♠️ 6 L o n e l y

Mulai dari awal
                                    

Setelah mengembalikan Omegah memperhatikan raut wajah Raider dan pikirannya tertujuh pada Alfa.

Rasanya mereka wajah mereka mirip tapi ia enggan untuk bertanya. Sesaat kemudian Raider berdiri dari kursinya.
"Mau kemana, kau? " tanyanya.
Raider tersenyum simpul.
"Maaf aku harus pulang kak ! "

"Yah sudah kapan-kapan aku akan mengajak kau latihan bersama ya" Raider menganguk dan langsung segerah pundaknya menghilang dibalik dipintu keluar tokoh itu.

Ia tadi bersama teman-temannya janjian akan bertemu di toko roti ini, dan ternyata ia bertemu Omega gadis yang dulu waktu ia masih smp mereka selalu berlatih bermain selucuran es dan ia mulai kenal gadis itu  disana.

Oliva mendekat dan ia melihat  pandangannya Omegah menatap kearah pintu toko roti, "Hey ini cake kita ayo dimakan apa yang sedang kau lihat ? Apa seorang pangeran? "godanya.

"Tidak "geleng Omega singkat.
"Hmmm lezatnya" ia menyatap cake tersebut dan tersenyum dengan gembira.
"Ini cake tiramisuh terbaik kau harus tahu!"
Ia menganguk.

Sementara kakaknya mengoceh panjang lebar mengenai berbagai jenis cake di toko ini. Tapi pikirannya melayang-layang pada si pria culun lagi. Ada beberapa hal yang mengangu otaknya tentang Alfa. Mulai dari ia tak bisa berkelahi, lalu  siapa yang sedang dilihatnya di jendela waktu itu dan kenapa ia dan Raider wajahnya begitu mirip.

Oliva memutar bola matanya malas.  Melihat adiknya tidak mendengarkannya dan malah makan sambil melamun.

"Apa kau tidak mendengarkan aku? " Omega otomatis membulat dan mengaruk tenguknya yang tak gatal. "Yah apa? "
"Sudah, lupakan saja!! " cetusnya dan menopang dagunya dengan tangan kirinya.

"Terima, kasih kak " katanya  dan menutup pintu mobil kembali. Ia dan Oliva kini telah di garansi rumah mereka. "Iya sama-sama " ia pun keluar dari mobilnya dan menyusul adiknya yang jalan didepannya menujuh pintu rumah mereka.

"Kalian sudah pulang sayang? " Jeniver mengalihkan pandangannya dari tv dan beralih pada dua gadis yang berjalan kearahnya.

"Iya mama, " ujar Oliva dan duduk disebelah wanita paru bayah tersebut. Begitu pula dengan adiknya yang dari tadi diam saja, Jeniver menatap putrinya bingung "Bukannya tadi kau punya janji kencan bersama Celvin kenapa pulangnya bersama Omega ?"

Oliva melirik adiknya sekilas. "Ia tadi tidak membawah motornya dan toko roti yang  ia kunjungin pun tutup, jadi aku batalkan acaran kencan ku dan menjemputnya disana lalu pergi ke toko roti yang lain."

"Oh " ia tersenyum dan membelai kedua puncak kepala putrinya, Omega menyadarkan  kepalanya dipundak mamanya.

"Mama, dimana papa? " tanya Oliva dan menonton tv.
"Ia, sudah tidur sayang" jawab Jeniver.

Omega bangkit dari sofa yang ia dudukki "Aku pamit ke kamar yaa" ia tersenyum manis dan berjalan menyusuri anak tangah menujuh kamarnya. Keduanya hanya menganguk menyiahkan saja.

Oliva menatap mamanya serius, "Mama aku rasa Omega sedang menyukai seorang pemuda!"

"Kau yakin sayang? " Jeniver kini menatap Oliva, "Ia mama sungguh aku sangat yakin aku bisa melihat dari tindakannya akhir-akhir ini" ia membenarkan perkatanyaa.

"Yah bagus lah asal penting kalian jangan terburu-buru nikah yah hingga sekolah kalian selesai!!" Jeniver mencium dahi putri sulungnya.

"Baik mama " ia memeluk tubuh mamanya dari samping.

...

"Boleh, aku duduk disini??" ujar gadis rambut pirang panjang yang dikucir kuda itu menujuk bangku kosong di samping Alfa, 
"Bo...boleh" ia masih sibuk dengan buku bacaannya tanpa menatap gadia itu.

"Kenapa kau selalu duduk sendiri disini sih Alfa? " gadis itu sedang berusaha mengajak Alfa berbicara. Karna pandangan pemuda itu hanya tertujuh pada bukunya dan bukan pada gadis  di sampingnya ini.

"Aku sudah terbiasa berteman dengan kesepian, jadi kenapa harus menjadi masalah bila aku selalu duduk sendiri disini? " Batinya. Ia Menoleh singkat dan mendapati gadis ini kini tengah merebut buku yang sedang dibacanya.

"Aku penasaran buku apa sih yang kau baca sehingga pandanganmu hanya tertujuh pada buku ini saja?? " ia membuka lembar dari lembar buku tersebut.

"I...itu...han...hanya...cer...cerita ...kisah cinta Romeo dan Juliet " balasnya.

Gadia itu menyeringai, lalu tertawa pelan "Aku pinjam yaa, aku malas membaca buku tapi ku lihat-lihat buku ini bagus juga!"

"Ta...ta...tapi...aku..."


***
Jangan lupa tingalkan jejaknya yaa guys commentnya juga see you and GBU.

SAD BOY [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang