16. Will Lose Control

98 48 12
                                    

"Vian ? lo ngapain ? kenapa gak pake masker ?" bisik Ara pada telinga Vian.

*****

Vian menurunkan tangan Ara, ia menatap manik hitam matanya kemudian dipeluk tubuh kecil itu.

Mereka jadi pusat perhatian sekarang, ada yang bersorak dan berbisik melihat tingkah mesra mereka berdua.

"Hey hey ngapain ?," bisik Ara menggeliat kaget.

"Gue mau meluk lo bentar," jawab Vian. Ara terdiam mukanya perlahan memerah.

.

.

.

"Ternyata lo minat ke pesta juga, terus ngapain lo ngajak kesini ?" tanya Ara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata lo minat ke pesta juga, terus ngapain lo ngajak kesini ?" tanya Ara.

Mereka berdua duduk bersama dibangku taman, sedikit menjauh dari party.

"Maaf," Vian menatap mata Ara.


Bluushh...

"Hish ganteng banget,"  Ara berusaha menghindari kontak mata, ia menghela nafas.

"Gue tau lo pasti masih marah, itu wajar. Gue janji gak bakal ngelakuin itu lagi, maafin gue."

"Woah Vian banyak berkembang sekarang," batin Ara.

"Gue gak marah kok, tiap orang pasti punya alasan ngelakuin hal kek gitu kan ? Gue cuma gak nyangka aja saat ngeliat lo pertama kali. Jujur, lo emang cowok dingin, susah didekati, dan irit bicara, tapi Vian yang gue kenal gak mungkin ngelakuin pekerjaan kek gitu...," jelas Ara balik menatap Vian.

"... Marahan lebih dari tiga hari itu gak baik," imbuhnya tersenyum menggelengkan kepala.

"Lalu ngapain lo ngejauhin gue ?"

"Lo mau gue jujur ? oke, pertama gue mau lo ngajak ngomong duluan, masa tiap menit detik pun selalu gue yang ngajak lo bicara, dasar gak peka," ejek Ara.

Vian senang, si bawel Ara udah balik. Senyumnya itu, Vian sangat merindukannya.

"Eh, kenapa nih muka ?" Ara mendekat.

"Ah ini," Vian memegang pipi kirinya.

"Bukan, tapi sebelah sini," Ara menyentuh pipi kanan Vian.

"Sekarang ada kemajuan ya dah berani buka masker, lo  gak liat tadi hebohnya cewek - cewek ngeliat muka lo ? gue kira cuma gua aja yang tau rahasia ini," Ara menunjuk muka Vian. 

"Ini punya lu, lo bisa pegang sepuasnya," timpal Vian.

"Hah ?," Ara bingung.

"Dah dua kali kan lo megang muka gue, gak sembarang orang bisa megang nih muka."

Tubuh Ara menegang, ia harus buang pikiran anehnya sekarang, "Ehh apa ini sakit ?."

"Enggak, keknya  goresan ini karena bunga taman tadi," Vian terdiam menerima sentuhan lembut tangan Ara di pipinya.

I'm Not You II KTH [END]✅Where stories live. Discover now