GMD 4

397K 45K 4.7K
                                    

4| Kesalahpahaman sumber ASI

Matahari tercengang mendengar ucapan laki-laki tersebut. Dia menginginkan Matahari menjadi ibu susu untuk anaknya.

What the hell! Benar-benar sinting.

Matahari menatap tajam kearah Ardan, "Maksud bapak apa?"

Ardan menatap heran kearah Matahari, kenapa reaksinya aneh sekali. Untuk wanita yang sudah menyusui harusnya Matahari tidak mengeluarkan reaksi seperti dia belum pernah menyusui.

"Saya menginginkan kamu untuk menyusui anak saya juga. Tenang saja saya akan memberikan kamu uang."

Perkataan Ardan lagi-lagi membuat Matahari tercengang. Jadi laki-laki dihadapannya ini selalu menggunakan uang dan kekuasaan untuk mendapatkan yang mereka mau.

Sekarang Matahari paham apa yang dimaksud laki-laki didepannya ini. Dia mengira bahwa Matahari sudah menyusui karena tadi dia menggendong Ciko dan membawa tas ASI milik Daisy. Astaga.

"Maaf pak seperti nya ada kesalahpahaman disini." ucap Matahari, Ardan menaikkan sebelah alisnya.

"Kalau bapak kira saya sudah menyusui dan punya anak bapak salah paham. Tadi itu keponakan saya, anak kakak saya. Dan ASI yang saya pegang itu milik kakak saya. Dia yang mendonorkan ASI nya setiap Minggu kesini. Bukan saya." jelas Matahari.

Ardan menatap Matahari lekat, entahlah ada perasaan lega didalam hatinya saat mengetahui bahwa Matahari belum menikah.

"Jadi?" tanya Ardan ambigu. Matahari menatap bingung kearah Ardan.

"Kamu masih lajang?"

Matahari mengangguk mantap. Enak saja masih gadis begini dikira udah punya suami. "Iyalah, pacar aja gak punya apalagi suami."

Entah mengapa celetukan Matahari membuat senyuman Ardan mengembang indah.

Matahari sempat terpaku saat melihat senyuman yang teramat menggoda didepannya ini. Untuk sesaat mereka berdua saling terpesona. Hingga deringan ponsel membuat mereka tersadar.

"Halo,"

Ardan menatap Matahari sejenak, lalu kembali fokus dengan ponselnya.

"Baik saya akan segera ke'sana." setelah kematian telpon nya Ardan langsung pamit kepada matahari.

🌻🌻🌻

"Bu Daisy ini pak Ardan, yang membutuhkan donor ASI untuk anaknya."

Daisy menatap laki-laki didepannya, bukankah dia laki-laki yang berbicara dengan adiknya tadi.

"Saya Daisy, pendonor ASI disini pak."

Ardan mengangguk, lalu kembali menatap dokter Shakira. "Apakah anda sudah menjelaskannya dok?"

"Sudah pak, dan ibu Daisy mau mendonorkan juga untuk anak bapak. Untuk selanjutnya kalian bisa membicarakan secara kekeluargaan."

Ardan mengangguk lalu menatap Daisy, "bisakah kita berbicara diluar nyonya?" Daisy mengangguk menyetujui.

Saat ini Daisy dan Ardan berjalan beriringan keluar rumah sakit. Disisi lain Daisy celingukan mencari keberadaan adiknya yang masih tidak terlihat. Saat kakinya tiba di pelataran rumah sakit Daisy bisa melihat adiknya sudah berdiri menyandar di mobil.

Sebelum menghampiri Matahari, Daisy berbicara dengan Ardan dan langsung diangguki oleh sang empu.

"Kamu itu kakak cariin malah udah nangkring aja jadi kang parkir." Omel Daisy. Matahari hanya menyengir lebar mendengar omel'an kakaknya.

"Jangan lupa traktir Boba 1 liter." ucap Matahari mengingat kan. Daisy berdecak menatap adiknya.

"Dasar maniak Boba."

Setelah beberapa menit, mobil mereka terparkir di pelataran kafe yang terkenal dengan menu Boba 1 liternya.

Dengan semangat Matahari berjalan memasuki kafe tersebut, meninggalkan Daisy yang berjalan dibelakangnya.

"Kamu nih tega banget ninggalin kakak." kata Daisy ketika sudah duduk disebelah adiknya. Matahari tersenyum tanpa dosa melihat sang kakak yang kesusahan memangku Ciko yang tertidur dalam dekapan Daisy.

"Mbak," panggil Matahari kepada salah satu pelayan. "Boba 1 liternya 2 ya."

"Udah itu saja kak? Ada yang lain?" Tanya pelayanan itu memastikan.

"Enggak itu aja. Jangan lama-lama ya mbak, saya udah haus." Pelayan tadi mengangguk dan segera undur diri.

"Permisi," Matahari dan Daisy langsung menoleh kearah suara.

Matahari mengernyit kan keningnya heran menatap laki-laki yang berdiri di samping mejanya sedangkan Daisy mengijinkan laki-laki tersebut duduk.

Diakan Ardan laki-laki yang dirumah sakit.

Matahari menatap tajam kearah Daisy, memastikan ada hubungan apakah Daisy dengan laki-laki tersebut. Daisy yang mengerti arti tatapan adiknya langsung menjelaskan.

"Dia Ardan, dia membutuhkan donor ASI dari kakak untuk anaknya. Udah beberapa hari ini anaknya Ardan sulit sekali untuk meminum susu formula. Dan kata dokter susu formula harus di ganti dengan ASI eksklusif. Jadilah disini kakak dan Ardan akan membicarakan tentang pengiriman ASI nya." jelas Daisy, Matahari langsung mengangguk paham.

Matahari langsung tersenyum senang saat pesanannya tiba, dengan cepat dia meminum Boba 1 liternya. Dan segala tingkah Matahari tidak luput dari pengelihatan Ardan.

Bibir Ardan ikut tersenyum saat melihat senyum Matahari. Tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang.

Ardan langsung meraba dadanya. Apakah dia baik-baik saja?

Godaan Mas Duda (END)Where stories live. Discover now