12. Mall lagi

1K 100 0
                                    

Setelah pulang dari taman, Dhea  segera mandi untuk membersihkan badannya yang sudah dipenuhi oleh keringat.

Setelah itu, Dhea menuju ke ruang makan karena perutnya sudah lapar.

Selesai makan, Dhea kembali ke kamarnya. Saat ia akan merebahkan tubuhnya di kasur, tiba-tiba handphonenya berbunyi.

Drt drt drt.. Erinas calling...

"Tumben nih anak nelfon," ucap Dhea.

Dhea langsung menggeser tombol berwarna hijau di layar handphonenya pertanda menerima panggilan tersebut.

"Halo, Dhe," sapa Erina.

"Kenapa, Rin? Tumben nelfon?" tanya Dhea to the point.

"Lo inget taruhan kita kan?"

"Iya, inget. Kenapa?"

"Kalau lo inget, lo nggak bakal pergi berdua sama Mike."

"Maksud lo?"

"Kita kan udah sepakat, yang dapet follback duluan dari Mike berarti dia yang berhak buat ngedeketin Mike."

"Terus?"

"Lo nggak nyadar apa yang udah lo lakuin?" tanya Erina dengan nada yang mulai tidak enak.

"Maksud lo apa sih, Rin? Sumpah, gue nggak ngerti," tanya Dhea.

"Lo yang kalah taruhan, itu berarti gue yang berhak buat ngedeketin Mike dan lo harus jadian sama Arka si cowok cupu itu," jelas Erina.

"Haduh, Erina! Kayaknya lo salah paham deh. Gue tadi beneran nggak sengaja ketemu sama Mike. Kita nggak janjian, Rin. Terus soal gue sama Arka, lo tenang aja, gue pasti lakuin sesuai kesepakatan kok," ucap Dhea.

"Yakin lo? Inget ya waktu lo pdkt cuma tinggal 2 hari lagi," ucap Erina.

"Iya, Rin. Gue yakin kok," balas Dhea.

Setelah panggilan terputus, Dhea segera merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. Kini terlihat ia tengah memikirkan sesuatu berkaitan dengan hukuman kalah taruhannya.

"Gimana ya caranya biar gue bisa jadian sama Arka? Masa gue duluan sih yang nembak dia? Apa kata dunia nanti? Tapi kalau bukan gue, masa iya harus nungguin dia? Kayaknya nggak mungkin deh. Dan kalau gue gagal, bisa-bisa gue kehilangan mobil sama uang belanja gue. Nggak-nggak! Pokoknya gue harus bisa jadian sama tuh cowok cupu, titik. Semangat, Dheandra!" ucap Dhea bermonolog.

Setelah itu, Dhea segera menelepon tantenya. Tapi sampai panggilan ketiga, sang tante tak kunjung menjawab panggilannya.

"Mungkin tante lagi sibuk kali ya," pikir Dhea.

♡♡♡

Lama-kelamaan Dhea merasa bosan karena tidak ada sesuatu yang ia lakukan.

"Ngapain ya enaknya?"

"Hm, ke mall aja kali ya?"

"Gimana kalau gue beliin Arka baju? Biar dia bisa baper gitu sama gue. Ya ya, kayaknya itu ide yang bagus."

"Tapi masa gue ke mall sendiri sih? Apa gue ngajak Erina sama Sella ya? Eh, jangan deh! Ntar kalau mereka ceng-cengin gue gara-gara beliin Arka baju, gimana coba? Hm, apa gue ngajak Bisma aja ya? Iya deh, gue ngajak Bisma aja, daripada gue sendirian."

Akhirnya Dhea memutuskan untuk pergi ke rumah Bisma. Ia segera mengambil kunci motor yang berada di atas meja belajarnya dan bergegas keluar kamar.

Setelah berpamitan kepada bi Am, Dhea menuju ke garasi untuk mengambil motornya. Ia melajukan motor dengan kecepatan penuh agar bisa segera sampai di tempat tujuannya.

CUPS (COMPLETED) Onde histórias criam vida. Descubra agora