GMD 58

212K 21.6K 1.3K
                                    

58|Say, I love you

Ardan menatap lekat Matahari yang berada dihadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ardan menatap lekat Matahari yang berada dihadapannya. Mencoba mengamati reaksi istrinya itu setelah tau tentang keburukan masa lalunya.

Ardan mengernyit saat tidak menemukan reaksi apapun yang ditunjukkan istrinya. Tiba-tiba perasaan Ardan jadi tidak enak. Ardan takut jika matahari akan mempermasalahkan masa lalunya.

Saat pikiran buruk mulai berkumpul di hati Ardan, Matahari menggenggam erat tangan Ardan yang berada di pangkuannya. Ardan sedikit tersentak, lalu dia menatap Matahari yang sedang tersenyum lebar padanya.

"K-kenapa?"

Ardan mengumpat saat dia merasa benar-benar gugup dihadapan Matahari. Jika boleh jujur, ini adalah momen yang selalu dihindari oleh Ardan. Dia tidak ingin matahari mengetahui masa lalunya yang buruk itu. Namun sepertinya keberuntungan tidak berpihak kepada Ardan, nyatanya momen yang begitu dia hindari malah datang begitu cepat. Dan itu membuat jantung nya berdebar kencang. Dia takut Matahari akan meninggalkan nya, karena masa lalunya.

"Kamu yang kenapa mas," ucap Matahari.

Ardan menelan ludahnya gugup, dia mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain untuk menetralisir debaran didadanya.

"Kenapa sih mas? Kamu ngira kalau aku bakal ninggalin kamu setelah tau Masalalu kamu, iya?"

Tepat sasaran. Ardan langsung kembali menatap Matahari.

"Kok kamu tau?"

Matahari memiringkan tubuhnya kearah Ardan. Dia menggenggam erat tangan suaminya, dan menatap mata tajam itu dalam.

"Mas, buang pikiran buruk kamu itu jauh-jauh. Walau bagaimanapun aku gak akan pernah ninggalin kamu, apalagi karena masa lalu. Itu gak akan pernah terjadi. Karena aku tau, itu cuma Masa lalu kamu. Dan sekarang, masa depan kamu adalah aku, Ken dan anak-anak kita nanti."

"Kamu hanya perlu buktiin ke aku kalau kamu yang sekarang udah berubah."

Ardan menatap intens Matahari. Tiba-tiba saja matanya memanas, dia tidak menyangka bahwa Matahari akan berkata seperti itu. Pikirannya sangat berbeda jauh dengan kenyataannya. Dan itu membuat Ardan senang.

"Terimakasih sayang, udah mau menerima aku dan masa laluku."

Matahari menggeleng, "Bukannya itu udah menjadi kewajiban aku ya untuk menerima kamu apa adanya, Dan begitupun sebaliknya."

"Terimakasih, sayang."

"Terimakasih juga mas,"

Godaan Mas Duda (END)Where stories live. Discover now