Jaehyun mencopotnya, begitu juga dengan dasi yang menutup kedua mata sang submissive sejak permainan dimulai.
“Call my name, Jungwoo,” bisik Jaehyun dengan deep tone yang berhasil membuat Jungwoo semakin terangsang.
Jungwoo tetap diam, dia menahan suaranya agar membuat Jaehyun kesal.
“Uhuk.. uhuk!”
Jungwoo mencengkram sprei beludru tersebut dengan erat, hingga tak berbentuk. Kegiatan bercinta seharusnya dilakukan dengan lembut dan penuh dengan perasaan, tidak seperti saat ini. Ia merasa dirinya menjadi makhluk hina karena diperlakukan buruk oleh sesamanya.
Jaehyun memaju mundurkan wajah Jungwoo dengan mulut yang terisi oleh miliknya, ia terus menggerakannya dengan cepat sembari menaikan getaran vibrator itu mencapai level maksimal dan membuat Jungwoo kalang kabut dalam nafsu yang dipaksakan.
Jaehyun menyukai kedua lubang tersebut, yaitu mulut dan hole Jungwoo yang begitu ketat.
“Yeah.. like that, Baby Boy.”
“Hmmmh!”
“Fuck, your mouth so thight, Baby Boy.”
Hingga akhirnya miliknya menjadi lebih besar dan Jaehyun semakin mempercepat temponya yang membuatnya meringis keenakan.
Dan akhirnya Jaehyun mengeluarkan cairannya didalam mulut Jungwoo, dan Jaehyun segera mencabut miliknya dan menutup mulut Jungwoo. “Telan!”
Jungwoo terpaksa menurutinya dan menelan cairan dengan rasa yang tak enak tersebut dengan terpaksa, ia tak mau menerima hukuman lagi seperti saat ia menolak perintah Jaehyun.
Kemudian Jaehyun bergerak dan menarik vibrator tersebut dengan kasar dan membuangnya ke sembarang arah, dia mempersiapkan kepala kejantanannya didepan hole Jungwoo yang tampak lecet dan memerah akibat ulahnya, “Aku sudah tidak tahan lagi, Baby Boy.”
Jleb!
“Aakkh! S-sakit Jaehyun!” ringis Jungwoo ketika kejantanan Jaehyun masuk begitu saja tanpa memberikan istirahat pada lubangnya, bahkan saat vibrator berada di dalam lubangnya. Pria itu sama sekali tidak menggunakan lube yang sudah jelas membuat Jungwoo kesakitan sejak di awal, dan lagi-lagi ia memasukkan miliknya tanpa bantuan lube.
“Ssshh! Say my name, Baby Boy. Say my name!”
“Ngh! Jaehyun... akh, Jaehyun!”
“Louder!”
Plak!
Jungwoo menangis saat paddle itu kembali menyapa kulitnya dengan kasar.
“S-sakit!”
Plak!
Plak!
Plak!
Hasrat Jaehyun membara setelah melihat rona kemerahan akibat paddle yang ia layangkan ke punggung Jungwoo, dan kemudian Jaehyun meremas kedua bongkahan yang sejak tadi terlihat menggemaskan baginya karena seperti menelan kejantanannya.
“Akh! Jaehyun, j-jangan!”
Jaehyun menggenggam erat milik Jungwoo yang sudah tegang karenanya, dia memberikan Jungwoo kenikmatan meskipun berbeda, ia ingin Jungwoo juga merasakannya.
“Ngh! Stop it, J-Jaehyun, stop!”
“Kau ingin berhenti ketika kita hampir menuju akhir?”
“Ngh.. i-iya!”
Plak!
“Pembohong,”
“Hentikan, ngh!”
“Dasar pembohong,”
Jungwoo tak kuasa dengan kenikmatan dan rasa sakit yang ia rasakan secara bersamaan, “S-sakit! Hentikan Jaehyun!”
Jungwoo mendongak dan merasakan dirinya baru saja mengeluarkan cairannya atas bantuan service tangan Jaehyun. Ia juga merasakan rasa hangat menjalar dari lubangnya dan berlomba-lomba menuruni pahanya.
Jaehyun mencabut miliknya, ia segera menutup lubang itu dengan penutup agar cairannya tetap berada didalam sana. Ia Jungwoo tergeletak mengenaskan diatas kasur yang sudah berantakan oleh Jungwoo.
Jaehyun berjalan menuju kamar mandi, dan menyalakan kran air hangat untuk digunakan mandi oleh dirinya dan Jungwoo. Dia melihat pantulan dirinya di cermin, terdapat banyak cakaran dan juga gigitan dari Jungwoo akibat permainannya.
“Aku puas dengan tanda tanganmu, kau memang tercipta untukku, hanya untukku seorang.”
Jaehyun menuangkan sabun dengan wangi citrus yang biasa ia gunakan.
Jaehyun merapihkan barang-barang miliknya, seperti paddle, tight rope. gag-ball, dasi, vibrator, alat cambuk, hingga kalung rantai yang sejak tadi dipakai oleh Jungwoo, dan juga pakaian maid yang dipakai Jungwoo namun sudah tak berbentuk lagi.
Jaehyun melirik jam digital miliknya yang menunjukkan pukul 04.30 PM, Jaehyun tertawa. Bahkan saat Mark menyetubuhi Jungwoo tidak selama itu, dan dia berhasil mengalahkan rekor yang di pegang oleh Mark.
Pemuda itu tak sadarkan diri dengan banyak lebam dan juga luka yang dihasilkan oleh Jaehyun, namun Jaehyun menyukainya karena Jungwoo seperti kanvas baginya, dan dia adalah senimannya.
Jaehyun menggendongnya dan masuk ke dalam bath-up bersama-sama, ia memandikan Jungwoo dengan lembur seperti bayi. Dan Jaehyun meraba hasil karyanya dengan seringai, “Kau adaah mahakaryaku, kaulah yang terbaik di antara yang lain, Jungwoo. Dan karena itu aku tidak akan melepaskanmu, bahkan jika harus membuatmu lumpuh. Aku akan tetap melakukannya,”
✨ To Be Continue ✨
N : I see red.. red.. red..
adegan di kapal, eh maksudnya di ranjang sebentar aja ya 😂😂
Jangan banyak-banyak, takutnya gumoh.
Sorry kalau ada typo dan kesalahan lainnya, aku ga bisa bikin beginian
aku masih newbie :)
Update ini dulu ya, kemungkinan fiksi Jaewoo yang lain update besok atau lusa.
Otaknya berasap habis ngetik beginian :)
Gimana nih sama yang pilih Jaehyun, masih pilih Jaehyun atau mau ganti? Wkwkwk
YOU ARE READING
Drippin' | Markwoo + Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse. [ S I N O P S I S ] Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
✨ Thirteen ✨
Start from the beginning
