29. Do You

6.8K 1.7K 671
                                    

"Ngaca terus dari tadi. Kurang apa sih? udah cantik gitu." Dari pantulan kaca, gua melihat Papa berdiri di ambang pintu kamar gua. Beliau melipat kedua tangannya di depan dada sambil senyum kelihatan gigi yang jelas banget maksudnya kalau itu ngeledekin.

"HSJAJSHSJAJAKSA" Gua mukul mukul pot keramik berwarna putih berisi tanaman kaktus dari Minhee waktu itu pakai gagang sisir. Malu banget kalau Papa kayak gitu. "Papa apasih, aku cuman ngaca biasa. Bukan buat memperbaiki penampilan. Aku tau hari ini harusnya aku cantik cantik pakai make up, tapi aku cuman mau tampil apa adanya. Karena cinta itu dari hati, bukan dari penampilan."

"Pak, temen Natasha udah dateng." Mba Anna tiba-tiba muncul. Hal itu jelas aja membuat jantung gua berdetak dua kali lebih cepat. Ini memang bukan kali pertama pergi sama kak Jaemin, tapi tetap aja ini hari yang indah soalnya kak Jaemin duluan yang ngajak pergi.

"WAAAA!! Mba Anna aku barus ikat rambut apa nggak? Bedakku ketebalan apa nggak? Apa aku harus pakai lipgloss??"

Papa ketawa "Iya. Cinta dari hati iya. Bukan dari penampilan."

Mba Anna dan Papa kompak ngetawain gua. Foto mama di meja gua juga pas lagi senyum lagi. Kalian bertiga pasti sekongkol untuk membully Natasha kan?!

Aaaa, Mama jangan ikutan ngeledek Natasha dong dari surga !!

Papa kemudian pergi menemui kak Jaemin sementara Mba Anna masuk kamar gua. "Mau pakai make up tipis nggak? Mba bisa bantu."

"Mau mauuuu! Natasha suka pakai make up!"

Dan Mba Anna menunjukkan keahlian jari jari lentiknya.

"Mba Anna, hari ini aku boleh nggak memperlakukan Mba Anna kayak Mamaku sendiri?" Tanya gua begitu Mba Anna selesai ngerapihin rambut gua dan mengaplikasikan riasan tipis berupa bedak, maskara dan lipgloss. Gua emang nggak punya banyak alat make up karena gua nggak bisa. Ini punya maskara juga karena dikasih somi. Somi pakai merk yang sama.

Ngomongin Somi, kok tiba-tiba kangen ya? Somi lagi apa ya liburan kayak gini? Semoga apapun yang somi lakukan dan lewati, dia akan selalu senang sepanjang harinya.

"Anya?!" Mba Anna memanggil dengan nada tinggi. Membuat gua sadar kalau barusan ngelamun.

"Eeh, iya iya. Kenapa Mbak?"

"Maksud kamu tadi apa?"

"Ooh, itu, aku cuman mau ngerasain pamit sama Mama pas mau pergi sama cowok. Aku juga mau denger pendapat Mba Anna soal kak Jaemin senagai Mama Natasha. Menurut Mba Anna gimana kalau misalkan Mba Anna itu Mamanya Natasha?"

"Eeeum,, Mba Anna pasti ngijinin. Karena Mba percaya Natasha bakalan dikelilingi orang-orang baik karena Natasha anak yang baik juga."

Gua senyum. Mama pasti bakalan mikir kayak apa yang dipikirkan Mba Anna kan, Ma?

"Udah ayo turun. Pasti udah ditungguin lama. Oh iya, obatnya udah dibawa?"

"Udah dong." Gua menunjukkan pil case ke Mba Anna. Beliau senyum.

"Beneran diminum ya?! Jangan sampai lupa."

"Nggak akan lupa. Janji." Gua menjawab sambil buru-buru keluar karena ini udah cukup lama gua bikin kak Jaemin nunggu.

Dari satu persatu anak tangga yang gua turuni, gua melihat Papa dan Kak Jaemin duduk berhadapan di ruang tamu.

Kak Jaemin pakai celana Jeans dengan warna denim dan kaos putih dengan logo abstrak di bagian dadanya. Cowok itu melengkapi penampilan casualnya dengan memakai topi putih juga.

Mendengar suara derap langkah yang asalnya dari gua, Papa dan Kak jaemin menoleh. Dua laki-laki itu senyum ngeliat gua. Tapi .... senyum itu ... kenapa kelihatan aneh?

When I Hate You | Jaemin [✓]Where stories live. Discover now