Mark melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia hendak pergi ke acara jamuan kantornya bersama Jungwoo yang sedang sibuk memandang keluar jendela.

Sejak Mark menjemputnya, Jungwoo tampak berbeda. Ia lebih irit bicara, dan juga selalu menghindar menatap matanya.

Sungguh bukan Jungwoo yang biasanya.

“Kau semakin menjauh dariku, Mark.” gumam Jungwoo pelan namun masih terdengar oleh kekasihnya sendiri, “Setelah apa yang telah kita lewati bersama hingga detik ini, aku meragukan perasaanmu padaku.”

“Itu hanya perasaanmu saja, aku selalu berada disekitarmu. Dan jangan ragukan perasaanku, aku mencintaimu.”

“Walau kau berada didekatku, aku merasa ada jarak yang membentang diantara kita. Aku tau kau mungkin sibuk dengan pekerjaanmu, tapi aku tetap merasa ada yang kau sembunyikan.”

“Apa maksudmu Sayang?” tanya Mark bingung. “Memangnya apa yang aku sembunyikan darimu? Tentang pekerjaanku yang lain, atau tentang diriku yang sering kau dengar dari para tetangga, hmm?”

“Apakah kau mencintaiku seperti aku mencintaimu?” Jungwoo bergerak untuk mengubah posisi duduknya menghadap kearah Mark, ia ingin melihat respon sang kekasih. “Mark, apakah kau mencintaiku sedalam aku mencintaimu?” gumamnya.

Mark menyunggingkan senyum tipisnya, “Kau tau aku seperti apa, dan aku rasa kita memiliki perasaan yang sama, Jungwoo. Dan kita sangat cocok, dibandingkan pasangan yang lain.”

“Aku tau, mungkin ini terdengar lancang. Aku pernah menghubungimu untuk mengantar sarapan, ya. Kau tidak tau, sebenarnya aku sudah ada disana. Tapi kau sibuk dengan seseorang dan akhirnya kau pergi bersamanya,”

“Kenapa kau tidak menghampiriku?”

“Tidak, aku tidak mau menghampiri seseorang yang sibuk bermesraan dengan gadis lain. Itu hanya membuat hatiku sakit,”

“Apa yang kau katakan Jungwoo? Kau menuduhku berselingkuh, begitu?”

“Kau selingkuh, aku benar bukan?”

“Aku begini karena aku mencintaimu,” jawabnya santai. “Dan agar direstui oleh Ibu, aku melakukan semua ini. Kau tidak perlu marah, ataupun cemburu. Ini hanya sebatas pekerjaan saja,”

“Haruskah aku percaya padamu, kau tak pernah mau jujur kepadaku soal gadis itu. Apakah kau mencintainya?”

“Aku tidak mencintainya,” ujarnya. “Aku hanya mencintaimu, itu kenyataannya.”

Dan dari arah depan ada sebuah mobil yang melaju tak sesuai dengan lajurnya, Mark memutarnya stirnya ke kanan dan hendak memelankan laju mobil namun saat ia merasa aneh.

“Fuck!” makinya, “Si brengsek itu sudah melakukannya lebih cepat dari yang aku duga.”

“Apa maksudmu?!” tanya Jungwoo panik, “Mark! Kenapa kau mengendarai mobilmu seperti ini?!”

Jungwoo mendadak panik saat Mark tidak memelankan laju mobilnya walaupun jalanan memang agak sepi setelah hujan.

“Dengarkan aku, Sayang. Aku tidak tau kita akan selamat atau tidak setelah ini, tapi aku ingin kau tau. Aku hanya mencintaimu, dan aku tidak ingin yang lain. Aku menginginkanmu Kim Jungwoo sebagai partner seumur hidupku,”

“Apa kau ingin mengakhirinya denganku? Mengakhiriku?”

Mark membisikkan sesuatu yang hanya bisa di mengerti oleh Jungwoo.

Hingga dari arah depan ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan juga mengendarainya seperti Orang mabuk.

“Mark!” teriak Jungwoo takut.

Ckit!

Bruk!

Mark tidak bisa mengendalikan laju mobilnya, dan akhirnya mobil itu menabrak pembatas jalan dan berguling-guling sebelum akhirnya menabrak pohon besar di sisi jalan dan berhenti.

Kecelakaan itu tak terelakkan, mobilnya tampak hancur pada bagian depan dan juga bagian samping.

Sebuah mobil berhenti melintas di dekat kecelakaan yang baru saja terjadi, dan sosok tersebut turun dari mobilnya.

“Sesuai dengan perkiraanku,”

Dia berjalan menghampiri mobil yang tampak hancur depan dan belakang. Sosok itu membuka pintu mobil samping, dan melihat isinya yang tampak berantakan dan juga terdapat banyak pecahan kaca dan barang-barang yang berantakan.

“Kau bajingan!” Mark memakinya, “Aku akan membalasmu!”

“Jangan banyak bicara, Mark. Ajalmu sebentar lagi datang padamu, jadi tenang saja sembari menunggu kematianmu yang semakin dekat, okay?”

“Bajingan! Kau tidak akan kulepaskan!”

Pria itu membawa seseorang dari mobil tersebut, dan meninggalkan si pengemudi yang berusaha membebaskan dirinya dengan susah payah.

Pria itu menaruh Jungwoo di kursi mobilnya, dia tidak peduli darah Jungwoo mengotori jok mobilnya.

“Kamu selalu cantik meskipun warna merah kini mendominasimu,”

Dan ia kembali lagi ke mobil yang hancur, ia mengeluarkan pemantik apinya dari saku kemejanya.

“Biarkan kesalahanmu menghilang dengan bantuan api ini, dan kau juga pantas mendapatkannya, Mark.”

Pria itu melemparkan pemantik yang sudah ia nyalakan itu ke aliran oli yang bocor dari tangkinya.

Pria itu kembali ke mobilnya dan memutuskan untuk membawa Jungwoo pergi, dan membiarkan hasil kerjanya meledak dengan indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria itu kembali ke mobilnya dan memutuskan untuk membawa Jungwoo pergi, dan membiarkan hasil kerjanya meledak dengan indah.

✨ To Be Continue ✨

N : Baru update udah meledak aja :)

Kira-kira siapa yang bawa Jungwoo pergi?
Clue : Dia Ganteng :)

Seni adalah ledakan!
- Deidara -

Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Terima kasih kepada kawan-kawan yang sudah memberikan vote dan commentnya💚💚

Drippin' | Markwoo + JaewooWhere stories live. Discover now