6

3.6K 238 27
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Terlonjak kaget, Minju membalikkan badan dan hampir menabrak dada bidang Yujin.

Lelaki itu berdiri dekat sekali di belakangnya, dan menekannya ke pintu, tatapannya menyala penuh kemarahan, seperti iblis yang siap membakar musuh-musuhnya.

“Berani sekali kau mempermalukan Hyewon seperti itu, dan berani sekali kau mencoba melarikan diri dari rumahku,”

Tangan besar Yujin mencengkeram lengan Minju dengan kasar lalu menyeret Minju yang tidak bersedia.

Minju meronta-ronta, mencoba bertahan, tetapi Yujin tidak peduli, tetap menyeret Minju dengan kekuatan besarnya. Hingga Minju mau tidak mau harus terseret-seret mengikuti daripada tangannya putus.

Yujin menyeret Minju menaiki tangga dan kembali menuju kamar putih tempat Minju tadi dikurung.

Di sana beberapa pengawal Yujin berkumpul, dan Hyewon berdiri di sana. Rupanya dia berhasil menghubungi Yujin dan dibebaskan dari kamar mandi.

Minju mengernyit dalam hati, seharusnya tadi dia lebih cepat, atau mungkin dia pukul kepala Hyewon dengan sesuatu sehingga lelaki itu pingsan dan tidak bisa menghubungi teman-temannya dengan segera.

Yujin melepaskan cengkeramannya lalu mendorong Minju ke depan dengan kasar,

“Kau lihat Hyewon? Perempuan kecil seperti ini, dan kau, pengawalku yang sudah bertahun-tahun lamanya bisa-bisa nya dibodohi seperti ini”

Hyewon hanya terdiam, menatap Yujin dengan muka datar, sepenuhnya mengabaikan keberadaan Minju. Hingga Minju mengernyit,

Apakah lelaki ini memang tidak punya ekspresi?

“Dan kau Minju,” Yujin melepas jasnya dan menggulung lengan kemejanya, “Ini adalah peringatan untukmu. Kalau kau membodohi salah satu pegawaiku lagi untuk melarikan diri, kau akan membuang satu nyawa, karena aku akan langsung membunuh pegawaiku,”

Tanpa dinyana, Yujin menghantam Hyewon dengan satu pukulan telak hingga kepala Hyewon mundur ke belakang, darah menetes dari sudut bibirnya.

Minju terkesiap mundur dan makin terkesiap ketika Yujin menghajar Hyewon, lagi dan lagi tanpa perlawanan hingga lelaki itu jatuh berlutut dengan memar dan bibir berdarah yang mengotori kemejanya.

Yujin mundur satu langkah ketika Hyewon terjatuh, dia menoleh dan menatap Minju,

“Kalu lihat itu Minju? Setiap kau mencoba melarikan diri, aku bersumpah akan ada nyawa yang berkorban untukmu. Mereka semua yang lengah hingga memberi kesempatan padamu untuk lari, akan kubunuh!,”

Dengan kejam Yujin mengarahkan pukulannya sekali lagi ke arah Hyewon.

Minju berteriak, spontan mencengkram lengan Yujin yang terayun, mencegah Yujin menghabisi Hyewon,

“Jangan…. ! Jangan ! Aku yang salah, aku yang salah! Jangan bunuh dia! Aku yang salah !“, teriaknya panik.

Yujin terdiam dan mematung, ketika akhirnya dia menatap Minju, matanya sedingin es. Lelaki itu tampak amat sangat marah kepada Minju.

“Jadi kau mengaku salah..,”

Yujin mundur lagi dan Minju merasa lega luar biasa karena lelaki itu tidak jadi melampiaskan kemarahannya kepada Hyewon yang sudah berlutut tak berdaya di lantai. 

“Aku hanya ingin keluar dari tempat ini,” teriak Minju marah, frustrasi karena Yujin menggunakan ancaman licik untuk mencegahnya melarikan diri.

“Kau milikku, dan tidak ada milikku yang bisa keluar dari sini tanpa seizinku”

“Atas dasar apa??,” Minju berteriak marah, “Aku bukan milik siapa-siapa, apalagi lelaki jahat sepertimu. Aku cuma mau keluar dari sini, aku muak terhadapmu, muak atas semua yang ada di sini….Aku cuma mau keluarr!!!!"

“Kau mau keluar hah??,” Yujin mencengkeram lengan Minju lagi, di tempat yang sama hingga Minju merasa lengannya memar,

 “Mari kita keluar!”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak ada yang berani menolong ketika Minju berteriak-teriak dalam seretan Yujin.

Sepertinya kemarahan Yujin adalah hal biasa di rumah ini dan tidak ada satupun yang berani melawan laki-laki itu.

Yujin membawa Minju ke ujung lorong, ke jendela kaca lantai dua yang mengarah langsung ke balkon.

Dengan kasar Yujin mendorong Minju keluar lalu mendesaknya ke ujung balkon, hingga kepala Minju mengarah ke bawah dan menatap ngeri ke kolam renang yang sangat luas di bawahnya.

Kolam itu tampak sangat bening dan dalam.

Minju bergidik.

Dia tidak bisa berenang, apakah Yujin akan mendorongnya ke bawah?

Yujin benar-benar mendesak tubuh Minju sampai ke ujung balkon, membuat kepalanya terbungkuk ke bawah, sementara tangannya di kekang oleh Yujin di belakangnya,

“Kau lihat itu? Salah sedikit aku melemparmu ke bawah, kepalamu bisa pecah terkena ubin pinggiran kolam,”

Napas Yujin sedikit terengah oleh kemarahan, “Kau perempuan tak tahu diuntung, harusnya kau bersyukur atas kebaikan hatiku padamu dan keluargamu, hingga kau masih bisa hidup sampai sekarang…. Tahukah kau kalau aku bisa dengan mudah mencabut nyawamu kapanpun aku mau”

“Tuhan yang berhak mencabut nyawaku, bukan iblis seperti kau.” Minju berteriak berusaha menantang meski jantungnya makin berpacu kencang diliputi ketakutan luar biasa.

“Perempuan tidak tahu terima kasih,” Yujin mendorong Minju lagi sampai ke ujung,

“Ada kata-kata terakhir?”

Minju memalingkan kepalanya sehingga tatapan matanya yang penuh kebencian bertemu dengan mata dingin Yujin,

“Terima kasih karena sudah membebaskanku”

Lalu tubuh Minju terlempar, melayang di udara kemudian meluncur ke bawah, ke kolam renang yang dalam itu.

Setidaknya kalau aku mati, aku sudah mencoba membalaskan dendam kita, Ayah...

Sedetik kemudian, tubuh Minju terbanting menembus permukaan kolam lalu tenggelam.

Minju tidak berusaha menyelamatkan diri, membiarkan tubuhnya makin tenggelam dalam kolam itu.  Matanya menggelap dan memejam, dan entah berapa banyak air kolam yang tertelan olehnya. Napasnya terasa sesak dan paru-parunya terasa mau pecah.

Oh Tuhan… aku akan mati….
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika Minju sudah sampai di titik akan kehilangan kesadarannya, terdengar ceburan lain yang tak kalah kerasnya di kolam.

Tak lama kemudian, sebuah lengan yang kuat merengkuhnya dan mengangkat tubuhnya, lalu membawanya ke permukaan.

Tubuh lemas Minju dibaringkan di lantai di pinggiran kolam, lalu dia merasakan perutnya di tekan dengan ahli hingga aliran air yang tertelan keluar.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Maaf klo ada typo, saya malas revisi😇

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now