10

3.1K 212 33
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedang Chaeyeon duduk diam di ujung sofa, mengamati Yujin yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Yujin bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya.

Chaeyeon tidak akrab dengan Yujin, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Yujin cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Chaeyeon ragu untuk menanyakan perihal Minju kepada Yujin. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi istrinya –Sakura yang cantik– telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.

Chaeyeon berdehem, menarik perhatian Yujin dari berkas berkas yang ditelusurinya dengan serius.

“Kami, aku dan istriku bertemu dengan kekasihmu semalam”

Kepala Yujin langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Chaeyeon dengan waspada.

“Oh ya?,”

Nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Yujin tidak bisa menipu Chaeyeon, ada sesuatu di sini, batin Chaeyeon dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Yujin....

“Yah, dia berkenalan dengan istriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya,” Chaeyeon berusaha memancing Yujin dan sepertinya pancingannya kena karena mata Yujin menyipit dan menatapnya curiga.

“Apakah dia mengatakan sesuatu kepada istrimu?” Chaeyeon menatap Yujin lurus-lurus.

“Dia meminta tolong kepada istriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu”

Bibir Yujin mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri, “Bilang pada istrimu untuk tidak melakukan apa-apa. Perempuan itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku,”

Yujin menatap Chaeyeon lurus, menimbang-nimbang, “Aku menghormatimu Chaeyeon, kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini”

Setelah mengangguk kaku, Yujin melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu.

Chaeyeon duduk diam dan menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu di mana Yujin menghilang di baliknya.

Tingkah Yujin mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum muncul di bibir Chaeyeon. Yujin mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati kepada Minju.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Minju tidak menyangka kalau Yujin lah yang masuk.

Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Minju bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Yujin memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Minju dikurung.

Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Minju mengerutkan alisnya,

Kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis.

Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia sedikitpun di dalam hatinya?

Tanpa basa basi, Yujin melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Minju tajam.

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now