Xiaojun membuangnya, dan kembali mengarahkan pistolnya ke segala arah dengan tangan kirinya. “Bajingan, jika kau berani maka hadapi aku!” ia bersuara lantang.
Clap!
Clap!
Clap!
Seseorang muncul dengan topeng dan alat pengubah suara yang selalu ia gunakan ketika menyamar. Tepuk tangannya terhenti setelah dia sampai didepan Xiaojun, dan Xiaojun menodongkan senjatanya tepat di dahi sosok itu.
“Legend? Kenapa kau melakukan ini padaku? Bukankah kau sahabatku?”
Sosok itu menertawakan Xiaojun, dan Xiaojun merasa asing dengan suara itu. Akhirnya ia membuka paksa topeng tersebut dengan tangan kirinya, Xiaojun terkejut saat melihat wajah yang tidak asing lagi. Kini, ia sedang tersenyum kepada Xiaojun.
“Selamat malam, Xiaojun. Senang bisa melihat wajahmu lagi, tapi kini aku lebih suka ekspresi kesakitanmu.”
“Seharusnya aku sudah lama melenyapkanmu. Tapi, aku terlalu baik karena mengira kau tidak akan mengkhianatiku,”
Jeno tertawa kencang bagaikan auman binatang buas saat berhasil melumpuhkan mangsanya. “Jangan berharap kau bisa melenyapkanku, dan Orang-Orang yang memiliki sangkut paut denganku. Karena kami tidak akan diam jika kenyamanan kamu terusik,”
“Maksudmu itu Ibumu si psikopat pengkoleksi parfum mayat itu, huh? Menjijikan,” Xiaojun mengejeknya.
Jeno memicing tak suka, ia tak suka Ibunya disebut psikopat. Ia lebih suka jika mereka disebut seniman, “Sejak awal kedatanganmu memang sudah mencurigakan. Banyak sekali kasus yang kau sembunyikan dari kami karena kau takut tak diterima di sini,”
Xiaojun terkejut saat seutas tali tambang tiba-tiba saja berada di lehernya dan berusaha membuatnya mati dengan kehabisan nafas.
“Ukh.. kalian brengsek.”
“Diam kau, manusia hina. Mulutmu tak berguna jika hanya untuk mengejek.”
Tes!
Tes!
Tes!
Tetesan cairan berwarna merah itu mengenai wajah Xiaojun, “S-sialan, kau mengotori wajahku.”
Sosok itu tersenyum sembari mengusap dahinya, “Sama-sama, aku suka mengotori wajahmu dengan darahku.”
Jeno menepuk pelan pipi Xiaojun, “Kau masih berguna, setidaknya bergabunglah dengan kami. Maka kami tidak akan membunuhmu,”
Xiaojun tak memiliki waktu untuk berpikir keadaan terancam seperti ini, “Kau pikir aku akan menerimanya dengan mudah?”
“Cepat jawab saja, tak perlu mengucapkan yang lain.”
“Kalian keparat!”
Jeno dan temannya tersenyum, “Memang, tapi kami lebih cocok di namakan seniman.” koor keduanya kompak.
✨ Drippin' ✨
Jungwoo tersedak saliva-nya sendiri saat Jaehyun menaikan getaran vibrator yang saat ini sedang mengoyak lubangnya dengan cepat.
“Hnnh!”
Jaehyun menjambak rambut Jungwoo dan memberikannya ciuman pada pipinya, sesekali dia pun menjilatnya.
“Hnnh!”
Jaehyun tertawa, kemudian ia memelankan tempo vibrator-nya sembari menyisir rambut lepeknya ke arah belakang, “Ternyata gag-ball itu tak menyenangkan bagimu ya?”
ESTÁS LEYENDO
Drippin' | Markwoo + Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse. [ S I N O P S I S ] Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
✨ Thirteen ✨
Comenzar desde el principio
