2. First

170 36 7
                                    

Izza berbisik pelan di telinga Nabila, "Lu jangan tidur ya Maemunah. Gua geprek lo besok pagi kalo caper mau tidur."

Bodo amatlah, Za! Ngantuk!

Nabila sekuat mungkin menahan kantuk, namun kali ini ia sangat kelelahan. Posisi Izza yang kini duduk di samping Nabila tentu merasa tidak nyaman melihat istrinya seperti itu. Tapi demi kelihatan baik di depan orang tua Nabila, perlahan ia merengkuh Nabila yang matanya agak redup.

Dan sekarang, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah sekarang Izza menyandarkan kepalanya di samping kepala Nabila. Ia mencoba tidur sejenak bersandar pada tembok, kenapa jadi tembok? Karna tembok sangat dingin dan nyaman.

"Liat tuh anak kita, berduaan duduk disana, ketiduran lagi." Rima sengaja menyenggol lengan Erni. Ia hanya membalas dengan senyuman yang terlukis di bibirnya, menunggu keadaan selanjutnya apakah mereka akan saling jatuh cinta.

Waktu sudah hampir jam dua belas malam, Rima menepuk pundak Izza hingga terbangun dengan mata yang sayup. Sementara Nabila sudah tertidur, kepalanya miring bersandar dipundak Izza.

"Kenapa, Mah?" tanya Izza mematung, karena jika ia bergerak, Nabila bisa terbangun.

Rima menunjuk ke arah kamar Nabila, wajah Izza langsung berubah menjadi masam. Dengan terpaksa ia mengangkat tubuh Nabila ke kamar dan menempatkannya di tempat tidur. Setelah selesai menyelimuti Nabila, ia kembali keluar kamar dan mendapati Mamahnya menyilangkan kedua tangan sambil melotot.

Astaga, maksudnya apa? Izza bergumam dalam hati.

"Mamah sama papa tidur di ruang tamu, kamu tidur sekamar sama Nabila," ujar Rima. Izza membelalakkan kedua matanya terkejut, ia kembali melihat Nabila sekilas lalu beralih menatap Ibunya. Izza tak terima, ia mendengus kesal, terpaksa malam ini ia harus tidur berdua dengan Nabila.

Nabila yang tertidur nyenyak menghadap kanan, kini beralih hadap ke kiri, Izza merasa risih dan tidak nyaman. Ia membuka kedua mata dan mendapati wajah Nabila sangat dekat dengannya. Ia menjauh sedikit, berusaha menghindari Nabila yang tertidur masih dengan hijabnya.

Karena Izza tidak menaruh guling sebagai pembatas, Nabila memeluk Izza seperti memeluk guling. Izza tak dapat bergerak bahkan susah bernapas, oh ayolah cuma malam ini ia tidak bisa tidur dengan tenang.

Astaga ini apalagi. Izza membatin.

🖤🖤🖤

POV IZZA

Assalamualaikum, hai bro! Gue Izza Aqmar. Jangan tanya kenapa gue bisa kawin sama cewek lembek ini, semua ini karna Mamah sama Papah gue. Hal terburuk yang gak pernah gue sangka, coba nih kalian bayangin, gue satu kamar sama cewe yang belom gue kenal! Geli ngga? Gue sih geli. Jangan kalian pikir gue bakal jatuh cinta sama ni cewe, amit-amit astagaaa.

Gue ini kepaksa kawinin Nabila, ternyata ortu gue sudah janjian sama ortu Nabila astaga. Dan mereka janjian pas gue masih dalam bentuk spermaa anjir! By the way mamah gue sama mama Nabila ini besplen banget si.

Tenang, tenang. Cepat atau lambat gue pasti pisahan ama Nabila, tapi nunggu waktunya dulu. Kira-kira habis lulus, aduh lama banget kan? Iyalah!

Tau nggak? SEBENERNYA GUE DAH PUNYA PACAR! PUAS KALIAN? Gue ngga nge gas ya. Nama pacar gue Audi Amanda. Udah setengah tahun gue pacaran ma dia. Hebat kan gue?

Sebelum gue nikah sama Nabila, gue udah pernah kasih tau kalo gue udah punya pacar ke Mamah. Tapi ngga di gubris sama sekali! Kesel gue. Malah nyuruh gue putusan, kan ngga seru!

Gue Izza! Gue pria sejati yang bisa dapetin apa yang gue mau dengan usaha gue sendiri. Cepat atau lambat gue bakalan bebas yang rasa gue ini adalah penjaraaa! Kaya drama aja nyet, nikah nikah muda.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang