AZ Lima

388 99 12
                                    

♡♡♡ Happy Reading ♡♡♡

~♥~

Pagi hari di rumah Bu Sukma, Kayla sedang bersiap-siap hendak pulang kerumahnya. Ralat. Rumah Orang Tuanya.

“Assalamualaikum Ibu, Kayla pamit Bu.”

“Ia nak. Hati-hati di jalan ya.”

“Ia Bu.”

Kayla melajukan motornya dengan kecepatan standar. Jangan salah, biar pun Kayla hobi membuat kerusuhan tetapi Kayla tak akan ngebut-ngebut di jalanan. Maka sebaliknya, jika KaEyla sangat buru-buru atau ada sesuatu yang penting, maka Kayla tak memperdulikan lagi rambu-rambu lalu lintas.

Setibanya Kayla di rumah, pintu pagar langsung di bukakan oleh Satpam.

Kayla turun dari motornya dan berjalan menuju pintu utama. Kayla langsung memegang ganggang pintu dan membukanya. Bukannya mendapatkan sambutan yang baik, Kayla malah mendapatkan yang sebaliknya.

“AZKAYLA,”

Kayla menghela napasnya. Drama akan dimulai.

“Iya pa,”

“Dari mana aja kamu anak sialan.” Bentak Bobi murka melihat tingkah si bungsu yang sudah kelewatan batas.

Kayla hanya diam saja, jika Kayla menyahut maka ia akan mendapatkan bentakan yang lebih keras lagi.

Bobi melangkah mendekati Kayla yang sedang tertunduk “Angkat kepala mu Kayla. Apakah wajah papa ada di lantai hah,”

“ANGKAT KEPALA MU KAYLA SIALAN, ANAK YANG YANG TAK TAU DIRI DAN TAK TAU BERTERIMA KASIH.” Nafas Bobi memburu

Bobi menjalan lebih dekat dan

Plakk.

Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi kanan Kayla. Kayla hanya memejamkan matanya. Menahan sesuatu yang ingin keluar dari bola matanya.

Plakk.

Satu tamparan lagi mendapat dengan sempurna.

“KAMU APAIN KAKAK KAMU HAH, BERANINYA KAMU MENYENTUHNYA BAHKAN KAMU SANGAT BERANI MELUKAINYA.”

Apa-apaan ini. Gua baru pulang malah di tuduh yang enggak-enggak. Batin kayla bermonolog.

Kayla megalihkan perhatiannya melihat sang Kakak yang sedang menangis di pelukan sang Mama.

“Kayla tak melakukan apa pun kepada Kak Keyla Pa.” jawab Kayla dengan nada bergetar hendak menangis.

“Halah, lo mana pernah ngaku kalau lo yang selalu buat Keyla kek gini.” ini bukan Papanya yang menjawab, bukan pula sang Mama, tetapi sang Abanglah yang menjawab.

“Udahlah Pa, usir saja dia, apa tidak lelah menghadapi sifatnya. Mungkin aja sekarang dia masih nyiksa Keyla mana tau nanti suatu hari dia ingin membunuh Keyla. Diakan psikopat Pa, apa Papa masih mau menampungnya lagi.” Jika ada yang mencari propokator yang hebat, mungkin saja Anja akan mendapatkan juara pertama. Anja sangat ahli dalam hal propokator seseorang yang ia anggap mengganggu hidupnya.

Azkayla ZunairaWhere stories live. Discover now