5

5.1K 262 19
                                    

🌚🌚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“Sakit!!”

Minju menjerit, berusaha mendorong tubuh Yujin. Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi gairahnya.

Sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari kesadarannya yang tertinggal.

Yujin mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan Minju.

Ketika akhirnya jeritan Minju mereda. Yujin mengangkat kepalanya, dan mengecup lembut bibir Minju yang terbuka dan terengah-engah.

“Setelah ini…. Aku akan mengajarkanmu bagaimana memuaskanku,” ucapan itu menggema di dalam ruangan, bagaikan janji dari sang kegelapan.

Dan Minju, sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa sakit itu akhirnya menghilang. Berganti dengan kenikmatan panas yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya.

Yujin merasakan gerakan pinggul Minju, merasakan denyutannya yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam tubuh Minju. Mendesak dengan berani, menarik Yujin lebih dan lebih dekat lagi.

Yujin menggertakkan gigi, menahan diri, membiarkan Minju menggerakkan pinggulnya, mencari kenikmatannya sendiri dengan sesuka hati.

Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya perempuan itu mencapai pemenuhan kepuasannya.

“Oh… oh … Astaga…,” Minju memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan rasa panas yang tak tertahankan.

Dan walaupun Yujin bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri, pemandangan akan orgasme Minju dan denyutan Minju yang meremas dirinya, jauh di dalam sana, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi.

Detik itu pula, Yujin meledakkan gairahnya bergabung dengan Minju dalam gairah yang melemahkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Entah apa yang membuat Minju terbangun dari tidurnya yang lelap, rasa sakit yang aneh di badannya, ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah dari mana.

Minju membuka matanya. Sekilas pandangannya terasa kabur, dan dia mencoba untuk memfokuskan dirinya.

Kamar itu, dengan nuansa putih yang feminim...

Kilasan-kilasan ingatan berkelebat di benaknya, dia masih di sekap di sini, di dalam kamar di rumah Yujin yang jahat. 

Dengan panik Minju terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya melorot hampir jatuh menutupi dadanya, melorot? Minju menundukkan kepalanya, dan menyadari kalau dia telanjang bulat di balik selimutnya, apa yang......

“Selamat Pagi”

Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan Minju menolehkan kepalanya kaget, Pemandangan di hadapannya membuat jantungnya bergejolak.

Yujin ada di sana, di ranjangnya, mereka ada dalam selimut yang sama, dan menilik kepada selimut Yujin yang hampir saja melorot di pinggulnya, mereka sama-sama telanjang!

Minju masih terperangah menatap pemandangan di depannya. Yujin berbaring dengan angkuhnya, jelas-jelas telanjang bulat di balik selimutnya, dan menatapnya dengan tatapan berhasrat yang memiliki.

Dengan panik Minju menarik selimutnya hampir untuk menutupi seluruh dadanya, tetapi gerakannya itu malahan membuat selimut Yujin melorot dan hampir memperlihatkan kejantanannya.

Dengan malu Minju memalingkan kepalanya dan disambut dengan senyuman jahat Yujin.

Keberanian dan kemarahan Minju langsung muncul ketika menyadari rasa pedih di antara ke dua pahanya.

Sleep With The Devil [JINJOO]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu