4

4.9K 286 23
                                    

🌚🌚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah hampir satu jam Minju dikurung di dalam kamar ini, kamar mewah bernuansa putih, di karpet, di ranjang, di semua furniture-nya. Kamar ini dibuat untuk perempuan, dan Minju merasa jijik membayangkan bahwa mungkin kekasih-kekasih Yujin yang sebelumnya juga ditempatkan di ruangan ini.

Salah seorang pengawal Yujin yang bertampang paling dingin, setengah jam yang lalu masuk, membawa nampan makanan, meletakkannya di meja. Lalu tanpa berkata apa apa pergi dan mengunci kembali pintu itu dari luar.

Dan selama setengah jam yang panjang itu pula, Minju mencoba setengah mati untuk tidak melirik pada nampan yang sangat menggoda itu.

Perutnya keroncongan, dan dia merasa haus. Dia belum makan dari siang karena terlalu gugup merencanakan pembalasan dendamnya pada Yujin, dan sekarang dia kena batunya.

Aroma makanan itu terasa begitu menggoda, aroma manis dan gurih masakan yang masih panas.

Mungkin jika aku mengintip sedikit apa makanannya…..tidak! Minju menghardik dirinya sendiri dalam hati. Dia tidak akan makan, lebih baik dia mati kelaparan daripada harus menyerah pada kekuasaan Yujin.

Tapi jika hanya minum mungkin tidak apa-apa. Minju melirik haus pada minuman di nampan itu. Sari jeruk segar yang tampak begitu menggoda.

Akhirnya Minju menyerah. Dia haus sampai terasa mau pingsan, dan dia harus minum, kalau tidak dia mungkin akan benar-benar pingsan. Minju tidak boleh pingsan, dia harus mencari cara untuk melarikan diri dari kamar ini, dari rumah ini.

Dengan cepat disambarnya gelas itu, diminumnya langsung berteguk-teguk karena begitu hausnya. Aliran dingin air itu terasa begitu segar ketika membasahi kerongkongannya.

Tanpa sadar segelas minuman itu tandas sudah, Minju meletakkan gelas itu dengan pelan, sedikit merasa bersalah. Tapi bagaimanapun juga dia tidak menyesal. Dia merasa lebih baik. Sekarang dia bisa memikirkan cara untuk kabur dari rumah ini.


Mata Minju berputar, ke sekeliling ruangan, mencari cara untuk melarikan diri. Ada jendela besar di ujung sana, yang dilapisi gorden berwarna putih, mungkin Minju bisa mencari cara keluar dari sana.

Dengan hati-hati Minju melangkah ke arah jendela itu untuk memeriksanya, tetapi seketika itu juga hatinya kecewa. Jendela itu sudah dilapisi kaca tebal, dan penuh dengan teralis besi yang sangat kuat.

Lagipula Minju baru menyadari bahwa dia ada di lantai dua, kalaupun dia bisa membuka jendela itu, dia harus mencari cara agar bisa turun dari lantai dua dengan selamat.

Minju mencoba berpikir, dia belum memeriksa kamar mandi yang ada di ujung kamar, mungkin ada jalan keluar dari sana yang lolos dari pengawasan.

Dengan cepat dia melangkah ke kamar mandi, tetapi langkahnya terhuyung. Entah kenapa kepalanya terasa pening, dan seluruh tubuhnya menggelenyar…. Kepanasan…

Ada apa ini?

Minju meraba dahinya sendiri, terasa panas.

Apakah dia demam? Napas Minju terengah,

Semuanya terasa panas….. terasa panas Minju sangat butuh….
.

Sleep With The Devil [JINJOO]Where stories live. Discover now