Devotion 01 : Past Time

6.6K 832 283
                                    

Tahun demi tahun telah berlalu, Indonesia kini telah menjadi sebuah personifikasi negara yang merdeka

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi dirinya, selain menjadi sebuah personifikasi yang merdeka, bebas dari penjajahan negeri manapun

Rambutnya berkibar diterpa angin, berkilau bagaikan berkas cahaya, tubuhnya yang mungil terbentuk dengan sempurna, sorot matanya yang menawan, mampu membuat siapapun terpesona padanya.

Dialah Nusantara yang agung, personifikasi yang tersohor atas keindahan dan kekayaan luar dalam yang dimiliki secara alami

Indonesia, sang Zamrud Khatulistiwa

Pemuda mungil itu menghela nafas panjang, ketika dia mengingat bahwa sebentar lagi masa vakumnya di PBB akan segera berakhir

Itu berarti, dia akan kembali untuk menghadapi makhluk makhluk sinting sesama personifikasi dan juga organisasinya yang berasal dari berbagai benua, dimana kesabaran dirinya sebagai sebuah negara yang netral harus benar benar diuji

Indonesia stress memikirkannya, namun apalah daya, dia adalah personifikasi, dan ini semua adalah tanggung jawab dan tugasnya

Pikirannya melayang ke memori beberapa tahun lalu, Indonesia memutuskan untuk tidak ikut campur pada konflik dunia yang memanas

Atas perintah dari presiden, Indonesia vakum untuk sementara waktu dari PBB, ketika perang dunia ketiga pecah, antara America dan Iran, perang itu melibatkan banyak negara besar dan juga memakan waktu yang amat lama sekali

Indonesia masih mengingat ekspresi kecewa dari mereka semua, ketika Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan dirinya sebagai negara non-block, dia menarik diri dan memutuskan tidak akan ikut ambil bagian dalam perang

Tolonglah, Indonesia adalah negara netral! dia tidak ingin mengotori tangannya sendiri dengan menumpahkan darah orang orang yang tidak bersalah

Dia hanya ingin rakyatnya aman, hanya itulah satu satunya hal yang ingin dia lakukan sebagai personifikasi dari sebuah negara

Namun, dia juga mengakui kalau 22 tahun vakum dari PBB membuatnya bosan, dia ingin kembali berkumpul dengan teman satu organisasinya lagi, meskipun itu akan membuka kembali luka hatinya yang telah sembuh

Memori ketika dia dibenci seluruh dunia, negaranya nyaris hancur akibat terpecah belah, dikeluarkan sebagai anggota ASEAN, dilecehkan secara fisik dan mental oleh beberapa personifikasi negara adidaya, dan disisihkan selama masa perang.

Tolong, itu akan terasa sangat sakit jika dia mengingat semuanya, Indonesia ingin menghilang saja ketika dia mengingat semua itu.

Indonesia tidak lupa... dan tidak mencoba melupakan.

Dia akan terus mengingat semua ini.

Menorehkan senyuman palsunya, dia akan bertindak seolah dia telah melupakan dan memaafkan mereka.

Indonesia rindu, tapi dia tidak akan melupakan semua yang terjadi...

Tidak hanya itu, dia juga merindukan seorang personifikasi dari asosiasi yang mengasuh mereka selama ini, siapa lagi kalau bukan ASEAN, papa asuh mereka semua...

Matanya menatap hamparan bunga tulip dan melati yang berjajar dengan indah di taman itu, yang seketika mengingatkan dirinya pada sesuatu.

Benua eropa.

Ya, benua eropa, terutama eropa barat, dimana para personifikasinya dahulu merupakan bagian dari kepingan masa lalu Indonesia.

Mereka pernah bersama dalam waktu yang sangat lama, dan melewati pahit dan manisnya kehidupan sebagai personifikasi negara, makhluk semi immortal yang tidak bisa mati kecuali negaranya dihancurkan.

DevotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang