“Kau merasakannya bukan?”
“H-hentikan!”
“Mungkin kau menolaknya dengan kata-kata, tapi tubuhmu bereaksi pada sentuhanku, Puppy.”
Jungwoo mencengkram erat kedua pundak Jaehyun, sembari memejamkan kedua matanya. “Hentikan, ini tidak boleh dilakukan oleh kita, ini salah.”
Jungwoo terkesiap saat sesuatu merayap masuk ke dalam bajunya lewat bawah, tangan Jaehyun bergerak mencari sesuatu.
“Hmmph!”
Jaehyun menyeringai, ia mendapatkan apa yang ia cari.
Jungwoo sibuk menahan desahannya dengan menggigit bibirnya kuat kala jemari Jaehyun bergerak maju dan mundur pada miliknya, Jungwoo menunduk dan melihat Jaehyun yang tengah menyeringai padanya.
“Feel so good, hmm?”
Jungwoo menggeleng pelan. Jaehyun membiarkan Jungwoo mencengkram erat kedua pundaknya, toh. Dia juga sedang menikmati wajah sang submissive yang sedang mendapatkan service darinya.
Jungwoo bergerak gelisah dengan rintihan yang membuat gairah Jaehyun semakin membara.
Tiba-tiba saja Jaehyun menghentika. kegiatannya, dan membuat Jungwoo mendesah kecewa. Kedua matanya memohon pada Jaehyun, “J-Jaehyun?”
Jaehyun tak sabar lagi, akhirnya ia menggendong si manis menuju kasurnya. Dan ia pergi ke lemari untuk mengambil sesuatu, Jungwoo bergerak tak nyaman diatas kasur. Ia membutuhkan pelepasan, namun ia tetap berusaha kabur.
Brugh!
Ia berdiri dengan kedua tungkai yang lemah. Namun Jaehyun tak membiarkannya, ia mengikatkan sebuah dasi untuk menutupi penglihatan Jungwoo.
Dan dengan mudahnya ia membanting tubuh Jungwoo ke atas kasur. Jaehyun segera mengikat tali tersebut pada kedua tangan dan kedua kaki Jungwoo.
“Aku tidak akan menutup mulutmu. Aku butuh suaramu untuk menyerukan namaku, sangat.. sangat.. lantang.”
✨ Drippin' ✨
Xiaojun menoleh ke arah belakang dengan cepat, ia merasa di ikuti oleh seseorang. Sialnya, sejak perkataan Jeno di pemakaman membuat Xiaojun menjadi waspada.
Ia memasukan salah satu tangannya ke dalam jaket.
Pria itu memacu kedua kakinya dengan cepat, ia ingin cepat-cepat sampai dirumah.
“Mencariku?”
Xiaojun menoleh ke arah kanan, suara itu tak asing baginya. Dan kini membuatnya semakin terancam berada diluar, “Bajingan,” umpat Xiaojun.
Ia tak peduli lagi, akhirnya ia berlari cepat menuju rumahnya. Jarak rumahnya tak begitu jauh, sebentar lagi ia akan sampai namun tiba-tiba saja dia tersandung sesuatu dan jatuh ke jalanan beraspal. Xiaojun melihat kakinyanya yang terasa berdenyut nyeri, dan darah segar mengalir keluar dari luka segaris yang cukup dalam pada bagian kaki depannya.
“Shit,”
Pria itu melihat ke arah depan, dan ternyata ada seutas kawat tajam yang membentang dan terdapat darahnya yang menetes.
Xiaojun bangkit dan berlari secepat yang ia bisa. Bahkan ia mengarahkan pistol yang selalu ia bawa ke segala arah, ia tidak mempercayai bahwa ia aman sekarang.
Stab!
“Aarrggghhh!” Xiaojun kembali bersimpuh pada aspal, ia meraba sesuatu yang membuat punggung kirinya nyeri. Dan ia mencabutnya, “Pisau?”
YOU ARE READING
Drippin' | Markwoo + Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse. [ S I N O P S I S ] Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...
✨ Thirteen ✨
Start from the beginning
