♠️ 21 I a m E v i l

Start from the beginning
                                    

Alfa diam dan menuduk mencernah ulang maksud Raider. "Kau tahu bertemu mereka itu susah dan aku harus buat janji dulu! Sedangkan, kau langsung bertemu mereka seenaknya! " Saat tangan Raider melayangkan tinjuhnya diwajah Alfa. Dia terhenti karena ada petugas keamanan. "Hey jangan berkelahi disini kalian! " tegurnya.

Dengan kesal Raider melepaskan tangannya dari kerak baju Alfa kasar.

"Sial" gumanya pelan. Tapi Alfa masih bisa menangkapnya di pendengaranya jelas hanya apa yang bisa Alfa lakukan.

Kenapa Raider harus berpikir seperti itu jika tadi ia ikut gabung dengan mereka juga tak apa. Tapi setiap kali Raider melihat Alfa bersama kedua kakakknya hati cowok itu mendadak terbakar dan merasakan cemburu karena mereka terlihat lebih dekat dengan Alfa dibangdingkan dirinya.
Jika saja tak ada petugas keamanan tentu Alfa berakhir dengan wajah lebam dan tubuh yang remuk.
Ditangan adiknya sendiri yang tak perna mengangapnya saudarah sendiri.

Awas kau! Akan kubalas lain kali!

Tatapan tajam seperti elang ia tunjukan pada kakaknya ia melangkah meningalkan Alfa didalam situ.

Yang sepertinya diam mendadak dan merasa sakit lagi sekalian juga malu karna adiknya bahkan berani memukulnya di tempat umun.

...

Huuufs kenapa ia harus berpikiran seperti itu.

Jika ia ingin bertemu mereka ia kenapa harus mempersoalkan hal seperti itu!

Alfa sibuk mencatat bagian -bagian penting yang dijelaskan dosennya dipapan tulis. Tangannya terus menulis dibuku catatannya sedangakan matanya fokus dipapan tulis dan sesekali melihat tulisannya dibuku.

Meski ia bisa terus menjauh dari Olivia tapi hatinya terasa kosong dan hampa, sakit juga setiap mengingat nama gadis itu ada rasa sakit yang membuat tengorokkannya terasa sesak. Seharusnya dari awal ia sudah menjaga jarak dengan gadis itu bukan seperti sekarang saat perasaannya juga mulai tumbuh bersamaan dengan rasa sakit yang masih berbekas dan belum sembuh seutuhnya.

Kenapa Tuhan aku harus jatuh hati padanya kenapa yaa Tuhan.

Alfa lelah sendiri berusahan menjauh, dan menghilang dari hadapan gadis itu bila mereka bertemu.

"Derek!" Ia menoleh kesamping dan menatap Matheo yang sedang sibuk menulis.

"Y...a"

"Kau bisa ikut aku keruang sains nanti bagaimana bisa tidak? " tanyanya dengan suara pelan. Agar dosen tidak mendengar.

"Te...te...tentu, t...api...se...telah...aku makan siang ya" jawabnya.

"Baiklah kalau begitu aku diluan yaa jangan lama kutunggu! " Ia merapikan peralatan belajarnya dan pamit keluar karna jam pelajaran telah berakhir.

Matheo menepuk pundak Alfa singkat sebelum akhirnya ia pergi.

Alfa hanya menganguk. Ia pun juga melangkah setelah selesai menulis. Ranselnya ia kenakan dipundaknya dan menujuh cafetaria. Tapi saat matanya bertemu Olivia buru-buru, ia berbalik badan dan keluar dari cafetaria ia berencana makan gagal total.

"Alfa! "

"Alfa! "

"Alfa! "

Alfa segerah berlari keluar dan menyusup keruang perpus. Ia akan membaca saja disana ia bisa makan saat cafetaria sepi atau makan diluar sana mungkin dicafe. Pikir Alfa singkat.

"Kemana pemuda itu? Pemuda itu tadi aku melihatnya, tidak mungkin aku salah? Ah sial!" Langkahnya kembali kearah cafetaria.

"Omega siapa yang kau cari? " Brody bertanya saat melepaskan kedua earphone dari telingahnya.

SAD BOY [END]✓Where stories live. Discover now