tadinya putih, menjadi kotor karena terkena cipratan air tadi.

What is your name {End} Where stories live. Discover now