19

2.6K 211 27
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yujin berdiri malam itu di tengah  jendela kamar Minju di lantai dua.

Jendela itu terbuka, dan cahaya temaram memantul dari sana, tampak begitu jelas. Yujin menatap jendela itu dengan frustrasi.

Perempuan itu ada di sana dan Yujin seharusnya bisa dengan mudah memilikinya. Tetapi sikap perempuan itu seolah-olah membuatnya merasa menjadi bajingan menjijikkan kalau dia sampai memaksakan kehendaknya kepada Minju.

Yujin tertegun ketika melihat bayangan Minju terpantul dari kamar. Sepertinya Minju berdiri dekat lampu tidur di samping ranjangnya, karena bayangannya muncul dari gorden jendela bagaikan siluet gelap yang erotis.

Minju tampak sedang berjalan mondar-mandir di kamarnya, dan Yujin menatapnya dengan penuh minat.

Lalu perempuan itu membuat gerakan membuka gaunnya. Yujin menelan ludah, melirik ke sekelilingnya yang sepi, mulai merasa tidak nyaman karena membuat dirinya seperti seorang pengintip mesum yang mengintip siluet perempuan berganti baju dengan penuh gairah.

Siluet Minju melepas kemejanya, dan tubuh bagian atasnya yang polos terpantul dalam bayangan gelap dengan bentuk tubuh yang menggoda.

Lalu Sialan!

Yujin mulai mengumpat ketika bayangan Minju di jendela membuat gerakan mengangkat salah satu kakinya ke ranjang dan tampaknya melepas celana panjangnya.

Gerakan itu tampak sangat seksi di bawah sini, dan Yujin menggertakkan giginya dengan marah. Ia benar-benar siap meledak, dan Minju malahan memperburuk keadaan dengan pantulan bayangannya di jendela –meskipun dia tidak sengaja–

Dan Yujin sungguh-sungguh siap meledak dalam arti yang sebenarnya saat ini mengingat kejantanannya sudah begitu keras hingga terasa menyakitkan. Dengan geraman marah, Yujin melangkah terburu-buru menaiki tangga, membanting kakinya di setiap langkahnya, dibukanya pintu kamar itu dengan kasar.

Matanya membara dan dia siap untuk bertengkar, dan menemukan Minju sedang duduk di sofa, sudah berganti dengan gaun tidurnya dan sedang membaca sebuah buku.

Minju mengangkat alis melihatnya, tampak begitu tenang, “Ada apa Yujin?”

Yujin terengah menahan kemarahan, “Jendela itu!,” tunjuknya marah.

Lalu melangkah lebar-lebar menyeberangi ruangan dan menutup kaca jendela itu dengan kasar, dia membalikkan tubuhnya menghadap Minju dengan posisi siap bertarung, “Lain kali tutup rapat-rapat jendela itu kalau sudah malam!!,” teriaknya marah.

Minju menatap Yujin bingung, “Memangnya kenapa?”

Karena aku melihatmu berganti pakaian bagaikan siluet erotis dari bawah!! Karena pemandangan itu membuatku terangsang sampai terasa nyeri!! Karena….

Yujin berdiri dengan tatapan membakar, siap memuntahkan emosinya, tetapi kemudian menyadari bahwa dia hanya akan tampak bodoh kalau meluapkan apa yang ada di pikirannya.

Ditatapnya Minju dengan dingin dan mendesis pelan,  “Pokoknya tutup jendela itu kalau sudah malam!,”

Dan dengan penuh harga diri, Yujin melangkah keluar dari kamar Minju, meninggalkan pintu berdebam di belakangnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi itu tak seperti biasa ada dua pelayan muda yang membereskan kamar Minju, sepertinya mereka orang baru. Minju masih duduk di sana selepas mandi dan membiarkan para pelayan itu membereskan ranjangnya.

Salah seorang pelayan itu menarik bed cover Minju tampak memeriksa sepreinya, lalu berbisik-bisik satu sama lain dan tertawa cekikikan, ketika Minju menatap mereka dengan dahi berkerut, dua pelayan perempuan itu memasang muka datar dan bergegas pergi.

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now