9

2.9K 227 18
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika Minju menuruni tangga, seketika itu juga hatinya terasa kecut. Semua orang yang hadir di pesta ini berpakaian spektakuler, semuanya pasti gaun rancangan terbaru dari desainer terkenal.

Para laki-laki berjas tampak berkumpul dan mengobrol di satu sudut dekat perapian, dan para perempuan tampak berkelompok dengan sahabat-sahabatnya menyebar di semua sisi ballroom itu.

Sebuah meja sajian besar di sudut menyajikan berbagai jenis makanan mewah. Bartender di satu sudut sibuk melayani permintaan tamu dan para pelayan berpakaian hitam putih hilir mudik, menawarkan nampan-nampan hidangan dan sampanye yang mengalir tak ada habisnya.

Ketika Minju menuruni tangga, semua pandangan tertuju padanya, hingga Minju merasakan tangannya berkeringat. Minju mencari-cari Yujin, tetapi lelaki itu sepertinya tidak ada.

Dengan gugup, merasa terasing di keramaian, Minju berdiri diam, di sudut dekat jendela, memilih untuk mengamati daripada membaur.

Dia mengernyit ketika menyadari bahwa di setiap akses pintu keluar, semuanya berdiri dua atau tiga orang pengawal Yujin dengan jas hitam yang serupa dan tampak selalu waspada. Minju harus melewati mereka kalau ingin keluar dari tempat ini.

"Itu kekasih Yujin yang terbaru?", sebuah suara sinis terdengar, rupanya pemilik suara sengaja supaya Minju mendengarnya.

Minju menoleh dan mendapati segerombolan perempuan perempuan cantik tengah berbisik-bisik dan menatapnya dengan tatapan benci.

Salah seorang perempuan, yang paling cantik dengan gaun hitamnya yang sangat seksi terang-terangan mengamati Minju dengan pandangan meremehkan dari atas ke bawah.

"Aku mendengar Yujin mengajaknya tinggal bersama bayangkan! Tidak ada satupun perempuan yang pernah diajak Yujin tinggal bersama.... Kupikir dia perempuan yang sangat cantik! Ternyata dia biasa saja, mungkin Yujin sedang mabuk saat membawanya tinggal bersama"

"Aku pikir juga begitu", perempuan di kelompok itu, yang bergaun merah muda menyahut dengan suara yang tak kalah sinis

"Mengingat sejarah kekasih-kekasih Yujin selalu luar biasa cantiknya... Tapi lihat dia, dia tampak tak cocok berada di sini, dia pasti bukan perempuan berkelas!"

"Gaunnya gaun lama, rancangan keluaran bulan lalu, dia pasti gadis miskin", suara perempuan lain berambut kemerahan dengan gaun biru muda, berbisik jahat, ikut memanaskan suasana,

"Dia mempermalukan Yujin dengan penampilannya"

"Dia tak pantas bersanding dengan Yujin, berani bertaruh, sebentar lagi Yujin pasti muak dan mencampakkannya", perempuan seksi berbaju hitam itu mengibaskan rambutnya angkuh,

"Begitu melihatku, Yujin pasti akan menyukaiku dan membuangnya"

Pipi Minju memerah mendengar hinaan-hinaan yang dilemparkan terang-terangan kepadanya, Sabar Minju, desisnya dalam hati.

Perempuan-perempuan jalang itu terbiasa hidup kaya sehingga kadang tak punya sopan santun.

"Menungguku, sayang?" suara Yujin terdengar dekat sekali di belakang Minju hingga ia terlonjak kaget.

Minju menoleh dan mendapati Yujin berdiri santai, sedikit bersandar di jendela di dekatnya. Lelaki itu tampaknya sudah lama berdiri di sana, dia pasti mendengar jelas semua hinaan-hinaan yang dilontarkan kepadanya tadi.

Pipi Minju makin merona, merasa malu sekaligus terhina. Yujin mendekat, dan perempuan-perempuan di gerombolan itu tampak terkesiap dengan ketampanannya.

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now