GMD 34

258K 28.1K 1K
                                    

35| Kembalinya Miranda

"Ardan-- ASTAGHFIRULLAH KALIAN NGAPAIN!!"

Ardan langsung bangkit dari tubuh Matahari dan menatap terkejut kepada orang yang berdiri didepan pintu nya.

"Ma-mama?" ucap Ardan terbata.

Miranda mendelik tajam kearah Ardan, dia menyilang kan kedua tangannya didepan dada, lalu melirik ke arah matahari yang sedang menutupi wajahnya dengan bantal. Gawat keciduk calon mertua! Batin Matahari.

"Siapa perempuan itu, Ardan?!" tanya Miranda tajam.

Ardan hendak membuka mulutnya namun suara dari Miranda menghentikan ucapannya.

"Lebih baik kamu berganti pakaian dulu Ar, dan kamu..." Miranda menunjuk Matahari, "kamu ikut saya!" Setelah nya Miranda langsung pergi begitu saja.

Matahari menatap Ardan tajam. Coba saja tadi Ardan tidak aneh-aneh, sudah dipastikan dia tidak akan mendapat masalah seperti ini.

"Yang--"

"Udah cepetan ganti baju! Nanti mama kamu makin marah. Aku kebawah dulu."

Matahari langsung berjalan meninggalkan kamar Ardan. Saat sampai di tangga tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Matahari menarik nafas, guna menegakkan perasaannya. It's oke, Ata!

Matahari mencoba tersenyum saat dia sudah berada didepan Miranda yang sedang duduk disofa sambil memangku Ken. Dari raut wajahnya Miranda sudah tidak semengerikan tadi.

Miranda tersenyum saat menyadari kehadiran Matahari. Lalu dia menyuruh Matahari duduk disofa depannya.

"Sebelumnya, perkenalkan saya Miranda, mamanya Ardan. Saya baru pulang dari perjalanan bisnis di Sydney." ujar Miranda ramah.

Dalam hati Matahari menghela nafas lega mendengar nada ramah Miranda.

"Saya Matahari tante, pengasuhnya Ken." balas Matahari tak kalah ramah.

Namun raut wajah Miranda langsung berubah datar saat Ardan datang menghampiri kami di ruang keluarga.

"Bi inem tolong bawa Ken dulu ya, saya mau ngobrol-ngobrol sebentar."

Bi inem yang berada tak jauh dari mereka langsung mengangguk, "siyap nya!"

Setelah kepergian Bi inem dan Ken, Miranda langsung menatap tajam kearah Ardan dan juga Matahari yang duduk disofa depannya.

"Jadi?" tanya Miranda.

Ardan berdehem pelan lalu menatap mamanya santai.

"Kapan mama pulang?" tanya Ardan balik.

Sedangkan Matahari berdecak didalam hati. Sepertinya Ardan mempunyai kebiasaan 'menjawab pertanyaan dengan pertanyaan baru.'

"Gak usah ngalihin pembicaraan Ar, jawab mama!"

"Mama gak capek baru pulang marah-marah?"

Matahari hanya duduk diam sambil menundukkan kepalanya, dia tidak berani menyela pembicaraan ibu dan anak didepannya. Aura Ardan juga sedikit berbeda sehingga membuat Matahari sedikit takut.

Godaan Mas Duda (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon