"Pak! Dirumah Pak firman ada acara apa? Kok ramai?" tanya Raka heran.

"Lah, Nak Raka enggak tau emangnya? Kalau dirumah Pak Firman ada acara pengajian selamatan kehamilan Selena itu loh yang putih, tinggi, cantik lagi.

Raka yang mendengar jawaban tetangganya heran.

Sejak kapan si Selena Tinggi? Cantik? Kalau putih iya.
Kalau tinggi? Mana mungkin mustahil, tinggi bisa aja kalau si Selena sering minum susu Ze*,  Cantik? yang bilang si Selena cantik fixs matanya kelipan berlian. gumam Raka pelan.

"Kok, Saya enggak diundang ya pak?" ringis Raka.

"Emang Nak Raka siapanya pak Firman?" tanya bapak tersebut langsung tembus ke hatinya.

Ngejleb banget ye guys

Raka kicep mendengar pertanyaan bapak tersebut, dia bingung menjawabnya, Raka hanya bisa menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal.

"A-nu Pak, saya duluan ya pak!" pamit Raka.

"Lah, saya tanya baik-baik malah ditinggal, dasar anak jaman sekarang, enggak ada sopannya"

Tak lama ada bapak-bapak yang menyapa bapak-bapak itu.

"Lah, Pak Ustad kenapa masih diluar, mari pak masuk.

---

Rumah Raka

Raka memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa sambil tangannya dengan terampil membuka sarung yang tadi di pakainya dan melemparkannya ke pinggiran sofa. Dia segera mendudukkan dirinya di sofa yang kebetulan dari tadi terus menggodanya minta di duduki.

Raka bersandar di sofa tersebut sambil memejamkan matanya menikmati keheningan ini.

"Enak banget kalau rumah sepi kayak gini," gumam Raka.

Suara grasak-grusuk mengganggu keheningan yang sedang Raka nikmati dan tak lama suara familiar terdengar memanggilnya.

"Den," panggil sebuah suara.

Raka segera membuka matanya dan terlonjak kaget melihat penampakan di depannya. Gila Deket banget tuh muka.

"Astagfirullah, kamu siapa?"

"Ini bibi den, masa enggak kenal,"

"Kenal kok, cuma pura-pura aja,"

"Den Raka berdosa banget,"

"Untung dosa gue di tanggung pemerintah, jadi kagak apa-apa berbuat dosa sebanyak apapun."

Astagfirullah. Untung anak majikan, coba kalau anak sendiri sudah tak buang ke rawa-rawa. Batin si bibi

"Terserah Den Raka saja, bibi ikhlas asal Den Raka cepat waras,"
"Lagian Den Raka ngapain malah santai-santai dirumah bukannya ikutan pengajian di rumah sebelah."

Raka yang mendengar ucapan si bibi hanya menyimak dengan khusuk.

"Gue kagak diundang, malu lah kalau datang ke sana," jawab Raka kalem.

"Lah, kata siapa enggak diundang? Semua warga komplek diundang semua, nyonya sama tuan aja diundang, neng Anggi juga."

Mendengar jawaban si bibi tentang orang tuanya dan Anggi yang sudah pergi tanpa mengajaknya dia mendadak kesal. Tega kali kagak ngajak gue.

Dia mengepalkan tangannya dengan kesal.
Kemudian Raka segera beranjak untuk berangkat ke rumah sebelah yang tak lain rumah Adelia.

---

Playboy BukalapakWhere stories live. Discover now