20. Tanpa kamu, aku kesepian

93 21 0
                                    

Di sekolah, Gea dengan tampang khawatir berjalan menuju kelas IPA 1 untuk menemui Izza. Entah kenapa jika mengingat pria itu amarah bisa menggebu-gebu, kesal. Sambil berjalan, Gea mengikat rambutnya yang panjang kemudian berlari. Beberapa pria yang berada di sana ikut tercengang melihat kecantikan Gea.

"Widih jarang-jarang siswi IPS 4 datang ke sini, cantik lagi," ucap seorang pria bernama Indra.

"Gue nyari Izza, ada?" Gea memasang wajah dingin.

Indra berkata lagi, "Ih lu cantik, mau dong jadi pacarnya." Sekarang ia berani membelai wajah Gea, untung saja Gea menghindar.

"Gue kesini mau nyari Izza, bukan mau godain lo!"

"Santai kali ngomongnya, ntar cantiknya hilang loh." Indra mengangkat tangan hendak menyentuh pipi Gea.

Gap!

"Lu ngapain nyentuh nyentuh cewe? Tangan lu kotor!" ucap seorang lelaki yang kini menepis tangan Indra.

Perhatian Gea teralihkan, "Devan?"

Devan menoleh ke arah Gea dan kembali menatap Indra dengan tajam, "Gue peringatkan lu jangan sembarangan nyentuh ni cewe!"

"Lah emang dia siapa elu?" tanya Indra tak terima.

"Dia cewe gua!" celetuk Devan. Gea spontan menatap Devan yang kini memasang tampang dingin.

Indra terdiam seribu bahasa lalu menjauh. Devan sedang kesal berusaha memadamkan api yang berkobar dalam hatinya.

"Lu ngga papa kan?" tanya Devan.

Gea menggeleng, "Ngga papa."

"Nyari Izza?" Alis lelaki itu bertaut.

"Iya."

"Ayo jalan, Izza lagi di kantin sama Audi."

Mendengar itu Gea memutar bola matanya malas. Sementara itu, Gea berjalan cepat dan meninggalkan Devan yang berjalan santai.

"Cepet amat jalannya tu cewe." Devan berujar sendiri.

Gea bertengkar dengan emosinya sendiri akibat kesal dengan perbuatan Indra. Ia mengepalkan tangannya geram, jika saja ada Nabila, ia tak akan marah seperti ini. Mata Gea meneliti di setiap sudut kantin yang dipenuhi banyak siswa-siswi. Dan pada akhirnya Gea menemukan satu pria yang memang ia cari, Izza.

Tanpa peduli Audi, Gea berkata memotong pembicaraan mereka, "Izza! Gue mau ngomong sama lo!"

"Disini aja," balas Izza dengan santai. Sedangkan mata Audi memandang heran Gea dari bawah sampai atas.

"Nabila," Gea semakin mengepalkan tangan, "dia kemana?"

"Loh, kok nanyanya ke pacar gue si?" Audi memotong dan menoleh ke Izza, "emang kamu tau?"

"Mana gue tau, gue kan ngga tau."

Perkataan Izza barusan semakin membuat Gea frustasi serta geram. Ia menggigit-gigit bibir bawahnya.

Gea berkata, "Trus lo ngapain kemaren jenguk Nabila di UKS? Lo ngomong apa sama dia ha? Kemaren pas gue temenin pulang pake bis, dia nangis."

Audi tercengang, "What? Bentar! By kamu ngapain jenguk Nabila di UKS?" sekarang ia melempar pertanyaan itu pada Izza.

Motong mulu si anjing! Gea membatin.

"Kemaren aku sakit perut, trus ke UKS," Izza menutupi kebohongannya, membuat Gea bertepuk tangan.

"Bagus lo ya! Ngadi-ngadi lu anjing! Nabila kemaren nangis karna lo, dan sekarang gue mau tau alasannya, kasih gue alamat rumahnya! Gue mau jenguk Nabila hari ini." Jika sudah tak sabar, kata-kata kasar yang bersemayam di tubuh Gea keluar pada waktunya.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Where stories live. Discover now