22. Flashback

88 41 7
                                    

"Iya tante."

*****

Empat hari berlalu, Vian masih tinggal dirumah Ara, kenapa ia tinggal begitu lama ? Kalo sampai Vian pergi, Ara merajuk gak mau menyentuh makanana alhasil Papa gak ada pilihan menampungnya sementara waktu.

Vian tipe cowok yang sebisa mungkin gak merepotkan orang lain. Justru sebagai rasa terima kasih Vian sering membantu Mama memasak dan Kak Neta berkebun. Ara ? kerjaannya cuma molor kek kebo ntar pas makan baru keluar kamar.

Pagi itu sekitar pukul 10 pagi, papa bingung bingung mencari sesuatu, "Ma, lihat flashdisk warna biru Papa gak ?" ujarnya panik menuruni anak tangga ke bawah.

"Yang sering Papa pake kerja ya ? Enggak Pa memang kenapa ?"

"Aduhh... Sekretaris Papa minta file laporan keuangan, di laptop Papa hilang copy-an nya cuma ada di flashdisk sekarang malah hilang flashdisknya," Papa kembali naik ke atas kamar.

Mama mengikuti Papa berusaha membantu mencari benda kecil berbentuk persegi panjang itu dengan membuka almari, melihat di sela - sela kasur dan rak buku di kamar mereka.

Kebetulan Ara dan Vian berjalan melewati kamar mereka. Mama meminta bantuan mereka, "Hei hei kemari, kalian bantu Mama mencari Flashdisk biru Papa," 

"Hilang lagi Ma ?"

"Iya, ada file penting yang harus dikirim, pokoknya bantuin cari sekarang."

Ara masuk kamar ikut membantu, Vian menatap ke arah Papa yang masih sibuk mengutak atik laptop.

Vian menghampiri Papa, "Apa aku bisa meminjam laptopnya sebentar ?"

"Apa maksudmu ?! Keluarlah," nada bicara Papa meninggi, ia tidak ingin diganggu sekarang.

Terbesit ide dikepala Ara.

"Ahh benar, bolehlah Pa Vian pinjam laptopnya... dia pasti bisa balikin data Papa yang hilang," ucap Ara percaya diri.

"Kalian berdua kan satu prodi gizi. Gak perlu ! Papa bisa mencarinya sendiri."

"Ayolah Pa, dengarkan Ara sekaliii saja. Jika file itu tidak ketemu--"

"Aku akan pergi dari sini," sambung Vian memotong perkataan Ara.

Papa terdiam lalu berkata,"Baiklah."

Vian duduk di kursi menggantikan Papa Ara,  ia keluarkan kemampuannya.

"Diatas lemari nggak ada Ma ?" Tanya Papa, ia tidak yakin melihat kemampuan Vian.

"Nggak ada Pa, mungkin kau meninggalkannya di kantor," Mama lelah mencari di setiap sudut kamar.

"Apa filenya bernama Laporan Keuangan PT. JetStunk Air ?" tanya Vian.

"Benar," Papa mendekat melihat dokumen laporan yang telah kembali di laptopnya.

Hanya beberapa menit Vian bisa mengembalikan file itu.

"Ada beberapa virus yang masuk jadi filenya nggak kedeteksi, sudah kupasang software AntiVirus."

"Ekhem.." dehem Papa canggung merasa malu sempat meremehkan kemampuan Vian.

"Makasih," ucapnya lirih.

"Apa Pa ? Vian gak denger nih," goda Ara.

"Ck, sudah kalian keluar sekarang," Papa mendorong mereka bertiga pergi lalu ditutupnya pintu kamar.

Mama dan Ara tertawa melihat kelakuan Papa, mereka kemudian melakukan high five.

"Lo gak mau ?" ajak Ara pada Vian mengajak tos.

I'm Not You II KTH [END]✅Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