♠️ 12 D i s a p p o i n t e d

Start from the beginning
                                    

"Apa kalian sudah makan?? " tanya Celvin dan bangkit berdiri.

Keduanya pun ikut berdiri "Tentu saja belum! " protes Brody kesal. "Baiklah ayo kita makan ku kira tadi kalia sudah makan diluan? Jadi aku bertanya lagi! "  Jerry dan Brody kemudian mengekorinya menujuh meja makan.

...

"Alfa, apa kau sudah memberi tahu keluarga mu? " Alfa menatap gadis ini dengan tenang dan memjawabnya, "Be...be...belum. "

"Oh tak apa aku sudah memberitahukan mereka kau disini! "

Gadis itu mendekat dan duduk ditepi ranjangnya. "Ini ponsel mu dan ransel mu waktu itu tertinggal dicafetaria! " Alfa memandangnya teduh, dan hampir tak bersuara lagi, seminggu sudah genap ia dirawat di rumah sakit saat ia bangun maupun tidur ia selalu melihat gadis ini yang telah merawat dan menjaganya disini.

Perna Alfa tak mau makan saat seorang perawat membawahnya sup hangat. Ia hanya memandanginya tanpa minat untuk menyatapnya sementara gadis itu baru saja pulang dari kampus. Tanpa meminta persetujuan Alfa ia mengambil sup dari tangan perawat itu dan menyuapkan sendok berisi kua itu setelah ia sudah meniupnya. Dan masuk dalam mulut Alfa. Perawat itu pamit undur diri dari hadapan keduanya.

Gadis ini seperti ibunya, Starla, atau Sherly yang selalu merawatnya bila ia sakit dengan lembut mereka akan memaksanya makan atau minum obat. Alfa makan dengan suap-suapan berikutnya ia telan  dari tangan gadis itu yang dengan terlaten menyuapkan sup kedalam mulut Alfa.

"Ter...ter...terimakasih ta...ta...tapi kau
tak per...per...perlu melakukan in...ini!" Nada lembut dari bibir Alfa terdengar merdu ditelingah gadis itu. Walau dengan terbata-bata seperti biasa.

Gadis itu hanya tersenyum simpul dan mengelus rambut Alfa. "Aku akan tetap merawat mu hingga kau benar-benar pulih!"

Alfa pun membalas senyuman itu dengan tulus dan gadis itu memberi segelas air hangat dan obat padanya setelah ia selesai menghabiskan supnya.

Gadis itu sangat bersyukur karna Alfa tak mengalami amnesia sebab kepala pemuda itu terbentur batu, bahkan darah mengalir deras membuat kepanikan gadis ini semakin menjadi-jadi, saat pertama ia membawah Alfa kerumah sakit dengan para petugas medis.

Perban yang membalut kepala Alfa masih terlilit disana pemuda itu sekarang sedang bersandar dikepala ranjang sambil membaca sebuah buku itu kebiasaannya.

Ia dan gadis itu kadang banyak bercerita banyak hal. Namun Alfa hanya menjadi pendengar yang baik, ketimbang teman cerita yang baik. Ia juga tetap mengerjakan soalnya yang menumpuk dikampus tapi gadis itu sempat memprotes hal itu. Namun bagi Alfa ia tak mau tugasnya semakin menumpuk walau dalam keadaan sakit ia tetap mau terus belajar walau ia sedang sakit.

Pintu ruangan terbuka gadis itu serta Alfa langsung menoleh. "Alfa, sayang kenapa kau bisa seperti ini? " Dyana masuk dan dibelakangnya Davied, Root, Starla, Sherly sedangkan Raider entah dimana cowok itu.

Mereka masuk kedalam ruang vip. Terlihat Alfa yang sedang minum obat. "Kau pasti yang merawat Alfa yaa?" Dyana melangkah dekat gadis itu dan tersenyum. "Iya " ia juga membalas senyuman wanita itu yang tentu adalah ibu Alfa guratan wajahnya menujukan wajah yang panik.

Namun ketika mentapa gadis itu rasanya ia menjadi legah. Saat gadis itu melihat arlojinya, ia segerah pamit dari hadapan mereka. Semua. Tapi saat ia melanjutkan langkah hingga depan pintu  ia menoleh lagi.

