GMD 55

218K 20.9K 6.1K
                                    

55| Mantan pacar

Setelah mengetahui bahwa bukan Ardan yang kecelakaan, Farhan dan Miranda memutuskan untuk kembali kerumah, karena tadi mereka meninggalkan Ken dirumah bersama dengan pengasuh nya.

Sedangkan Matahari diminta untuk bersama Ardan karena Ardan tidak ingin terjadi kesalahpahaman diantara dirinya dan Matahari.

"Udah magrib mas," ujar Matahari seraya menatap suaminya.

"Kita sholat berjamaah yuk," ajak Ardan. Matahari menggelengkan kepalanya hingga membuat Ardan mengernyit.

"Kenapa?" tanya Ardan.

"Aku sholat di mushola rumah sakit mas, soalnya gak bawa mukena. kalau mas sholat di dalem aja sambil jaga mbak mawar."

"Gak mau ah! Bukan muhrim."

"Halah! Dulu aja sama aku, sampe peluk-peluk."

"Beda yang, kalau sama kamu kan akhirnya menikah, kalau sama dia-- emang kamu mau di madu?" canda Ardan.

Matahari langsung memukul tubuh suaminya kesal.

"Kalau ngomong dijaga! Awas aja kalau sampe beneran. Aku bakal minta pisah!"

Setelah mengatakan itu Matahari langsung meninggalkan Ardan dan berjalan menuju mushola. Ardan yang ditinggal istrinya langsung bergidik dan berucap istighfar dalam hatinya.

Amit-amit jangan sampai jadi kenyataan.

Sesuai perkataan Matahari, Ardan memasuki ruang rawat mawar dan berjalan kearah kamar mandi untuk berwudhu. Setelah selesai wudhu, Ardan menggelar sajadah yang sudah tersedia sesuai arah kiblat. Ardan melaksanakan sholat magrib dengan khusyuk. Dia tidak menyadari bahwa sedari tadi ada orang yang menatapnya dengan kagum. Orang itu tidak lain adalah mawar.

Setau mawar, dulu Ardan adalah anak yang nakal. Jangankan ingat agama, bahkan ingat Orangtua pun tidak. Dia sangat terkejut saat melihat perubahan Ardan yang sangat drastis seperti ini. Apalagi laki-laki itu kini berubah menjadi sosok yang sangat di idam-idamkan oleh kaum hawa. Termasuk mawar juga mengidamkan Ardan.

Setelah melalui tiga rakaat dan salam, Ardan mulai berdoa. Pandangan mawar pun masih tak lepas dari tubuh Ardan. Sampai akhirnya, Setelah Ardan selesai, pandangan keduanya sama-sama terkunci. Tubuh mawar menegang saat mata tajam itu kembali menatapnya seperti dulu.

Ardan mengernyit heran saat mawar terus memperhatikan dirinya. Namun karena tidak ingin ambil pusing, Ardan segera membereskan peralatan shalat dan mengembalikan ketempat nya. Saat ingin keluar dari ruangan mawar, Ardan terhenti karena panggilan perempuan itu.

"Kenapa?" tanya Ardan cepat. Dia benar-benar ingin segera keluar dari ruangan ini.

Mawar mengulas senyum tipis, "Gak ingat sama aku, kah?" tanyanya balik.

Ardan mengernyit, tidak paham dengan arah pembicaraan mawar. Sedangkan mawar kembali mengulas senyumnya. Kini senyum miris yang ia tampakkan.

"Ternyata beneran gak ingat ya? Aku kira dari awal ketemu kamu cuma pura-pura gak ingat, eh ternyata gak ingat beneran." ujar mawar sendu.

Sedangkan Ardan hanya diam ditempatnya. Dia benar-benar tidak paham dengan apa yang mawar katakan.

"Maksud anda?"

"Gak usah formal gitu kali Ar! Dulu aja kamu selalu bicara santai sama aku."

"Sebenarnya apa maksud anda? Saya benar-benar tidak paham! Jangan bertele-tele!"

Godaan Mas Duda (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora