37. Dikurung

87 17 3
                                    

Setelah berhari-hari libur, Nabila akhirnya menampakkan batang hidung di sekolah. Gadis ini menampilkan senyuman terbaik ketika memasuki kelas.

"Assalamualaikum hai!!" sapanya.

Gea serta teman-temannya berjalan mendekatinya.

Gea nge gas, "Lo kenapa ngilang gitu aja hah?"

Cibro menyela, "Kenapa ngga kasih kabar lagi hah?"

"Kenapa pesan gue ngga dibales hah?" Erwin melipatkan kedua tangannya.

Cibra menyambung, "Kami ke rumah lo kemaren, kenapa ngga ada di rumah?"

Nabila mengerjab, "Hah!! Kalian ke rumah aku?"

"IYA!" jawab mereka serentak.

Nabila membatin. Untung aja Izza ngga ada di rumah...

"Hehe, aku pulang kampung." Nabila terkekeh-kekeh.

Gea sebal, "Lain kali pesan di baca, biar kita nggak khawatir!!"

Nabila menabok Gea, "Ih iya iya nanti aku kabarin."

Seperti hari biasa, pembelajaran dimulai. Dan berakhir Nabila di suruh untuk mengantar buku ke kantor. Padahal jika kemana-mana ia bersama Erwin. Tapi kali ini tidak, Erwin kebelet berak.

"Bil! Lu sendiri ya ngantar ke kantor. Gue mau berak." Erwin bicara menahan perutnya yang sakit.

"Iya iya, kamu berak aja sana." Nabila mengangguk dan langsung berjalan menuju kantor.

Sesudah Nabila mengantar buku, ia melewati beberapa ruangan kosong. Tiba-tiba ia mendengar sesuatu. Suara tangisan seorang gadis dari banyaknya ruangan susun tersebut. Karena penasaran, Nabila menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara. Beberapa pintu sudah Nabila buka, tapi ia tak menemukan siapapun.

Sampailah ia pada suatu ruangan yang letaknya jauh dari kantor. Ruangan yang letaknya paling pojok dan sunyi. Nabila penasaran, mungkin memang ada yang menangis di sana. Ia tak memikirkan hal hal mistis, ini justru membuat rasa ingin tahunya semakin tinggi.

"Hiks hiks..."

Nabila memanggil, "Halo, ada orang?"

Nabila memegang kenop pintu dan memang sumber suaranya dari dalam. Ia mencoba yakin kalau ada seseorang di sana. Nabila membuka pintu. Suara misterius itu masih ada, Nabila menelusuri sudut ruangan yang sepertinya ruangan tersebut gudang. Pasalnya banyak benda yang berdebu.

"Hah? Kok suaranya ngga ada lagi?" Nabila heran. Saat ia masuk, suara gadis menangis itu menghilang.

Brakk!!!

Pintu tiba-tiba tertutup kencang. Nabila menoleh dan berlari berusaha membuka pintu tersebut. Namun sayangnya, pintu dikunci. Nabila menggedor-gedor dari dalam. Ia yakin seseorang sengaja menguncinya di sini.

"Tolong! Ada orang ngga? Kalau ada orang buka!! Tolong!!"

Brak brak

"WOY TOLONG!!" teriaknya.

Tangan Nabila memerah menggedor pintu. Beberapa kali sudah ia berteriak tak ada satupun manusia lewat di lorong-lorong ini. Tak ada satupun yang mendengarnya. Nabila berbalik melihat benda-benda berdebu tersebut, sedikit cahaya masuk lewat ventilasi udara. Tubuh Nabila merosot di balik pintu. Percuma ia berteriak, tak akan ada yang mendengar.

"Ya Allah gimana ini?" tanyanya pada sang ilahi.

Semoga saja ada seseorang yang mencarinya ke sini. Tidak mungkin teman-temannya tidak bertanya dirinya dimana. Terlebih Gea, mungkin saat ini gadis itu tengah panik.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Where stories live. Discover now