Part 23

39 25 3
                                    


🍂 Happy reading 🍂

Hidup adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Jangan tolak mereka karena itu hanya membuat penyesalan dan duka. Biarkan realita menjadi realita. Biarkan sesuatu mengalir dengan alami ke manapun mereka suka.

•¶¶•

Nayla yang sedang duduk di bangku Taman. Aku melihat bulan yang bersinar menerangi bumi. Banyak bintang-bintang yang berkelip menghiasi langit malam.

Ettan yang tidak sengaja melewati taman, saat ingin pulang ke rumahnya. Dia melihat seseorang yang begitu ettan kenal. Ettan berjalan ke arah perempuan yang duduk sendirian.

Tiba-tiba seperti ada seseorang yang menutupi mata Nayla.

"Kamu Siapa?." Teriakku yang merasa panik.

Ettan melepaskan tangannya yang sengaja menutup mata Nayla. Nayla berbalik arah ke belakang.

"Ettan... Aku kira siapa?." Ucapku lega.

Ettan duduk di sebelahnya kananku.

"Kamu ngapain di sini sendirian. Ini kan sudah malam." Kata ettan.

"Aku bosan di rumah, jadi aku ke sini. Mencari udara segar." Kataku tersenyum, menatap bulan.

"Kamu juga, ngapain ke sini?." Tanyaku kepada ettan.

Tidak ada jawaban dari Ettan, dia diam menatap ke depan.

"Nay. Apa kamu punya teman atau sahabat?." Tanya ettan, dengan pandangan masih saja menatap ke arah depan.

Aku yang mendengar hanya menampilkan raut wajah bingung. Apa maksud yang di katakan oleh ettan. Teman atau sahabat? Pasti semua orang memilikinya, walaupun tidak banyak.

"Teman atau sahabat? Mungkin aku hanya memiliki teman. Sangat susah mencari sahabat, di saat kita sedang sedih." Kataku, yang menatap ke arah depan.

Memang benar kan? Setiap orang hanya memiliki teman, mungkin saja tidak banyak. Ada teman yang datang di saat kita susah, ada juga yang datang di saat kita bahagia.

Sahabat? Mungkin tidak ada. Sahabat sejati akan selalu ada di saat sahabatnya membutuhkan pertolongan, bukan di saat sahabatnya sedang menikmati kebahagiaan. Itu baru yang dinamakan sebagai sahabat atau teman. Selalu susah, senang, dan bahagia, bersama.

"Kenapa kamu menanyakan seperti itu?." Tanyaku, yang masih bingung dengan perkataan ettan.

"Apa kamu pernah, merasakan di jauhin oleh teman kamu. karena perbuatan kamu, yang belum tentu itu salah kamu." Tanya ettan, menatap ke arah Nayla.

Aku yang mendengar ettan, seketika aku terdiam menatap ke arah ettan. Aku teringat dengan kejadian yang dulu, saat aku pertama kali pindah ke Jakarta.

"Iya. Aku pernah mengalami kejadian itu. Dimana, aku selalu dibohongi. Dan bodohnya aku, aku selalu menuruti perintah mereka." Kataku, menatap ke arah ettan.

"Kenapa kamu menanyakan hal seperti itu. Apa kamu pernah di jauhin sama sahabat kamu." Tanyaku kepada ettan.

Di balas anggukan lemah oleh Ettan.

"Kamu tahu  Nika." Kata ettan.

Aku yang mendengar hanya menganggukan kepalaku.

"Dia sahabatku dari kecil, dari kita berumur 5 tahun. Tapi karena kejadian yang sudah berlalu, Nika jadi sangat benci sama aku. Yah... Walaupun itu bukan salah aku sepenuhnya." Kata ettan.

°°°
Flashback

Tiga anak kecil yang bermain bola di taman. Ettan mengoper bola tersebut ke arah Nila. Tapi sayang bola tersebut malah meleset ke arah jalan raya. Bola tersebut terhenti di tengah jalan.

What is your name {End} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang