GMD 24

297K 32.9K 2.4K
                                    

24| Gelud diatas ranjang?


Kedua kelopak mata itu mengerjap pelan, saat dia merasakan adanya sebuah gerakan yang mengganggu tidurnya.

"Eungh!"

Matahari menggeliat pelan, namun saat ingin bangkit dari tidurnya, dia merasakan ada sesuatu yang melilit erat tubuhnya. Dahinya mengernyit, lalu menatap sebuah lengan kekar yang melingkari pinggangnya.

1 detik...

2 detik...

3 det--

"ARGH!!"

Matahari langsung menendang tubuh Ardan dengan kuat hingga membuatnya jatuh kelantai.

"Awshh..."

"BAPAK KENAPA PELUK SAYA!"

"KAMU KENAPA NENDANG SAYA!"

Kedua orang itu saling berteriak kencang hingga membuat bayi kecil yang sedang terlelap itu berjengkrit kaget.

Oekk.. Oekk..

"Astaga, Ken!"

Matahari langsung meraih tubuh Ken yang berada disampingnya. Tangisan Ken terdengar sangat keras, Matahari segera bangkit dan menimang-nimang Ken.

Sedangkan Ardan mencoba bangkit dari lantai sambil mengusap-usap punggung dan bokongnya. Masih pagi, namun kekuatan tendangan Matahari sangatlah kencang.

Ardan meringis, tubuhnya seperti mati rasa. Kalian mau tau rasa tendangan Matahari?? Rasanya itu.. Ah Mantap!

Ardan berjalan kesisi kasur dan mencoba menghiraukan tatapan tajam yang dilayangkan Matahari terhadap nya.

Tangisan Ken mulai mereda. Matahari berjalan keluar kamar, dan entah pergi kemana, Ardan tidak peduli. Yang ia pedulikan saat ini adalah kembali tidur.

Saat ingin kembali memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamar dibuka dengan kasar oleh seseorang. Ardan menggeram, siapa orang yang berani-beraninya mengganggu waktu tidurnya. Baru saja ingin mengumpati orang itu, namun langsung dia urungkan.

"Urusan kita belum selesai!" ujar seseorang itu yang tak lain adalah Matahari.

"Saya tidak merasa ada urusan denganmu." jawab Ardan sambil menguap lebar. Jujur saja, saat ini dia benar-benar mengantuk.

Namun, jawaban yang diberikan Ardan membuat Matahari berang. Dengan langkah cepat dia menghampiri Ardan yang hendak memejamkan mata. Dia menarik kaki laki-laki itu hingga tubuh Ardan merosot kebawah hingga berada di ujung kasur.

"Argh!! Lepas. Nanti saya jatuh lagi!" ucap Ardan panik. Tangannya menggenggam erat bedcover saat matahari kembali menarik kakinya.

"Ata, lepas!"

"Gak mau!"

Ardan dengan sekuat tenaga menarik kakinya yang berada di genggaman Matahari, dan.. tentu saja kakinya langsung terlepas. Ardan langsung duduk di tepi kasur, dia melihat matahari yang melotot tidak terima. dengan cepat dia menaiki kasur saat matahari berlari kearahnya.

Godaan Mas Duda (END)Where stories live. Discover now