"Terimakasih karena telah merawat Alfa!" Starla menahan pundak gadis itu.

"Iya sama-sama, saya permisi yaa.  Alfa aku akan kembali lagi! " Ia melambai lalu segerah pergi keluar ruangan itu. Alfa hanya tersenyum seakan mengatakan 'iya sampai jumpah.'

"Hmmmm, apakah kakakku sudah mempunyai kekasih sekarang yaa?? " tanya Sherly mengangkat keduanya keningnya dengan semangat.

Alfa mengeleng dengan cepat dan menjawab, " Di...di...dia...b...bu...bukan kekasihku dia hanya temanku! "

"Aku tak yakin kak? " Ia bersedekap didepan dadanya. "Sudah-sudah Sherly hentikan pertanyaanmu itu!! " Root mendelik kearah adiknya. Sherly seketika mengerucutkan bibirnya. Root tak mempedulikan adiknya yang satu itu dan menatapa Alfa seduh.

"Dimana si Raider? " Davied memandang mereka semua dan ternyata anak bungsunya tak ada disini. "Dimana anak bandel itu!? "

Starla mendekat kearah mereka dan kearah ranjang Alfa. "Entahlah ayah mungkin ia akan menyusul sebentar lagi."

"Kau kenapa? Sayang kau kenapa bisa begini?! " Dyana duduk dikursi dekatnya dan mengengam tangan putranya.

"A...ak...aku di...do...do...dorong dari der...der...dermaga," jawab Alfa jujur. Ia menjawab dengan jujur tapi tak memceritakan secara lengkap ceritanya.

Mereka pun juga tak ingin bertanya apa punnya. Keadahannya agak membaik tapi masih ada rasa terpukul dan trauma yang dalam. Mengingat ia tak bisa berenang sama sekali. Diantara mereka semua hanya ia yang tak bisa berenang.

"Hmmm apa gadis itu yang menolongmu??" Davied menatap putranya yang tertidur dan ia duduk disofa dalam ruangan itu. "Iy...iya ayah," sahut Alfa.

"Namanya siapa? " Sherly dan ibunya bertanya serempak.

"O...O...Olivia " Alfa mengedarkan pandangannya keluar jendelah.

Seandainya kalian tahu apa yang terjadi?

Tapi tak mungkin bagiku untuk cerita! Ini masalahku kalian tak perlu terlibat.

"Ia ternyata secantik namanya kak aku yakin ia pasti menyukaimu? " Sherly berdiri dekat ranjang Alfa, seakan kakinya tak kesemutan disitu.

"Aku bersyukur jika tak ada gadis itu, eh maksudku Olivia tentu kau tiada karna kau memang tak bisa berenang!" timpal Root dan memegang dagunya. Lalu Starla melanjutkan perkatanyaa Root, "Ia pula yang memberitahu kami kau sedang dirawat disini, kami sudah datang dari dua hari yang lalu hanya saja saat itu kata dokter kau tak bisa digangu dan harus butuh banyak istiharat jadi kami baru bisa datang sekarang!"

"Kau belum bisa pulang, kau masih harus tetap di rawat disini!" Alfa hanya mendesah pelan dengan penjelasan kakaknya yang paling sulung.

Tidak dikampus dirumah pun aku akan dikecewakan!

Alfa berusaha duduk walau pun dengan susah payah. Ia memandang lurus kedepan dengan tenang. Ia sedang sendiri diruangan itu dan keluarganya telah pulang mereka akan kembali malam nanti, Dyana tak ingin pulang tapi katanya ia akan baik-baik saja mereka sebenarnya masih ingin bersamanya tapi mendadak ada dokter yang datang untuk memeriksanya.
Sehingga mau tak mau mereka harus keluar semua.


...

"Sedang apa kau disini? " Cowok itu menoleh pada gadis yang menepuk pundaknya pelan.

"Aku..."

***

TBC

SYALOM GUYS. AND SALAM SEJAHTERA JUGA YA VOTE AND COMMENTNYA JANGAN PELIT HMMM. SEE YOU GOD BLESS YOU.

SAD BOY [END]✓Where stories live. Discover now