AZ Sembilan

300 55 10
                                    

♡♡♡ Happy Reading ♡♡♡

~♥~

Tangan Keyla bergetar dan jantung Keyla berdegup kencang. Ia sangat takut jika sang Papa marah.

Keyla menjatuhkan tubuhnya ke lantai sembari menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangannya.

Keyla terisak.

Biar bagaimana pun ikatan batin anak kembar sangatlah erat. Setiap kali Kayla mendapatkan luka yang lumayan parah, Keyla juga dapat merasakannya.

Intan dan Anja yang melihat Keyla menangis, berusaha untuk menenangkannya.

“Sayang udah ya, engga usah nangis , kamu tadikan engga sengaja” Ujar Intan membelai surai hitam Keyla dengan lembut.

“Ini salah aku mah hiks Papa pasti marah hikss” Jawab Keyla tersendu-sendu.

Anja hanya melihat dengan jengah dan tanpa berniat menenangkan si adik. Anja hendak berlalu menyusul sang Papanya, tetapi suara sang Mama menghentikan langkah Anja

“Anja mau kemana kamu, sini tenangin adik mu dan antar dia ke kamar” suruh Intan kepada anak sulungnya.

“Mama sendiri aja yang antar Keyla kekamar, Anja mau nyusul Papa dam Kayla kerumah sakit” setelah mengatakan itu, Anja berlalu meninggal ibu dan adiknya.

Keyla yang menilah Anja yang berlalu tanpa memperdulikan dirinya, kembali nangis bahkan lebih keras lagi.

Intan kualahan menenangkan Keyla, tetapi jika bukan ia yang menyenangkan siapa lagi. Suami dan anak bungsunya pergi kerumah sakit.

~♥~

Sampainya di rumah sakit, Bobi berteriak memanggil Suster.

“suster”

“Suster, tolong anak saya”

Setelah itu, Suster dan perawat lainnya keluar sembari mendorong brankar.

Bobi mengangkat Kayla dengan perlahan-lahan dan membaringkan Kayla di atas brankar. Setelah membaringkan Kayla para perawat membawa Kayla ke ruangan UGD.

Sesampainya di ruangan UGD Bobi hendak masuk tetapi tertahan oleh suster

“Maaf pak, anda tidak di perbolehkan masuk ke dalam” Tahan suster

“Tetapi di dalam itu Putri saya” Ujar Bobi berusaha agar di izinkan masuk kedalam.

“Biar kami saka yang menanganinya, Bapak silahkan tunggu di luar” Setelah mengatakan itu, pintu UGD tertutup rapat.

Bobi menghela nafasnya kasar sembari mondar-mandiri di depan ruangan Kayla.

Tak lama dari itu, Anja datang dengan nafas ngos-ngosan “Papa” panggilnya.

Bobi menoleh melihat sang Putra yang berusaha memgatur nafasnya.

“Dimana Kayla?” tanyanya

“Dia masih ada di dalam Anja” Ujar Bobi lesu.

Anja yang melihat sang Papa mondar-mandir terus sedari tadi, ia membawa sang Papa duduk di kursi tunggu “Papa duduk dulu ya,”

“Tapi adik mu ada di dalam Anja”  Ujar Bobi menunjuk ruangan yang di tempati Kayla.

“Ia, Anja tau pa, kita hanya bisa mendoakan Kayla agar kondisinya baik-baik saja.” ujar Anja berusaha menenangkan sang Papa.

Ternyata lebih susah menenangkan papanya dari pada Keyla. Jika Keyla di manja sebentar sembari di tenangkan, Keyla langsung berhenti dan kembali ceria. Tetapi jika Bobi, hanya Mamanya yang bisa menenangkan Papanya.

Setelah 10 menit lamanya Kayla di periksa, Dokter keluar dari ruangan UGD.

Bobi yang mendengar pintu terbuka langsung berdiri dan menghampiri Dokter tersebut.

“Bagaimana keadaan Putriku?” Tanya Bobi.

“Kayla baik-baik saja dan tidak ada luka yang serius terjadi di dadanya dan sekarang Kayla sedang tertidur akibat dari obat bius” Ujar Dokter.

“Alhamdulillah. Syukur jika dia baik-baik aja”

“Apa Putri ku harus di rawat?” tanya Bobi lagi.

“Terserah anda Pak, jika anda ingin Putri anda di rawat juga bisa, jika ingin membawanya pulang juga bisa” Ujar Dokter sembari tersenyum.

“Saya permisis pak,”

“Terimakasih Dok”

Sebagai responnya sang Dokter hanya tersenyum “Mari”

“Mari” jawab Bobi dan Anja berbarengan.

“Apa Kayla harus di rawat atau tidak ya Nja?” tanya Bobi.

“Kita lihat keadaannya saja dulu jika memang lukanya serius di rawat aja, jik memang luka biasa bawa pulang aja” pendapat Anja.

“Baiklah. Yuk masuk”

Bobi dan Anja memasuki ruangan yang di tempati Kayla.

Bobi melihat Kayla yang tertidur pulas akibat obat bius yang di berikan sang Dokter. Bobi mengusap kepala Kayla dengan sayang.

Selama ini, iya selalu bermain kasar dengan Kayla Karena ada sebabnya bukan karena tak sangat. Malahan Bobi sangat sayang kepada Kayla melebihi saudaranya, tetapi cara yang ia tunjukkan berbeda dari saudaranya.

“Kayla baik-baik saja Pa, mungkin tidak rawat inap juga tidak masalah” ujar Anja setelah melihat kondisi Kayla yang terlihat baik-baik saja.

“Nanti setelah dia sadar kita bawa dia pulang” Jawab Bobi.

~♥~

Assalamualaikum semua♡

Maaf yah telat post dari janji yang di tetapkan. Di karenakan minggu kemaren tu badan kurang sehat jadi susah buat cerita. Maka dari itu sebagai gantinya hari ini kita up🎉🎉

Yeyyy🎉🎉🎉🎉🎉

Uhhh senangnya. Walaupun cerita kali ini lebih pendek dari yang lain tapi engga papa lah ya

Jangan lupa vote, and komen yah

Satu lagi yang paling penting jangan lupa follow.

Karena itu sebagai bentuk pemghargaan kalian untuk kami.

See you

8 Januari 2021 

Azkayla ZunairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang