12

2.8K 218 46
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yujin menggandeng tangan Minju dengan formal ketika memasuki restaurant. Sang kepala restaurant sendiri yang menyapa mereka dan mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.

Yujin tampak akrab dengan kepala restaurant itu, dan Minju melihat kepala restaurant, seorang lelaki Perancis dengan logat Perancis yang kental. Sesekali Yujin berbicara dalam bahasa Perancis yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restaurant itu.

Dari informasi yang pernah didapat Minju, ayah Yujin adalah orang Korea dan ibunya keturunan Perancis. Mungkin ini sebabnya Yujin lancar berbahasa Perancis, meskipun itu bukan urusannya. Minju cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Yujin.

Ketika kepala restaurant itu pergi, Yujin menarikkan kursi untuk Minju dan duduk di depan Minju,

“Restaurant ini milik ibuku,”

Yujin menatap kepergian kepala restaurant itu, “Francoise adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restaurant ini seperti mencintai hidupnya”

Minju terdiam menatap Yujin. Orangtua Yujin juga telah meninggal, itu yang dia tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Yujin itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorangpun yang bisa menggalinya.

Seorang pelayan datang dan Yujin memesan lagi dalam bahasa Perancis yang fasih.

Ketika hidangan pembuka datang, Minju terpesona dengan tampilannya, Yujin menjelaskan bahwa makanan itu adalah L'imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap. Ditemani dengan Creme, potongan jeruk citrus, dan Roti Baggue. Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.

Minju menyuap untuk pertama kalinya dan mendesah, merasakan crème itu meleleh di mulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara rasa manis dan kelembutan yang nikmat.

Tak disadarinya bahwa Yujin menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan. Suasana hati Yujin luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak terlampiaskan membuatnya frustrasi luar biasa. Dia amat sangat ingin meledak… di dalam tubuh Minju.

Yujim memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Minju sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya.

Tetapi pikiran bercinta dengan Minju dalam kondisi perempuan itu mabuk sama sekali tidak menyenangkannya. Dia ingin perempuan itu sukarela, melingkarkan pahanya di tubuhnya, ketika tubuh mereka bersatu. Saat itu akan datang pada akhirnya, kalau Yujin mau bersabar dan menundukkan perempuan keras ini pelan-pelan.

Hidangan utama datang, yakni Parmentier de canard et son bouquet de verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga cokelat muda dan berminyak bersama dengan kentang lembut yang dihancurkan, dan disajikan bersama semangkuk salad.

Rasanya luar biasa lezat dengan paduan bumbu-bumbu yang tidak biasa dan khas, membuat Minju terpesona akan cita rasa masakan khas perancis ini. Pantas saja restaurant ini dianugerahi lima bintang.

“Kau menyukainya?,” dalam cahaya lampu yang temaram, Yujin tampak lebih lembut. Garis kejam di bibirnya tampak memudar dan itu membuatnya tampak lebih santai.

Minju ingin membantah, tetapi tidak ingin merusak suasana indah ini. Terkurung selama berminggu-minggu di dalam kamar terkutuk itu dan sekarang entah kenapa Yujin berbaik hati membawanya keluar –meskipun dengan pengawalan ketat– Minju sempat melirik ke arah pengawal-pengawal Yujin yang berdiri seperti biasa di akses pintu keluar.

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now