34. Harus diakhiri dengan benar.

6.8K 1.7K 1K
                                    

"Permisi, Bu. Maaf saya telat masuk, saya baru dari ruang kepala sekolah."

"Iya, masuk Natasha. Minhee dari mana?"

"Kamar mandi Bu, tadi antri."

"Yaudah duduk kalian." Guru fisika kami kembali mengenakan kacamatannya dan membaca materi dari buku panduan guru untuk dijelaskan ke kita semua. "Perhatikan ya anak-anak, materi ini cukup sulit dan pasti keluar pas Ujian nanti!"

"Iya, Buu."

"Baik kita lanjut, jadi, cara gaya mempengaruhi gerakan suatu benda dijelaskan oleh Hukum Gerak Newton II yang menyatakan kalau resultan atau besar total gaya pada suatu benda sama dengan massa benda tersebut dikalikan dengan percepatannya. Atau dalam rumus matematika, ∑F sama dengan m dikali a. Tau kan m dan a itu apa?"

"Tau, Buuu."

"Yang belum tau siapa? Balik ke playgroup aja sana. Enak, sekolah isinya cuman perosotan sama beli es kiko. Jadi wajar kalau nggak ngerti m dan a itu apa."

Murid-murid di kelas gua ketawa karena ada salah satu murid cowok yang angkat tangan karena nggak tau m dan a itu lambang apa. Kenapa ya yang kayak gitu diketawain? Padahal temen cowok gua itu tadi pinter banget di olah raga. Pinter kan nggak selalu di matematika dan fisika...

Chenle memamfaatkan kegaduhan kelas buat hadap ke belakang. "Tadi kenapa di panggil ke ruang kepsek?" Tanyanya. Verin natap gua juga jadinya.

"Ada suatu hal kecil. Yaa, cuman pak kepala sekolah minta guaㅡ"

"Chenle, Natasha! Kalau ngobrol keluar aja!"

"Maaf, Bu." Chenle langsung hadap depan. Gua melakukan hal yang sama.

"Natasha, coba jawab latihan soal 2.4. Baca soalnya yang keras biar temen temen lainnya denger juga."

"Iya, Bu." Gua membaca soal yang dimaksud guru fisika gua. "Sebuah Mobil dengan massa 1.000 kg bergerak dengan kecepatan 72 km/jam, mobil tersebut menabrak pembatas jalan dan berhenti dalam waktu 0,2 sekon. Hitunglah gaya yang bekerja pada mobil tersebut selama tabrakan."

"Ilmuwan teh liat tabrakan bukannya ditolong malah di hitung gayanya ya. Astaghfirullah." Gumam Haruto. Gua tau niatnya bicara pelan. Tapi seluruh orang bahkan seluruh sekolah sampai tukang foto copy depan sekolah juga pasti denger kalau suaranya segede ini.

Semua temen gua ketawa. Sementara gurunya cuman geleng-geleng kepala sambil masang wajah asem. "Ayo Natasha, jawab."

"Jadi m-nya 1.000kg, t = 0,2s, V = 72km/jam = 20 m/s, Vt = 0 m/s"

"Rumus Vt itu V + a × t. Dan, Vt-nta kan 0, jadi 0 = 20 – a × 0,2, terus kalau udah gitu a-nya ketemu = 100 m/s2"

"a-nya menjadi minus a, yang berarti perlambatan. Karena kecepatan mobil berkurang menjadi 0. Jadi, rumus akhirnya, F = m× a, F = 1000 × 100. Jadi F = 100.000 N. Jadi, gaya yang bekerja pada mobil tersebut selama tabrakan adalah 100.000 N."

"GILA nggak bikin coretan dulu loh dia." Yuna tepuk tangan.

"Anyaaa lo pinter banget sih!! Lo harus jadi ilmuwan." Puji Wony.

"Jangan mau jadi ilmuwan, nanti kalo ada orang tabrakan bukannya ditolong malah diitung gayanya, kedalaman lukanya, berapa sisa nafasnya, dan berapa dosa-dosanya lagi." Celetuk Haruto yang lagi-lagi bikin ketawa.

"Udah temen-temen. Jangan berlebihan. Aku tau yang kalian ucapin itu bener semua, tapi aku takut jadi sombong. Karena kata Mba Anna, semakin tua padi, semakin merunduk. Kalau pinter harusnya diam aja. Nggak banyak memamerkan. Karena kalau pamer, jadinya malah tong kosong nyaring bunyinya. Ah, apasih, aku bukannya mau pidato. Hanya mengingatkan. Teman-teman, kalian semua juga pasti pinter kok. Nggak ada yang bodoh di dunia ini. Contohnya Chenle, dia baik dan pinter berbisnis. Makanya kaya raya. Kemudian Wony, Dia pinter banget foto-foto, entah foto pemandangan atau foto selfie, hasilnya selalu bagus. Ada lagi Jisung yang pinter menyembunyikan perasaan. Itu juga kelebihan loh! Dan ada lagi Somi yang pinter acting. Somi dimasa depan pasti jadi artis besar. Terus ada bu guru yang pinter fisika karena dia guru fisika yang artinya harus kuliah fisika. Karena harus kuliah fisika, nggak mungkin semasa sekolahnya beliau tidak pinter fisika. Apa jangan-jangan dari kecil ibu guru udah suka fisika dan selalu berpikir kritis kayak issac newton? Ah udah dulu ya ngobrolnya. Aku takut jamnya bu guru habis. Yaaa, walau aku masih bicara sedikit. Tapikan, kita harus menghargai ibu guru kita. Iya kan?"

When I Hate You | Jaemin [✓]Where stories live. Discover now