8. Rumor memalukan

102 29 3
                                    

BRAK!

Dentuman keras dari pintu mengagetkan Nabila yang tengah membersihkan kaca jendela kamar dari dalam. Izza datang kali ini membawa emosi membara yang tersimpan dari benaknya sedari tadi pagi sejak bertemu Nabila di depan perpustakaan.

"NABILA!" panggil Izza.

Nabila mengeluh, ada apa lagi yang sebenarnya terjadi kali ini. Ketika menyembulkan kepala, ia mendapati Izza melempar tas ke arahnya dengan kasar, dan tas itu lumayan berat untuk di tenteng di bahu.

"Astagfirullah! Kamu sekolah bawa besi sekilo ya? Berat banget!" sergah Nabila ikut emosi.

"Coba lu liat! Belum masuk sekolah udah buat kacau!" Izza berkoar-koar merogoh dan menyodorkan ponselnya ke arah Nabila. Nabila dengan seksama membaca berita harian di situs web khusus sekolah mereka.

Dan yang benar saja, disana foto Nabila yang sedang mengintip terpampang di paling atas sebelum tulisan padat di bawahnya. Oh tidak! Bagaimana ini terjadi? Siapa yang telah mempotret dirinya seperti itu, jelek sekali.

Berbagai ocehan dari rakyat SMA Negeri 1 sudah puluhan bahkan ribuan, tentu saja membuat pembuat blog fitnah ini mendapatkan uang banyak. Padahal tidak seperti yang di perkiraan, karena tidak tahu jalan, Nabila terpaksa bersembunyi yang dimana ia tidak tahu tempat apa.

"Ini nggak kaya yang kamu pikirin!" Nabila kembali berseru setelah melihat Izza mengantongi ponsel dan masuk ke kamar tanpa mendengarnya sedikitpun.

Brak!

Nabila mengejar Izza yang masuk kamar, namun ia terlambat, pintu kamar sudah ditutup Izza dengan cepat membuat dirinya menabrak pintu lalu tersungkur ke lantai. Ia mengaduh kesakitan memijat dahinya yang mengenai pintu.

Nabila menggedor pintu dan berkata, "Oyy!! Aku salah masuk ruangan tau. Aku ngga tau kalau itu toilet cowo."

"Diem lu otak mesum!" Izza nge gas.

Sore ini seharusnya adem ayem, namun tidak bagi Nabila dalam keadaan memanas. Malam ini mereka akan dijemput oleh Ardy dan Rima untuk pergi ke sebuah mall di tengah kota.

Izza tau sebelum ia pulang ke rumah mendapati kabar jika ia harus menemani Nabila untuk berbelanja di mall. Mendapati kabar itu, Izza tidak bisa menolak, jika menolak, Ibunya akan marah habis-habisan.

Izza membuka pintu perlahan, melihat apakah Nabila menunggu di depan kamarnya atau membersihkan kaca jendela depan. Akhirnya Izza melihat Nabila menyapu pekarangan rumah sambil asik bernyanyi dengan suara cemprengnya.

Terlihat Nabila menjadikan sapu sebagai mikrofon untuk bernyanyi, ditambah dengan gayanya yang aneh.

"AWALNYA KU PURA-PURA, LAMA-LAMA KU JADI SUKA. OH TUHAN, INIKAH YANG NAMANYA CINTAAAA!!"

Izza menutup telinga dan menyipitkan mata.

"TADINYA BIASA SAJA, SEKARANG KU BENAR-BENAR CINTAA. KUHARAP INI SEBENTAR SAJAA HIYAHHH!!"

"Ngga waras," ujar Izza.

Izza ke dapur mengambil air untuk minum, ia melewati mesin cuci yang masih terlihat kosong dan kering. Ia penasaran, bukankah pakaian kemarin ia tumpuk di mesin cuci, lalu kemana hilangnya pakaian ini? Izza berteriak lagi.

"NABILA!!"

Nabila terkejut, oh kali ini pasrah, ia hanya bisa mengikuti kemauan Izza sekarang tanpa membantah. Mata Izza terbelalak menatapnya sambil menunjuk mesin cuci, Nabila menampilkan wajah masam.

"Mana baju gue!!?" teriak Izza.

"Udah kering, udah aku cuci," jawab gadis mungil itu.

"Nyuci? Apa lu bilang?" Mereka masih berkoar-koar.

Tuan Arogan dan Putri Mawar (Komplit✓)Where stories live. Discover now