13

2.7K 196 33
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Minju terbangun ketika merasakan lengannya disengat. Dia membuka mata dan bertatapan dengan wajah muda berkacamata yang sangat tampan dan ramah.

“Ups aku membangunkanmu,” lelaki itu tersenyum ramah, “Aku sedang menyuntikkan obat untuk lukamu. Aku sudah berusaha melakukannya selembut mungkin, tetapi sepertinya aku tak selembut yang kukira”

Minju mengamati lelaki itu dari jas putih yang dikenakannya,

Dia adalah dokter.

Lelaki itu mengikuti arah pandangan Minju dan tersenyum, “Perkenalkan, aku Dokter Chaewon, aku dokter yang merawatmu kemarin ketika kau dibawa ke sini, Kepalamu pasti sakit ya? Kau terbentur cukup keras, aku menjahit 12 jahitan di sana”

“Kecelakaan?,” Minju berusaha mengingat semuanya-tetapi ingatan terakhirnya hanya sampai pada teriakan Yujin dan pelukannya yang begitu erat, sebelum semuanya menjadi gelap.

“Ya kecelakaan, kata polisi mobil kalian di sabotase dan remnya blong. Mobil kalian terguling dan kepalamu membentur, untung kami dapat menyelamatkanmu”

“Bagaimana dengan Yujin?,” Minju bertanya cepat, sabotase itu pasti dilakukan oleh musuh Yujin yang mendendam kepadanya.

Apakah Yujin terluka?

Ataukah lelaki itu sudah mati?

Dan kenapa bukannya senang tetapi Minju malahan merasa cemas?

“Maafkan aku mengecewakanmu,” suara khas itu terdengar dari pintu, “Tetapi aku masih hidup”

Minju menoleh dan melihat Yujin berjalan memasuki ruangannya, dengan kemeja hitam dan penampilan yang luar biasa sehat dan tak kelihatan kalau dia baru saja mengalami kecelakaan.

Tanpa sadar Minju mengernyit, menyesal telah mencemaskan Yujin. Lelaki itu mungkin iblis, jadi susah mati, gumam Minju menyumpah dalam hati.

‘Bagaimana kondisinya dokter?,” Yujin mengalihkan tatapan matanya dan menatap Dokter Chaewon yang masih berdiri di sana, memeriksa infus Minju.

Senyum di wajah Dokter Chaewon tak pernah pudar hingga Minju menyadari dua lelaki di depannya ini begitu kontras, yang satu begitu dingin dengan nuansa muram gelap yang melingkupinya, dan yang satunya tampak begitu cerah, penuh senyum seolah-olah dia membawa Matahari di atas kepalanya.

“Kondisinya sudah membaik, tetapi dia masih harus istirahat dan berbaring beberapa hari di sini. Saya belum bisa merekomendasikan dia dibawa pulang seperti permintaan anda tuan Yujin,” ekspresi Dokter Chaewon berubah serius meskipun masih penuh senyum,

“Itu akan berbahaya untuknya, kepalanya terbentur parah dan goncangan sekecil apapun akan membuatnya mual dan muntah dan kesakitan. Anda tentu tidak ingin hal itu terjadi kepadanya kan?”

“Berapa hari sampai dia bisa normal kembali?,” Yujin membicarakan Minju seolah-olah Minju tidak ada di ruangan itu.

Dokter Chaewon tampak menghitung, “Maksimal tujuh hari, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau kurang dari tujuh hari perkembangannya sudah membaik, kami akan merekomendasikannya untuk bisa dirawat di rumah”

Yujin tercenung.

Tujuh hari, dan Minju berada dalam area publik yang cukup berbahaya.

Otaknya berputar memikirkan keamanan seperti apa yang harus diterapkannya untuk menjaga Minju. Yena masih dalam pengejaran dan Jackal berada entah dimana, masih mengincar mereka. Yujin harus menjaga Minju dengan ekstra hati-hati.

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now